Sejarah

17 Juni 1631: Wafatnya Mumtaz Mahal, Kisah Pilu di Balik Megahnya Taj Mahal

6
×

17 Juni 1631: Wafatnya Mumtaz Mahal, Kisah Pilu di Balik Megahnya Taj Mahal

Share this article
17 Juni 1631: Wafatnya Mumtaz Mahal, Kisah Pilu di Balik Megahnya Taj Mahal
17 Juni 1631: Wafatnya Mumtaz Mahal, Kisah Pilu di Balik Megahnya Taj Mahal

NewsRepublik.com, Sejarah – Tepat hari ini, 17 Juni, 394 tahun lalu, dunia menyaksikan awal dari terciptanya sebuah mahakarya arsitektur yang kelak dikenal sebagai Taj Mahal, simbol abadi cinta yang mendunia.

Mumtaz Mahal, permaisuri tercinta Kaisar Mughal Shah Jahan, mengembuskan napas terakhir pada 17 Juni 1631. Kepergiannya yang mendalam meninggalkan luka di hati sang kaisar, yang kemudian menghabiskan dua dekade untuk membangun monumen pemakaman megah—Taj Mahal—di Agra, India.

Shah Jahan, yang lahir pada 1592 di Lahore kini bagian dari Pakistan—adalah Pangeran Shihab-ud-din Muhammad Khurram, putra dari Kaisar Jehangir dan cucu dari Akbar the Great. Nama Khurram, yang berarti “penuh kegembiraan”, diberikan oleh sang kakek, Akbar.

Dikenal sebagai pemimpin militer andal dan juga sosok dengan selera arsitektur tinggi, Shah Jahan mendapatkan julukan “Pembangun Keajaiban” atas kontribusinya dalam mendirikan bangunan-bangunan monumental.


Cinta Pertama di Bazar Meena

Takdir mempertemukan Shah Jahan dengan Arjumand Banu Begum, seorang gadis keturunan bangsawan Persia, pada 1607. Saat itu, sang pangeran yang baru berusia 14 tahun tengah mengunjungi Bazar Meena, sebuah pasar tahunan yang digelar oleh para wanita istana di Agra.

Di sanalah ia melihat Arjumand yang menjual sutra dan manik-manik kaca. Pertemuan singkat itu menjadi awal kisah cinta yang legendaris. Lima tahun berselang, keduanya menikah pada tanggal yang ditentukan oleh para astrolog istana.

Setelah naik takhta pada 1628, Shah Jahan menganugerahi istrinya gelar “Mumtaz Mahal“, yang berarti “Permata Istana”. Meskipun memiliki istri lain, catatan sejarah mencatat bahwa kasih sayangnya kepada Mumtaz jauh lebih besar dibandingkan kepada istri-istri lainnya.

Ia kerap membawa sang permaisuri dalam ekspedisi militer, menunjukkan kedekatan yang tak biasa antara kaisar dan permaisurinya.


Tragedi Saat Melahirkan

Namun kebahagiaan itu berakhir tragis. Pada 1631, saat melahirkan anak ke-14 mereka, Mumtaz Mahal mengalami komplikasi dan meninggal dunia di usia 38 tahun.

Kesedihan mendalam membuat Shah Jahan menetapkan masa berkabung nasional selama dua tahun. Tak lama berselang, ia memulai pembangunan monumen penghormatan terbesar untuk mengenang cinta sejatinya.


22 Tahun Membangun Taj Mahal

Pembangunan Taj Mahal memakan waktu 22 tahun dan melibatkan sekitar 20 ribu pekerja. Biaya pembangunannya diperkirakan mencapai 32 juta rupee kala itu—setara hampir Rp15 triliun saat ini.

Marmer putih yang digunakan diimpor dari berbagai daerah seperti Rajasthan, Punjab, hingga dari luar negeri seperti Tiongkok, Afghanistan, Tibet, Sri Lanka, dan Arab. Tak kurang dari 1.000 gajah dikerahkan untuk mengangkut bahan bangunan tersebut.

Sebanyak 28 jenis batu permata dan semi mulia digunakan untuk mempercantik ukiran-ukiran di Taj Mahal. Keindahan bangunan ini terlihat berbeda seiring perubahan cahaya sepanjang hari.

Diakui Dunia, Disematkan Sebagai Keajaiban Dunia

Taj Mahal kini menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO dan masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia. Setiap tahun, monumen ini menarik jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Penyair Inggris, Edwin Arnold, menyebut Taj Mahal sebagai “bukan sekadar arsitektur, melainkan simbol cinta abadi yang dipahat dalam batu”.

Shah Jahan sendiri wafat pada 1666 dalam usia 74 tahun. Ia dimakamkan di sisi sang istri, di dalam Taj Mahal.

Selain Taj Mahal, warisan arsitektur lain dari Shah Jahan antara lain Benteng Merah Delhi (Red Fort), Masjid Jama Delhi, Benteng Agra, Masjid Wazir Khan, dan Masjid Moti di Lahore, Pakistan.

Momen Ikonik Lady Diana

Nama Taj Mahal kembali menjadi sorotan dunia pada 1992, ketika Putri Diana mengunjungi situs tersebut. Kala itu, ia dan Pangeran Charles tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke India.

Namun, dalam kunjungan itu, Diana terlihat duduk sendirian di depan monumen cinta tersebut, di bangku yang kini dikenal sebagai “Lady Di‘s Chair”. Ketidakhadiran Charles kala itu menambah sorotan publik, mengingat rumor keretakan rumah tangga mereka tengah ramai diperbincangkan.

Tak lama setelah kunjungan tersebut, pasangan kerajaan Inggris itu resmi berpisah, menjadikan momen di depan Taj Mahal sebagai simbol perpisahan yang menyayat hati.