NewsRepublik.com, Sejarah – Sedikitnya 30 orang meninggal ketika kapal pesiar Marchioness yang tengah dipadati anak muda pesta bertabrakan dengan kapal kargo Bowbelle di Sungai Thames, London, Inggris, pada dini hari Minggu, 20 Agustus 1989.
Jumlah korban kemudian dipastikan mencapai 51 orang.
Kedua kapal sama-sama bergerak menuruni aliran sungai menuju Jembatan Southwark saat peristiwa terjadi.
Pemilik Marchioness menyebut kapal pesiar berbobot 90 ton itu dihantam Bowbelle, kapal pengeruk seberat 2.000 ton, hingga terdorong tepat ke jalurnya, dikutip dari BBC, Rabu (20/8/2025).
“Bowbelle kemudian menabrak dan menindih kapal pesiar itu, memaksanya tenggelam seperti sepeda yang dilindas truk,” ungkap pernyataan pemilik kapal.
Kapten serta wakil kapten Bowbelle ditahan polisi usai kejadian. Sementara di antara korban hilang terdapat kapten Marchioness dan seorang bankir kota yang menyewa kapal tersebut untuk pesta ulang tahun.
Polisi menggunakan kapal lain dalam pencarian korban yang tercebur ke sungai. Penyelam terus menelusuri dek bawah, lokasi yang diyakini masih terdapat lebih banyak jenazah.
Mayoritas penumpang Marchioness merupakan pemuda berusia sekitar 20-an. Seorang saksi, Rob Elliott, yang berada di kapal pesta lain, menceritakan kekacauan yang terjadi.
“Kami semua berteriak kepada pengemudi untuk memundurkan kapal supaya bisa menolong beberapa orang, dan dia melakukannya. Kami kembali dan beberapa orang langsung melompat ke air, menarik mereka naik ke kapal kami,” ujarnya.
Hingga kini, 89 orang berhasil diselamatkan dan beberapa sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan.
Dampak dan Proses Hukum

Kasus tabrakan tragis ini berbuntut panjang. Pada 1991, nakhoda Bowbelle, Douglas Henderson, dibebaskan dalam persidangan.
Namun, pada April 1995, juri mengeluarkan putusan pembunuhan melanggar hukum dalam sidang inquest bagi para korban yang tenggelam.
Keluarga korban kemudian menggelar kampanye lebih dari satu dekade menuntut penyelidikan publik. Penyelidikan resmi baru dimulai pada tahun 2000.
Laporan yang dirilis pada 2001 menyoroti kelalaian Henderson karena tidak menempatkan pengawas secara memadai. Meski demikian, Badan Maritim dan Penjaga Pantai Inggris tetap mengizinkan Henderson mempertahankan sertifikat nakhodanya.
Sebagai salah satu rekomendasi dari laporan tersebut, layanan penyelamatan perahu di Sungai Thames akhirnya diluncurkan pada 2002, menjadi yang pertama kali hadir di sungai yang membelah Kota London itu.












