NewsRepublik.com, Sejarah – Peristiwa tragis di sebuah acara keagamaan di India menewaskan sedikitnya 121 orang pada 2 Juli 2024, tepat setahun yang lalu. Insiden tersebut terjadi di Distrik Hathras, negara bagian Uttar Pradesh, saat digelarnya sebuah satsang atau pertemuan keagamaan Hindu, demikian dilaporkan otoritas setempat seperti dikutip dari BBC, Rabu (2/7/2025).
Korban yang tewas dalam insiden tersebut sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Para penyintas menceritakan bagaimana kekacauan terjadi ketika jemaah mulai meninggalkan lokasi acara yang berlokasi di Desa Phulrai.
Belum diketahui secara pasti pemicu utama terjadinya insiden tersebut. Namun, sejumlah saksi mata menyebut pintu keluar yang sempit dan badai debu yang mendadak muncul memicu kepanikan massal. Hal itu menyebabkan banyak orang terjatuh dan terinjak-injak.
“Semuanya tampak baik-baik saja, hingga tiba-tiba terdengar teriakan dan orang-orang mulai saling bertabrakan,” ujar salah satu saksi mata kepada BBC. “Banyak yang terinjak-injak. Saya hanya beruntung bisa selamat.”
Hal senada disampaikan seorang perempuan bernama Shakuntala kepada kantor berita Press Trust of India (PTI). “Saat khotbah selesai, semua orang berlarian keluar. Banyak yang jatuh ke selokan di pinggir jalan. Mereka saling bertumpukan dan sebagian tertimpa reruntuhan hingga meninggal dunia,” tuturnya.
Kepala petugas medis dari distrik tetangga Etah, Umesh Kumar Tripathi, menyebut sedikitnya tiga anak turut menjadi korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sementara itu, juru bicara kepolisian Uttar Pradesh menyatakan bahwa butuh waktu berjam-jam untuk mengonfirmasi jumlah korban secara pasti.
Sejumlah gambar dan video memilukan dari lokasi kejadian menyebar luas di media sosial. Beberapa rekaman menunjukkan korban luka dievakuasi menggunakan truk pikap, tuk tuk, hingga sepeda motor untuk dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jasad Tergeletak, Ambulans Terbatas: Potret Pilu Tragedi Hathras
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4381593/original/031252800_1680509756-Thumbnail_Liputan6.com-3.jpg)
Sebuah rekaman video yang disaksikan oleh BBC memperlihatkan jasad para korban tergeletak di pintu masuk rumah sakit setempat, sementara para kerabat menangis dan memohon pertolongan.
“Kecelakaan sebesar ini terjadi, tetapi tak satu pun pejabat senior terlihat hadir di lokasi,” ujar seorang kerabat dalam rekaman video lain. “Di mana para petugas dan pihak administrasi?”
Pihak berwenang menyatakan bahwa lokasi kejadian dipadati oleh massa, dan sebuah komite tingkat tinggi telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut. “Fokus utama kami saat ini adalah memberikan segala bentuk bantuan yang mungkin bagi para korban luka dan keluarga yang terdampak,” kata Kumar, salah satu pejabat yang menangani peristiwa tersebut.
Sementara itu, dalam video yang dibagikan kantor berita Press Trust of India (PTI), tampak para korban luka dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Pejabat Satya Prakash dari distrik Etah mengatakan bahwa proses otopsi tengah berlangsung dan penyelidikan atas tragedi ini masih berjalan.
Di Hathras, suasana penuh duka menyelimuti rumah sakit setempat. Tangisan keluarga korban menggema di lorong-lorong, banyak di antaranya masih mencari anggota keluarga yang belum ditemukan. Beberapa jenazah dilaporkan belum diambil oleh pihak keluarga.
Minimnya armada ambulans memperparah situasi. Setiap ambulans disebut membawa dua hingga tiga jenazah sekaligus. Kota kecil ini pun larut dalam suasana duka mendalam dan keputusasaan.
Insiden serupa bukanlah hal baru dalam penyelenggaraan acara keagamaan di India, yang kerap dihadiri oleh massa dalam jumlah besar di ruang-ruang sempit, dengan minimnya penerapan protokol keselamatan.
Tragedi di acara keagamaan sebelumnya juga pernah terjadi. Pada tahun 2018, sekitar 60 orang tewas saat sebuah kereta api menabrak kerumunan massa yang tengah menyaksikan perayaan festival Dusshera. Sedangkan pada 2013, insiden desak-desakan di sebuah festival Hindu di negara bagian Madhya Pradesh menewaskan sedikitnya 115 orang.