NewsRepublik.com, Sejarah – NASA meluncurkan pesawat antariksa Mars Observer pada 25 September 1992. Misi ambisius itu dirancang untuk menyingkap lebih jauh rahasia planet merah, mulai dari permukaan, atmosfer, iklim, hingga medan magnet Mars.
Sayangnya, misi tersebut tidak pernah mencapai garis akhir. Kontak dengan wahana antariksa terputus pada 21 Agustus 1993, hanya tiga hari sebelum dijadwalkan memasuki orbit Mars, sebagaimana dilaporkan EDN, Kamis (25/9/2025).
Selama masa krisis, tim pengendali NASA sempat berupaya keras. Instruksi dikirim setiap 20 menit dengan harapan pesawat bisa kembali ke jalur. Namun, tak satu pun sinyal balasan diterima.
Investigasi mengarah pada dugaan kerusakan sistem propelan. Gangguan itu diyakini membuat wahana seberat 1.018 kilogram tersebut tak lagi terkendali hingga akhirnya hilang tanpa jejak.
Spesifikasi Mars Observer

Mars Observer dirancang sebagai satelit pemetaan berteknologi tinggi dengan kemampuan mengambil citra permukaan Mars secara detail. Selain itu, wahana ini juga ditujukan untuk meneliti atmosfer, kondisi iklim, hingga medan magnet planet merah.
Menurut laman resmi NASA, Kamis (25/9/2025), berikut rincian spesifikasi Mars Observer:
- Jenis misi: Orbiter
- Bobot: 2.244 pound (1.018 kilogram)
- Roket peluncur: Titan III (CT-4)
- Lokasi peluncuran: Cape Canaveral, Florida
- Tujuan utama: Menghasilkan foto resolusi tinggi dan melakukan pemetaan kondisi Mars
Untuk menunjang misinya, wahana antariksa ini dilengkapi beragam instrumen ilmiah, di antaranya:
- Kamera Mars Observer (MOC)
- Spektrometer Emisi Termal (TES)
- Radiometer Inframerah Tekanan Modulator (PMIRR)
- Altimeter Laser Mars Observer (MOLA)
- Magnetometer/Reflektometer Elektron (MAG/ER)
- Spektrometer Sinar Gamma (GRS)
- Eksperimen Ilmu Radio (RS)
- Penerima Relai Balon Mars (MBR)
Akhir Misi Mars Observer
Mars Observer sejatinya diproyeksikan sebagai salah satu langkah penting dalam sejarah eksplorasi Mars. Namun, rencana besar itu harus berakhir prematur. Komunikasi terakhir tercatat pada 22 Agustus 1993, hanya beberapa hari sebelum wahana tersebut seharusnya memasuki orbit.
Kegagalan ini kemudian dikenang sebagai salah satu peristiwa paling mengecewakan dalam catatan perjalanan NASA menjelajahi planet merah.