Sejarah

12 September 1959: Momen Bersejarah, Uni Soviet Kirimkan Wahana Menuju Bulan

11
×

12 September 1959: Momen Bersejarah, Uni Soviet Kirimkan Wahana Menuju Bulan

Share this article
12 September 1959: Momen Bersejarah, Uni Soviet Kirimkan Wahana Menuju Bulan
Ilustrasi Roket Meluncur. (Dok: WikiImages/Pixabay)

NewsRepublik.com, Sejarah – Pada 12 September 1959, Uni Soviet menorehkan sejarah dengan meluncurkan wahana luar angkasa berbobot 391 kilogram yang dilengkapi peralatan ilmiah untuk menuju Bulan.

Roket yang diberi nama Lunik II itu dirancang menabrak permukaan Bulan pada Minggu, 13 September 1959, tepat pukul 22.01 waktu setempat.

Misi ini menjadi percobaan kedua Negeri Beruang Merah dalam upaya menjelajahi satelit Bumi. Sebelumnya, eksperimen perdana pada 2 Januari 1959 berakhir gagal setelah roket meleset dari jalur dan terus melayang di angkasa, sebagaimana dilaporkan BBC, Jumat (12/9/2025).


Cahaya Kuning di Langit

Ilustrasi Bintang Jatuh
Ilustrasi Bintang Jatuh/https://unsplash.com/Juskeez TIrXot

Peluncuran Lunik II menggunakan roket bertingkat yang harus menembus kecepatan hingga 11,3 kilometer per detik agar bisa keluar dari tarikan gravitasi Bumi. Wahana tersebut dilengkapi instrumen untuk meneliti medan magnet Bumi dan Bulan, sekaligus sabuk radiasi yang menyelimuti planet kita.

Menjelang pukul 19.40 waktu setempat, roket ini sempat tampak dari Bumi ketika melepaskan awan natrium berwarna kuning terang, menyerupai komet buatan yang melintas di angkasa.

Kendati langit Moskow kala itu diselimuti awan, fenomena tersebut tetap berhasil terekam dari dua observatorium di kawasan Kaukasus dan Uzbekistan. Cahaya serupa juga terpantau hingga ke Leiston, Suffolk, Inggris.


Dikaitkan dengan Lawatan Khrushchev

Nikita Khrushchev saat berada di markas besar PBB di New York pada 28 September 1960 (AP)
Nikita Khrushchev saat berada di markas besar PBB di New York pada 28 September 1960 (AP)

Peluncuran Lunik II terjadi hanya beberapa hari sebelum pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, dijadwalkan berkunjung ke Washington. Momentum tersebut memunculkan dugaan bahwa misi ke Bulan ini sekaligus dimanfaatkan sebagai unjuk kekuatan teknologi Moskow di hadapan Amerika Serikat.

Perangkat ilmiah ditempatkan dalam bola berisi gas di bagian depan roket, dirancang rapat agar tidak mencemari atmosfer Bulan. Di dalam wadah itu juga disisipkan lambang palu-arit serta tulisan “September 1959” sebagai penanda sejarah.

Menurut penjelasan ilmuwan di Moskow, pendaratan pada jarak 381 ribu kilometer dari Bumi itu mustahil dipantau secara langsung. Namun, hilangnya sinyal radio akan menjadi bukti bahwa wahana telah mencapai permukaan Bulan. Target lokasi pendaratan diarahkan ke kawasan cekungan luas yang dikenal dengan nama Laut Ketenangan, Laut Kesejukan, dan Laut Uap.


Sukses Menghantam Bulan

Ilustrasi Teleskop Credit: pexels.com/James
Ilustrasi Teleskop Credit: pexels.com/James

Lunik II akhirnya mencapai sasarannya 36 jam setelah diluncurkan. Wahana itu menghantam permukaan Bulan pada pukul 22.02.24, hanya terpaut satu menit dari jadwal yang telah ditetapkan. Sesaat setelah tabrakan, pemancar radio di dalamnya langsung terhenti.

Momen bersejarah tersebut disambut antusias warga Moskow. Ribuan orang memadati Planetarium untuk menyaksikannya melalui teleskop. Profesor Alexander Topchiev dari Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet menegaskan, meskipun Uni Soviet sukses menorehkan capaian besar, negaranya tidak berniat mengklaim wilayah di Bulan.

Topchiev juga menekankan bahwa keberhasilan ini menjadi pijakan penting menuju misi berawak ke Bulan, meski tantangan teknis masih amat besar. Dua tahun kemudian, pada 12 April 1961, dunia kembali tercatat dalam sejarah ketika kosmonot Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang berhasil menembus luar angkasa.