Internasional

Donald Trump Klaim Hamas Siap Capai Gencatan Senjata dengan Israel

56
×

Donald Trump Klaim Hamas Siap Capai Gencatan Senjata dengan Israel

Share this article
Donald Trump Klaim Hamas Siap Capai Gencatan Senjata dengan Israel
Presiden Donald Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Biru Gedung Putih, Senin (7/7/2025), di Washington DC, Amerika Serikat.

NewsRepublik.com, Internasional – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim bahwa kelompok Hamas menunjukkan keinginan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Jalur Gaza melalui kesepakatan gencatan senjata. Hal ini disampaikan Trump usai menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam jamuan makan malam di Gedung Putih, Senin (7/6) waktu setempat.

Kunjungan Netanyahu kali ini merupakan yang ketiga sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS. Pertemuan tersebut berlangsung di tengah upaya Washington memanfaatkan momentum meredanya ketegangan usai gencatan senjata antara Israel dan Iran.

“Saya rasa tidak ada hambatan besar. Semuanya berjalan sangat baik,” ujar Trump kepada awak media sebelum makan malam dimulai, seperti dikutip dari DW Indonesia, Rabu (9/7/2025).

Duduk berhadapan langsung dengan Netanyahu di meja perjamuan, Trump menyampaikan optimismenya terhadap proses perdamaian di Gaza, yang kini telah berlangsung selama 22 bulan.

“Mereka (Hamas) ingin duduk bersama dan mencapai gencatan senjata,” ucap Trump saat menjawab pertanyaan terkait potensi gangguan dalam perundingan akibat bentrokan militer yang masih terjadi di wilayah tersebut.


Netanyahu Usulkan Trump Raih Nobel Perdamaian

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington berlangsung bertepatan dengan hari kedua perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas di Qatar, yang bertujuan mencapai gencatan senjata.

Dalam kesempatan tersebut, Netanyahu mengungkapkan bahwa dirinya telah menominasikan Trump sebagai calon penerima Nobel Perdamaian. Ia menyebut surat rekomendasi telah disampaikan secara resmi kepada panitia penghargaan.

Bukan hal baru, Trump diketahui sejak lama mengincar penghargaan bergengsi yang juga pernah diterima mantan Presiden AS Barack Obama.

“Trump saat ini tengah aktif merintis jalan perdamaian, dari satu negara ke negara lain, dari satu kawasan ke kawasan lain,” ujar Netanyahu dalam pernyataannya.

Tak Masalah Jika Disebut Bukan Negara

Meski optimisme perdamaian digaungkan dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap bersikap tegas soal status keamanan Jalur Gaza. Ia menegaskan, Israel tidak akan pernah menyerahkan kendali keamanan wilayah tersebut kepada pihak Palestina.

Hal itu sekaligus menandakan bahwa jika negara Palestina terbentuk di masa depan, entitas itu tidak akan diberi kewenangan membentuk kekuatan militer sendiri.

“Orang mungkin menyebut itu bukan negara seutuhnya, bukan negara. Tapi kami tidak peduli,” ujar Netanyahu dengan nada tegas.

Pernyataan tersebut disampaikannya di tengah pertemuan bilateral dengan Trump di Gedung Putih, Washington, Senin (7/6) waktu setempat.

Sementara itu, di luar Gedung Putih, puluhan demonstran menggelar aksi unjuk rasa. Mereka meneriakkan tuduhan terhadap Netanyahu, menyebutnya sebagai pelaku “genosida” atas rakyat Palestina.

Donald Trump sendiri dikenal sebagai pendukung kuat Israel selama menjabat. Bahkan, ia tercatat pernah memberikan dukungan langsung terhadap operasi militer Israel, termasuk aksi penyerangan terhadap fasilitas nuklir Iran.


Trump Dorong Proposal Damai Gaza

Di tengah dinamika konflik yang terus berlangsung, Presiden Amerika Serikat Donald Trump makin gencar mendorong upaya penyelesaian damai di Jalur Gaza. Trump menegaskan, konflik yang ia sebut sebagai “neraka” itu harus segera diakhiri.

Pekan lalu, Trump menyampaikan keyakinannya bahwa peluang tercapainya kesepakatan damai cukup besar. Ia optimistis gencatan senjata bisa dicapai dalam waktu dekat.

“Prioritas utama Presiden saat ini di Timur Tengah adalah mengakhiri perang di Gaza dan memastikan seluruh sandera dapat dipulangkan,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

Leavitt menjelaskan, Trump mendesak agar Hamas segera menerima proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat. Usulan tersebut muncul setelah Israel menyatakan dukungannya terhadap rencana damai, termasuk skema pertukaran tahanan—pembebasan sandera Israel di Gaza sebagai imbalan bagi dilepaskannya tahanan Palestina.

Perundingan Gaza Masih Buntu

Putaran terbaru perundingan penghentian perang di Jalur Gaza resmi dimulai pada Minggu lalu di Doha, Qatar. Dalam proses negosiasi yang berlangsung tertutup itu, delegasi Hamas dan Israel ditempatkan di ruangan terpisah meski berada dalam satu gedung.

Namun hingga Senin, pembicaraan masih menemui jalan buntu. Seorang pejabat Palestina yang mengetahui proses negosiasi menyebutkan kepada AFP bahwa pembahasan berlangsung tanpa terobosan berarti.

Meski demikian, dialog antara kedua pihak dijadwalkan berlanjut. Sementara itu, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, dikabarkan akan bergabung dalam perundingan pekan ini guna mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata.

Menurut dua sumber Palestina yang dekat dengan proses negosiasi, proposal Amerika Serikat mencakup masa gencatan senjata selama 60 hari. Dalam periode tersebut, Hamas disebut akan membebaskan 10 sandera yang masih hidup serta menyerahkan sejumlah jenazah, dengan imbalan pembebasan sejumlah warga Palestina dari penjara Israel.

Hamas turut mengajukan beberapa syarat tambahan, seperti penarikan pasukan Israel dari wilayah tertentu, jaminan bahwa pertempuran tidak akan kembali dilanjutkan selama proses negosiasi, serta pemulihan sistem distribusi bantuan kemanusiaan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Pertempuran Masih Memanas

Konflik bersenjata antara Israel dan Hamas belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Militer Israel pada Selasa (9/7/2025) dini hari mengonfirmasi bahwa lima tentaranya tewas dan dua lainnya mengalami luka serius dalam pertempuran yang terjadi di wilayah utara Jalur Gaza.

Sementara itu, di sisi Gaza, Badan Pertahanan Sipil melaporkan bahwa sedikitnya 12 warga tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel pada Senin. Enam korban di antaranya ditemukan tewas di sebuah klinik yang tengah menampung pengungsi perang.

Dari total 251 sandera yang diculik kelompok militan Hamas dalam serangan pada Oktober 2023, sebanyak 49 orang dilaporkan masih ditahan di Gaza. Militer Israel menyebut 27 di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia.

Perang yang berlangsung sejak Oktober tahun lalu telah memicu krisis kemanusiaan akut di Jalur Gaza, yang dihuni lebih dari dua juta jiwa.

Menurut data resmi Israel yang dihimpun kantor berita AFP, serangan Hamas pada Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang, sebagian besar merupakan warga sipil.

Sebagai respons, Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran yang hingga kini telah menewaskan sedikitnya 57.523 orang di Gaza, mayoritas korban juga berasal dari kalangan sipil. Angka tersebut dikutip dari laporan Kementerian Kesehatan wilayah yang dikelola Hamas dan dianggap kredibel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).