BANGKALAN, Newsrepublik.com – PT Pertamina EP melalui unit Asset 4 memberikan CSR ke SDN Lembung Paseser 1, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Bantuan CSR itu berupa renovasi gedung sekolah, ruang Pojok Baca dan Laboratorium Komputer yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh siswa-siswi di sekolah itu.
Manager Poleng Field PT Pertamina EP Rachmad Dwi Laksono mengungkapkan, pemberian CSR itu merupakan bentuk kepedualiannya terhadap pendidikan, selain sebagai bagian dari rangkaian HUT Ke-15 PT Pertamina EP yang jatuh pada 13 September 2020.
“Ini sebuah bentuk komitmen kami untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi anak-anak Desa khususnya di Desa Lembung Paseser ini,” ujar dia usai peresmian CSRnya di SDN Lembung Paseser, Kamis 10 September 2020.
Rachmad berharap, dengan keberadaan Pojok Baca itu nantinya mampu meningkatkan minat baca siswa SDN Lembung Paseser 1 yang berada di lingkungan Perusahaan Cerdas Bersama Pertamina.
“Dengan begitu, diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan umum anak-anak,” katanya.
Selain itu, dia mengaku, sejak tahun 2019, pihaknya sudah melaksanakan program Mangrove Sister School di SDN Lembung Paseser 1. Siswa-siswi di sana diberikan nilai-nilai edukasi terhadap materi restorasi mangrove dan pemeliharaan terhadap ekosistem di wilayah pesisir.
“Desa Lembung Paseser Memiliki potensi sumberdaya alam pesisir yang lengkap. Keragaman hayati ini perlu dijaga,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala SDN Lembung Paseser 1, Homzah mengaku haru dengan bantuan dari Pertamina EP Asset 4 Field Poleng itu, Sebab menurutnya, sudah lama gedung sekolahnya itu tidak diperbaiki.
“Kondisi sekolah kami rusak, terakhir direnovasi di tahun 2005. Pertamina sudah banyak membantu kami sejak 2019. Terima kasih, Pertamina telah peduli terhadap sekolah kami,” kata dia.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Bambang Budi Mustika mengapresiasi bantuan-bantuan yang diberikan Pertamina EP ke SDN Lembung Paseser 1.
Sebab dia menyadari, bahwa kekuatan APBD Kabupaten Bangkalan saat ini belum mampu memberikan fasilitas pendidikan hingga ke pelosok.
“Ini sangat tepat guna. Komputer-komputer itu bisa dijadikan server, buku-buku juga bisa menjadi media pembelajaran. Terus terang bantuan untuk sekolah belum merata, meski setiap tahun ada program DAK (Dana Alokasi Khusus) namun itu belum cukup, karena kuotanya terbatas,” pungkasnya. (San/kh).
