Kesehatan

Masalah Kesehatan yang Kerap Mengintai Usai Idul Adha, Waspadai Dampaknya

35
×

Masalah Kesehatan yang Kerap Mengintai Usai Idul Adha, Waspadai Dampaknya

Share this article
Masalah Kesehatan yang Kerap Mengintai Usai Idul Adha, Waspadai Dampaknya
Masalah Kesehatan yang Kerap Mengintai Usai Idul Adha, Waspadai Dampaknya

NewsRepublik.com, Kesehatan – Perayaan Idul Adha identik dengan tradisi menyantap hidangan daging kurban, yang menjadi momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun di balik sukacita tersebut, tersembunyi potensi gangguan kesehatan yang kerap luput dari perhatian. Konsumsi daging secara berlebihan dan pola makan tidak seimbang selama masa perayaan dapat memicu berbagai keluhan yang muncul secara perlahan pasca hari raya.

Daging merah yang diolah dengan santan atau digoreng dalam minyak kerap menjadi menu utama. Sayangnya, asupan tinggi lemak dan kolesterol ini berpotensi memicu gangguan pencernaan, kolesterol tinggi, hingga asam urat. Kurangnya asupan serat dan cairan turut memperburuk kondisi, menjadikan sejumlah masalah kesehatan muncul diam-diam setelah perayaan usai.

Mengenali risiko-risiko ini menjadi langkah penting agar masyarakat tetap dapat menikmati suasana Idul Adha tanpa mengorbankan kesehatan. Kesadaran untuk menjaga pola makan seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat merupakan kunci pencegahan yang efektif.


Gangguan Pencernaan

Masalah pencernaan menjadi salah satu keluhan paling umum yang terjadi usai Idul Adha. Asupan makanan tinggi lemak, seperti daging bersantan, diketahui memicu keluhan seperti perut kembung, nyeri, hingga rasa begah. Santan sendiri mengandung lemak jenuh dan karbohidrat fermentatif yang dapat memperlambat proses pencernaan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Tak hanya itu, konsumsi daging merah yang tinggi protein dan lemak menyebabkan lambung bekerja lebih keras. Kondisi ini dapat memicu gangguan seperti dispepsia atau maag, ditandai dengan rasa perih dan tidak nyaman di ulu hati, apalagi jika disertai konsumsi makanan pedas dan berminyak yang meningkat selama perayaan.

Untuk meminimalkan gangguan pencernaan, disarankan membatasi konsumsi santan dan daging berlemak. Menambah asupan serat dari sayur dan buah, serta menjaga kecukupan cairan tubuh, menjadi langkah penting dalam menjaga sistem pencernaan tetap optimal.


Kolesterol Tinggi

Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi risiko lain yang perlu diwaspadai usai mengonsumsi daging merah secara berlebihan. Daging sapi dan kambing, terutama bagian berlemak, mengandung kolesterol dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Jika dikonsumsi tanpa kontrol, dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun stroke.

American Heart Association mencatat bahwa kadar kolesterol tinggi turut berkontribusi terhadap timbulnya hipertensi dan penyakit jantung koroner. Oleh sebab itu, penting untuk membatasi porsi daging, memilih bagian rendah lemak, serta mengimbangi dengan konsumsi sayuran berserat tinggi.

Literatur dalam Muhammadiyah Journal of Geriatric menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi daging merah di atas batas anjuran memiliki kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menjalani pola makan rendah daging atau vegetarian.


Asam Urat

Konsumsi daging merah dan jeroan selama Idul Adha dapat memicu kekambuhan gejala asam urat, khususnya pada individu yang memiliki riwayat penyakit ini. Kandungan purin tinggi dalam daging dan jeroan akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh. Ketika kadarnya berlebih, kristal asam urat dapat menumpuk di persendian dan menyebabkan peradangan serta nyeri hebat, terutama pada jempol kaki.

Penderita asam urat sangat disarankan untuk membatasi asupan daging merah dan menghindari jeroan. Asupan cairan yang cukup juga penting untuk membantu mengeluarkan asam urat melalui urine. Penerapan pola makan rendah purin secara konsisten terbukti efektif dalam mengelola kondisi ini.

Jurnal Nutrients yang berjudul “The Association between Purine-Rich Food Intake and Hyperuricemia” menegaskan bahwa konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah, berisiko meningkatkan kadar asam urat dalam darah.


Dehidrasi

Dehidrasi menjadi masalah kesehatan lain yang kerap tak disadari setelah perayaan Idul Adha. Asupan protein yang tinggi dari daging memerlukan cairan lebih banyak untuk diproses oleh ginjal. Jika tidak diimbangi dengan konsumsi air yang cukup, tubuh dapat mengalami kekurangan cairan, memicu gejala seperti pusing, lemas, mulut kering, hingga sulit berkonsentrasi.

Selain itu, metabolisme protein menghasilkan zat sisa seperti urea yang harus dikeluarkan melalui urine. Kondisi ini membuat kebutuhan cairan meningkat, dan tanpa cukup hidrasi, beban kerja ginjal pun ikut bertambah. Dalam jangka panjang, dehidrasi dapat memengaruhi fungsi ginjal dan memicu gangguan kesehatan lain.

Untuk mencegah dehidrasi, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih selama dan setelah perayaan. Buah-buahan yang kaya air seperti semangka atau melon juga dapat menjadi alternatif sumber cairan yang sehat.


Sembelit

Sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi usai Idul Adha, dipicu oleh konsumsi daging tinggi protein namun rendah serat. Daging merah tidak mengandung serat, dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa diimbangi sayuran atau buah, dapat menyebabkan gangguan buang air besar.

Kekurangan serat membuat pergerakan usus melambat, sehingga tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Minimnya asupan cairan memperparah kondisi ini, karena air berperan penting dalam melunakkan tinja dan memperlancar proses pencernaan.

Pencegahan sembelit dapat dilakukan dengan memastikan konsumsi serat harian terpenuhi melalui sayuran hijau, buah segar, dan biji-bijian. Air putih juga harus cukup dikonsumsi agar sistem pencernaan dapat bekerja dengan baik dan menghindari gangguan buang air besar.