Sejarah

7 Juli 2012: Banjir Bandang Terparah dalam Sejarah Rusia Tewaskan 144 Jiwa

18
×

7 Juli 2012: Banjir Bandang Terparah dalam Sejarah Rusia Tewaskan 144 Jiwa

Share this article
7 Juli 2012: Banjir Bandang Terparah dalam Sejarah Rusia Tewaskan 144 Jiwa
Banjir sedalam 28 cm di beberapa penjuru Rusia. (AFP/RUSSIA INTERIOR MINISTRY)

NewsRepublik.com, Sejarah – Tepat 13 tahun yang lalu, Rusia dilanda cuaca ekstrem. Sejumlah media melaporkan bahwa Pusat Hidrometeorologi mencatat curah hujan setara lima bulan turun hanya dalam semalam di sejumlah wilayah selatan negeri tersebut.

Banjir bandang akibat hujan deras menerjang wilayah Krasnodar, Rusia bagian selatan, dan merenggut 144 korban jiwa,” demikian keterangan otoritas setempat sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu (7/7/2025).

Bencana banjir yang disebut sebagai yang paling mematikan dalam sejarah negara itu terjadi pada malam hari tanggal 7 Juli 2012, tanpa adanya peringatan sebelumnya.

Rekaman televisi menampilkan warga berlarian menyelamatkan diri ke atap rumah.

Presiden Vladimir Putin saat itu langsung meninjau lokasi terdampak dengan helikopter dan menggelar rapat darurat bersama para pejabat di Kota Krymsk, yang menjadi wilayah paling parah terkena dampak banjir.

Mayoritas korban jiwa dilaporkan berasal dari Krymsk dan sekitarnya, kota yang dihuni sekitar 57.000 penduduk. Sementara itu, sembilan korban dilaporkan meninggal dunia di kawasan resor Laut Hitam, Gelendzhik, dan dua lainnya ditemukan tewas di kota pelabuhan Novorossiysk.

Media nasional menayangkan ribuan rumah yang hampir seluruhnya terendam banjir. Polisi menyebut banyak korban merupakan warga lanjut usia yang tengah tertidur saat bencana melanda.

“Rumah kami terendam hingga ke langit-langit,” ujar Lidiya Polinina, seorang pensiunan warga Krymsk, kepada kantor berita Agence France-Presse.

“Kami memecahkan jendela untuk menyelamatkan diri. Saya mengangkat cucu saya yang berusia lima tahun ke atas mobil kami yang hampir tenggelam, lalu kami memanjat ke loteng.”

Puluhan orang dilaporkan hilang, sementara kekhawatiran meningkat bahwa jumlah korban jiwa masih akan bertambah.

Pemerintah pusat mengerahkan tim tanggap darurat dari Moskow menggunakan pesawat dan helikopter.


13.000 Warga Terdampak Banjir

Bencana banjir yang melanda wilayah selatan Rusia turut berdampak pada aktivitas industri strategis. Pengiriman minyak mentah dari pelabuhan Novorossiysk dilaporkan terpaksa dihentikan sementara.

Gubernur wilayah Krasnodar, Alexander Tkachev, melalui akun media sosialnya menyampaikan bahwa situasi di lapangan sangat memprihatinkan. Setelah melakukan peninjauan udara, ia menulis bahwa telah terjadi sesuatu yang “tak terbayangkan” di Krymsk.

Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Itar-Tass, Tkachev menyatakan, “Tak seorang pun mengingat pernah terjadi banjir seperti ini dalam sejarah kita. Dalam 70 tahun terakhir, belum pernah ada kejadian serupa.”

Di media sosial, sejumlah warganet membandingkan kondisi di Krymsk dengan bencana “tsunami.” Tak sedikit pula yang menuding otoritas setempat tidak sepenuhnya transparan dalam menyampaikan informasi terkait bencana tersebut.

Ketua partai oposisi Yabloko, Sergei Mitrokhin, bahkan menyampaikan melalui akun Twitter-nya bahwa aktivis lokal menduga intensitas banjir diperparah oleh pembukaan pintu air di sebuah waduk.

Namun, tuduhan tersebut dibantah tegas oleh pemerintah daerah Krasnodar. Dalam keterangan yang dikutip kantor berita Ria Novosti, tudingan itu disebut sebagai “omong kosong belaka.”

Sementara itu, jalur tol penghubung Krasnodar–Novorossiysk dilaporkan terputus. Sistem transportasi di wilayah terdampak disebut lumpuh total.

Otoritas Krasnodar dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa secara keseluruhan, sebanyak 13.000 warga terdampak bencana. Pemerintah daerah pun menetapkan hari Senin sebagai hari berkabung.


1.000 Personel Penyelamat Dikerahkan Tangani Banjir di Krasnodar

Sebanyak 1.000 personel penyelamat dikerahkan untuk melakukan pencarian korban serta mengevakuasi warga yang selamat dari banjir bandang yang menerjang wilayah selatan Rusia.

Media setempat melaporkan bahwa lebih dari 7.000 anak tengah mengikuti kegiatan perkemahan musim panas di kawasan terdampak. Salah satu lokasi perkemahan bahkan dilaporkan telah dievakuasi.

“Arus air sangat deras. Bahkan lampu lalu lintas ikut padam,” ujar juru bicara kepolisian wilayah, Igor Zhelyabin, kepada kantor berita AFP, seraya menambahkan bahwa proses evakuasi masih terus berlangsung.

Seorang warga bernama Anna Kovalevskaya, yang memiliki kerabat di Krymsk, menyampaikan kepada BBC bahwa keluarganya sama sekali tidak menduga akan terjadi banjir. “Air mulai naik sekitar pukul 02.00 [22.00 GMT Jumat],” ungkapnya.

“Orang-orang berhamburan ke jalan hanya mengenakan pakaian dalam, membungkus anak-anak mereka dengan selimut. Yang sempat diselamatkan hanya paspor,” katanya.

“Tidak ada listrik, toko-toko tutup. Banyak warga kehilangan segalanya dan mengalami kepanikan.”

Curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Krasnodar menyebabkan genangan air setinggi 28 sentimeter (11 inci) dalam waktu semalam. Banyak warga yang terpaksa menyelamatkan diri ke atap rumah atau memanjat pohon.

Sementara itu, operator jaringan pipa minyak Transneft mengonfirmasi bahwa pengiriman minyak mentah dari pelabuhan Novorossiysk telah dihentikan. Namun, infrastruktur utama di pelabuhan disebut tidak mengalami kerusakan akibat cuaca.

“Tentu saja, kami membatasi pengiriman. Pelabuhan berada di dataran rendah kota, dan seluruh material longsoran mengarah ke sana. Saat ini, hujan kembali turun,” ungkap juru bicara Transneft, Vladimir Sidorov, kepada kantor berita Reuters saat itu.