Sejarah

29 Juni 1995: Tragedi Runtuhnya Sampoong Department Store, Tewaskan 502 Orang di Korea Selatan

2
×

29 Juni 1995: Tragedi Runtuhnya Sampoong Department Store, Tewaskan 502 Orang di Korea Selatan

Share this article
29 Juni 1995: Tragedi Runtuhnya Sampoong Department Store, Tewaskan 502 Orang di Korea Selatan
29 Juni 1995: Tragedi Runtuhnya Sampoong Department Store, Tewaskan 502 Orang di Korea Selatan

NewsRepublik.com, Sejarah – Hari itu, awal musim panas yang terik baru saja berlalu ketika dentuman keras menggema di kawasan Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Setengah bangunan Sampoong Department Store—kompleks pertokoan ikonik berwarna merah muda yang berdiri megah di jantung Distrik Seocho—tiba-tiba runtuh, menyisakan puing-puing, debu, dan kepanikan.

Peristiwa memilukan yang terjadi pada 29 Juni 1995 itu merenggut nyawa 502 orang dan melukai 937 lainnya. Mengutip Korea Herald, Sabtu (26/6/2025), tragedi ini menjadi bencana dengan jumlah korban jiwa terbanyak dalam masa damai di Korea Selatan—rekor kelam yang hingga kini belum terpecahkan.

Runtuhnya Sampoong Department Store terjadi hanya delapan bulan setelah insiden ambruknya Jembatan Seongsu, yang menewaskan 32 orang dan melukai 17 lainnya. Dua tragedi besar ini mengguncang kesadaran publik dan meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat Korea.

Musibah tersebut menjadi pengingat pahit tentang konsekuensi dari budaya kerja yang menuntut kesempurnaan dan kecepatan, serta ambisi besar Korea Selatan dalam membangun kembali negaranya dari keterpurukan pascaperang.


Kronologi Runtuhnya Sampoong Department Store

Mengutip laman Britannica, tragedi Sampoong Department Store bermula pada 29 Juni 1995. Ketika itu, retakan mulai terlihat di langit-langit lantai lima pusat perbelanjaan tersebut. Alih-alih mengambil tindakan evakuasi, pihak manajemen justru hanya menutup area yang terdampak.

Gedung saat itu tengah dipadati pengunjung. Pihak manajemen enggan mengosongkan seluruh bangunan karena khawatir merugi. Menjelang waktu makan siang, retakan semakin melebar dan langit-langit lantai empat mulai melengkung ke bawah, memaksa penutupan lantai atas secara terbatas.

Alarm baru dibunyikan pada pukul 17.50 waktu setempat. Hanya berselang beberapa menit, atap gedung ambruk, tiang-tiang penyangga runtuh, dan dalam hitungan kurang dari 20 detik, sebagian besar struktur lima lantai tersebut roboh hingga menimpa basement. Ratusan pembeli dan karyawan dilaporkan terjebak di dalamnya.

Berkat respon cepat tim penyelamat, ratusan orang berhasil dievakuasi dari puing-puing reruntuhan. Korban terakhir ditemukan dalam kondisi selamat setelah 17 hari upaya pencarian.

Awalnya, publik menduga bencana ini disebabkan oleh kebocoran gas atau serangan teroris. Namun hasil investigasi mengungkap bahwa penyebab utama runtuhnya bangunan adalah kelebihan beban, penggunaan beton berkualitas rendah, serta pelanggaran serius dalam konstruksi.

Pemilik perusahaan, Lee Joon, divonis tujuh setengah tahun penjara, bersama putranya, Lee Han-Sang, serta sejumlah pejabat kota yang terbukti menerima suap demi meloloskan izin pembangunan.

Tragedi Sampoong menjadi titik balik dalam regulasi konstruksi di Korea Selatan. Pemerintah meningkatkan standar bangunan dan memperketat penegakan kode keselamatan. Banyak bangunan di ibu kota akhirnya dikaji ulang, dibongkar, dan dibangun kembali.

Kini, di bekas lokasi berdirinya Sampoong Department Store, telah dibangun kompleks apartemen mewah sebagai pengganti.