Ekonomi

Pelaku UMKM Hadapi Tantangan Promosi di Media Sosial, Penipuan Jadi Sorotan

30
×

Pelaku UMKM Hadapi Tantangan Promosi di Media Sosial, Penipuan Jadi Sorotan

Share this article
Pelaku UMKM Hadapi Tantangan Promosi di Media Sosial, Penipuan Jadi Sorotan
Pelaku UMKM Hadapi Tantangan Promosi di Media Sosial, Penipuan Jadi Sorotan

NewsRepublik.com, Ekonomi – Ketua Umum Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorinny, mengungkapkan tantangan signifikan yang dihadapi para pelaku usaha dalam memasarkan produk melalui media sosial. Maraknya aksi penipuan menjadi hambatan yang cukup serius dalam proses promosi daring.

Menurut Hermawati, pelaku usaha mikro kini banyak memanfaatkan platform digital seperti Instagram, Facebook, hingga TikTok untuk menjajakan produk dan jasa mereka. Namun, tingginya intensitas penggunaan media sosial juga turut membuka celah bagi oknum tidak bertanggung jawab.

“Kalau dilihat dari aktivitas mereka di Instagram, Facebook, atau TikTok, para pelaku usaha mikro sudah sangat aktif. Namun, sering kali mereka merasa kesulitan karena media sosial juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menyalahgunakannya,” ujar Hermawati saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/6/2025).

Dampak dari praktik tidak etis tersebut dinilai cukup signifikan. Banyak pelaku UMKM yang merasa dirugikan akibat kepercayaan konsumen terhadap transaksi di media sosial menurun.

Hermawati menjelaskan, indikasi akun penjual yang patut dicurigai dapat dikenali melalui sejumlah ciri, seperti kolom komentar yang dinonaktifkan hingga jumlah dan keaslian pengikut yang meragukan.

Konsumen yang paham mungkin bisa mengidentifikasi dari kolom komentar yang kosong, atau follower yang terlihat tidak organik. Tapi bagi konsumen awam, hal-hal seperti ini tidak mudah dikenali. Akibatnya, mereka menjadi antipati dan enggan melakukan transaksi,” jelasnya.


Strategi Promosi UMKM di Media Sosial, WhatsApp Jadi Langkah Awal

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyoroti pentingnya strategi matang bagi pelaku UMKM dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. Menurutnya, pelaku usaha perlu membekali diri dengan pemahaman seputar pemasaran digital, penentuan target pasar, serta metode promosi yang tepat sasaran.

Huda menekankan, langkah awal yang bisa diambil adalah dengan memperkuat jaringan pemasaran melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, sebelum masuk lebih dalam ke ekosistem digital yang lebih luas.

“Ke depan, UMKM harus menyiapkan strategi yang relevan jika ingin terlibat dalam ekosistem digital, termasuk perdagangan daring. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memperluas dan mengembangkan pasar mereka terlebih dahulu lewat WhatsApp,” ujar Huda.


UMKM Perluas Pasar ke Instagram, Facebook, dan TikTok, Pemerintah Diminta Fasilitasi Edukasi

Setelah memperkuat basis pelanggan lewat platform perpesanan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) disarankan untuk mulai merambah ke berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Namun, perlu dibarengi dengan pemahaman yang memadai soal strategi pemasaran digital.

Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menilai bahwa pelaku UMKM perlu dibekali pengetahuan yang tepat agar dapat memanfaatkan media sosial secara optimal. Menurutnya, peran pemerintah juga krusial dalam memfasilitasi pelatihan pemasaran digital.

“Belajar marketing melalui media sosial dari para ahli perlu difasilitasi oleh pemerintah. Hal ini penting untuk membentuk pola pikir yang siap dan adaptif dalam berjualan secara daring,” ungkap Huda.

Ia juga menegaskan pentingnya pemahaman terhadap karakteristik tiap platform digital agar pelaku usaha dapat memilih kanal yang sesuai dengan target pasarnya.

“Setiap platform memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus paham dan bisa menentukan platform mana yang paling relevan dengan produk maupun pasar mereka,” pungkasnya.


UMKM Masih Enggan Pindah ke E-Commerce, Pemerintah Diminta Perkuat Dukungan

Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM, terutama yang berada pada level mikro, masih cenderung memilih media sosial sebagai sarana berjualan dibandingkan platform e-commerce. Padahal, e-commerce dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong perluasan pasar secara digital.

Menurut Huda, diperlukan upaya lebih kuat dari para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha terkait manfaat dan mekanisme penggunaan e-commerce.

“Platform e-commerce sebenarnya sudah cukup membantu, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Masalah infrastruktur yang belum merata hingga ke tingkat mikro masih menjadi penghambat utama,” ujarnya.

Ia menambahkan, proses digitalisasi UMKM membutuhkan pendampingan langsung agar implementasinya lebih efektif. Oleh sebab itu, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan.

“Harus ada pihak yang secara langsung mendampingi UMKM dalam proses go digital, dan itu bukan hal mudah. Maka dari itu, diperlukan sinergi dengan pemerintah daerah agar proses digitalisasi UMKM bisa dieksekusi secara maksimal,” tegas Huda.