Sejarah

2 September 1945: Jepang Menyerah Tanpa Syarat, Perang Dunia II Berakhir

55
×

2 September 1945: Jepang Menyerah Tanpa Syarat, Perang Dunia II Berakhir

Share this article
2 September 1945: Jepang Menyerah Tanpa Syarat, Perang Dunia II Berakhir
Tentara Jepang pada Perang Dunia II (Wikimedia Commons)

NewsRepublik.com, SejarahPerang Dunia II resmi berakhir pada 2 September 1945, setelah Jepang menandatangani dokumen penyerahan tanpa syarat di atas kapal perang Amerika Serikat, USS Missouri, yang berlabuh di Teluk Tokyo. Prosesi bersejarah ini disaksikan langsung oleh 50 jenderal Sekutu serta sejumlah pejabat tinggi dari berbagai negara.

Sesaat setelah dokumen ditandatangani, sebanyak 42 kapal perang Amerika memasuki Teluk Tokyo, mengawal pendaratan 13.000 pasukan AS, demikian dilaporkan BBC, Selasa (2/9/2025).

Panglima Tertinggi Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur, menyampaikan pidato singkat di hadapan delegasi Jepang.

“Harapan tulus saya, dan juga harapan seluruh umat manusia, adalah dari peristiwa khidmat ini lahir dunia yang lebih baik, dunia yang dibangun di atas iman dan pengertian, dunia yang mengutamakan martabat manusia serta mewujudkan cita-cita kebebasan, toleransi, dan keadilan,” ujarnya.

Dalam pidatonya, MacArthur turut menyinggung dampak serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Ia menyebut peristiwa tersebut telah “mengubah konsep tradisional peperangan.” Menurutnya, dunia kini menghadapi kesempatan terakhir untuk membangun sistem internasional yang lebih adil—atau terjerumus ke dalam kehancuran.


Syarat Penyerahan Jepang Usai Perang Dunia II

Ilustrasi Perang Dunia II
Ilustrasi Perang Dunia II (Sumber Wikimedia/ranah publik)

Dalam kesepakatan penyerahan tanpa syarat, Jepang diwajibkan menghentikan seluruh aksi permusuhan, membebaskan tawanan perang, serta tunduk pada ketentuan Deklarasi Potsdam. Kedaulatan Negeri Matahari Terbit itu dibatasi hanya pada empat pulau utama.

Meski Kaisar Hirohito tetap diperkenankan menjabat sebagai kepala negara, perannya dibatasi hanya sebatas simbolis. Jepang juga harus mengakui otoritas penuh Panglima Tertinggi Sekutu yang bertindak sebagai pengendali utama pemerintahan.

Pasukan pendudukan diputuskan akan diperkuat hingga mencapai 500.000 personel. Sejumlah pasukan Inggris yang sebelumnya ditempatkan di kawasan Asia-Pasifik digantikan oleh tentara Amerika Serikat. Sebagian kembali ke tanah air, sementara sisanya ditugaskan mengawasi pelabuhan-pelabuhan strategis yang diserahkan Jepang.

Perdana Menteri Jepang, Pangeran Higashi Kuni, menyerukan rakyatnya untuk menerima syarat tersebut.

“Rakyat Jepang harus menghadapi kekalahan ini dengan berani dan menderita demi mematuhi proklamasi Kaisar,” ujarnya.

Dari Moskow, pemimpin Uni Soviet Josef Stalin menyambut baik penyerahan tanpa syarat Jepang. Sesuai perjanjian, Kepulauan Kuril dan Sakhalin Selatan resmi jatuh ke tangan Soviet.


Latar Belakang Menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II

Kota Hiroshima yang hancur setelah bom atom pertama dijatuhkan oleh Angkatan Udara AS B-29 pada 06 Agustus 1945. Serangan bom atom AS menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 70.000 lebih di Nagasaki. (AFP PHOTO)
Kota Hiroshima yang hancur setelah bom atom pertama dijatuhkan oleh Angkatan Udara AS B-29 pada 06 Agustus 1945. Serangan bom atom AS menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 70.000 lebih di Nagasaki. (AFP PHOTO)

Pada awal Perang Pasifik, Jepang sempat meraih sejumlah kemenangan besar. Serangan mendadak ke Pearl Harbor pada Desember 1941 diikuti dengan pendudukan cepat atas Hong Kong, Burma, Filipina, Malaya, hingga Borneo. Dominasi itu menjadikan Jepang kekuatan utama di Asia Timur dan Pasifik.

Namun, situasi mulai berbalik sejak 1943. Kekalahan telak di Pertempuran Midway dan Guadalcanal melemahkan armada sekaligus posisi strategis Jepang di kawasan. Sejak saat itu, pasukan Sekutu perlahan-lahan menekan mundur kekuatan militer Jepang.

Penderitaan rakyat kian bertambah ketika Tokyo hancur lebur akibat serangan udara Amerika Serikat pada Maret 1945, yang menewaskan puluhan ribu orang.

Puncaknya terjadi pada Agustus 1945. Dua bom atom dijatuhkan di Hiroshima (6 Agustus) dan Nagasaki (9 Agustus), diikuti deklarasi perang Uni Soviet terhadap Jepang pada 8 Agustus. Dalam kondisi terdesak dan tanpa pilihan lain, Jepang akhirnya memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.


Setelah Penyerahan Jepang

Ilustrasi demonstrasi penolakan pangkalan militer AS di Pulau Okinawa
Ilustrasi demonstrasi penolakan pangkalan militer AS di Pulau Okinawa (AFP Photo)

Kaisar Hirohito sempat menawarkan diri untuk menanggung kesalahan atas kejahatan perang yang dilakukan Jepang. Namun, ia tidak pernah diadili. Amerika Serikat justru memanfaatkannya sebagai simbol stabilitas guna mendukung agenda reformasi demokratis yang kemudian mengubah wajah politik Jepang secara fundamental.

Jepang baru memperoleh kembali kedaulatan penuh pada tahun 1952, setelah berlakunya Perjanjian San Francisco. Meski demikian, pulau Okinawa tetap berada di bawah kendali Amerika Serikat hingga 1972. Hingga kini, pangkalan militer AS masih beroperasi di wilayah tersebut sebagai bagian dari aliansi pertahanan kedua negara.