Sejarah

23 September 1952: “Checkers Speech” Richard Nixon, dari Skandal Dana Politik hingga Penyelamat Karier

9
×

23 September 1952: “Checkers Speech” Richard Nixon, dari Skandal Dana Politik hingga Penyelamat Karier

Share this article
23 September 1952: “Checkers Speech” Nixon, dari Skandal Dana Politik hingga Penyelamat Karier
Richard Nixon (unsplash)

NewsRepublik.com, Sejarah – Pada 23 September 1952 pukul 18.30 waktu setempat, publik Amerika Serikat menyaksikan Senator Richard Nixon tampil di layar kaca nasional untuk menangkis tuduhan serius terkait penerimaan dana politik ilegal.

Pidato tersebut kemudian dikenal sebagai Checkers Speech, dan hingga kini dianggap sebagai salah satu orasi politik paling berpengaruh dalam sejarah Negeri Paman Sam.

Saat itu, Nixon yang masih berstatus calon wakil presiden dari Partai Republik, dituding menerima dana tak sah senilai USD 18.000 atau sekitar Rp297 juta.

Alih-alih memberikan penjelasan teknis, Nixon memilih pendekatan emosional. Ia membuka secara gamblang kondisi finansial keluarganya, menghadirkan sang istri Pat Nixon di studio, dan menuturkan kisah tentang seekor anjing kecil jenis cocker spaniel hitam-putih bernama Checkers.

“Anak-anak kami sangat menyukai anjing itu. Dan saya ingin mengatakan sekarang, apa pun yang orang katakan tentangnya, kami akan tetap memeliharanya,” ujar Nixon.

Cerita mengenai Checkers menjadi titik balik yang menyentuh hati masyarakat. Nixon juga menegaskan bahwa keluarganya hidup sederhana. Ia bahkan menyebut sang istri hanya memiliki mantel kain murah, bukan mantel bulu yang mewah.

Dengan menatap langsung ke kamera, Nixon memaparkan detail tabungan, aset, hingga utang keluarganya, sembari menegaskan bahwa dirinya tidak menutupi apa pun.

Pidato itu bukan sekadar klarifikasi, melainkan contoh strategi komunikasi politik baru di era televisi. Nixon berbicara dengan bahasa sederhana, penuh pertanyaan retoris, seolah-olah sedang bercakap langsung dengan rakyat di ruang tamu mereka.

Respon publik pun berbalik mendukung. Presiden Dwight D. Eisenhower akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan Nixon sebagai pasangan calon wakil presidennya.