NewsRepublik.com, Sejarah – Sebuah pesawat asal Rusia mengalami kecelakaan di wilayah padang rumput berhutan di Siberia dan terbakar usai gagal melakukan pendaratan di kota Irkutsk pada hari ini, 24 tahun silam. Seluruh 145 orang di dalam pesawat dilaporkan meninggal dunia.
Otoritas penerbangan saat itu mengkonfirmasi tengah melakukan pemeriksaan terhadap dua unit perekam data penerbangan (black box) dari pesawat jet jenis Tu-154, sebagaimana disampaikan oleh juru bicara Kementerian Situasi Darurat, Vasily Yurchuk, pada 4 Juli 2021 seperti dikutip dari ABC News.
Dalam keterangan terpisah, juru bicara lainnya menyatakan bahwa sebanyak 143 jenazah atau bagian tubuh korban telah berhasil ditemukan dari lokasi jatuhnya pesawat.
Menteri Situasi Darurat Rusia, Sergei Shoigu, yang langsung menuju lokasi kejadian, mengungkapkan bahwa ketiga mesin pesawat diduga mati secara bersamaan karena penyebab yang belum diketahui. Hal tersebut disampaikan dalam laporan televisi nasional Rusia.
“Sulit untuk memahami bagaimana hal ini bisa terjadi… jika mengacu pada pengetahuan dasar aerodinamika. Ini merupakan kecelakaan yang sangat tidak biasa,” ujar Shoigu kepada awak media di lokasi kejadian, yang dipenuhi puing-puing badan pesawat yang masih mengepulkan asap. Ia menambahkan bahwa pesawat berada di ketinggian 2.800 kaki sebelum tiba-tiba berputar 180 derajat dan jatuh.
Pencarian Indikasi Bahan Peledak
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3893979/original/072431600_1641274397-pascal-meier-UYiesSO4FiM-unsplash.jpg)
Petugas keamanan tidak menutup kemungkinan adanya aksi terorisme dalam insiden ini dan tengah melakukan pencarian terhadap indikasi keberadaan bahan peledak, demikian dilaporkan kantor berita Interfax.
“Pesawat yang telah beroperasi selama 15 tahun tersebut, milik maskapai Vladivostokavia, jatuh sekitar 18 mil dari kota Irkutsk, yang berjarak kurang lebih 2.600 mil sebelah timur Moskow. Lokasi kejadian berada di antara Irkutsk dan Danau Baikal yang luas. Tidak terdapat laporan korban di darat. Pesawat itu mengangkut 136 penumpang serta sembilan awak,” ungkap Vasily Yurchuk, juru bicara Kementerian Situasi Darurat.
Meski demikian, sejumlah pejabat menyatakan jumlah penumpang kemungkinan lebih tinggi, mengingat praktik maskapai Rusia yang kerap mengizinkan penumpang tanpa tiket resmi. Wakil manajer Vladivostokavia, Vladimir Rabezhin, menyebutkan terdapat 12 warga asing di dalam pesawat, yang diduga berasal dari Tiongkok, sebagaimana dikutip oleh ITAR-Tass.
Saat itu, daftar penumpang belum dirilis ke publik.
Sementara itu, keluarga dan kerabat para penumpang menjalani malam penuh duka dan kesedihan di bandara Yekaterinburg dan Vladivostok. Usai mendengar pengumuman bahwa tidak ada korban selamat, sebagian dari mereka memilih kembali ke rumah atau langsung terbang ke Irkutsk guna melakukan identifikasi jenazah. Maskapai menjanjikan kompensasi asuransi sebesar 414 dolar Amerika Serikat kepada keluarga korban, menurut laporan Interfax.