Lifestyle

Perlukah Mencuci Muka 2 Kali Sehari demi Kulit Sehat? Ini Kata Dokter Kulit

59
×

Perlukah Mencuci Muka 2 Kali Sehari demi Kulit Sehat? Ini Kata Dokter Kulit

Share this article
Perlukah Mencuci Muka 2 Kali Sehari demi Kulit Sehat? Ini Kata Dokter Kulit
Perempuan Merawat Wajahnya.

NewsRepublik.com, Lifestyle – Menjaga kesehatan kulit wajah tidak cukup hanya dengan memakai produk perawatan mahal. Rutinitas dasar seperti mencuci muka justru menjadi fondasi penting untuk mendapatkan kulit yang bersih dan bercahaya.

Dokter kulit bersertifikat dan pendiri FACET Dermatology di Toronto, Kanada, Geeta Yadav, menjelaskan pentingnya kebiasaan mencuci muka secara rutin. Menurutnya, aktivitas ini membantu menghilangkan berbagai kotoran yang menumpuk di wajah sepanjang hari.

“Kita bicara soal minyak, sel kulit mati, keringat, bakteri, riasan, produk skincare, dan polusi. Semua itu jika dibiarkan menempel bisa menyebabkan pori-pori tersumbat, jerawat, peradangan, hingga penuaan dini,” ujar Geeta seperti dikutip dari Women’s Health, Kamis (10/7/2025).

Namun, mencuci muka dua kali sehari tidak selalu wajib bagi semua orang. Dokter kulit asal Chicago, Omer Ibrahim, menekankan bahwa yang terpenting adalah memastikan wajah benar-benar bersih dari kotoran dan polusi, terutama di malam hari.

“Jika Anda hanya mencuci muka sekali, pastikan dilakukan saat malam sebelum tidur,” tandasnya.


Dermatolog Ungkap Jenis Sabun Muka yang Aman untuk Kulit

Dokter kulit bersertifikat, dr. Omer Ibrahim, menegaskan bahwa mencuci wajah di pagi hari bersifat opsional. Menurutnya, kebiasaan ini bisa dilakukan bagi mereka yang memiliki kulit sangat berminyak atau sekadar ingin memulai hari dengan wajah yang terasa segar.

“Selama wajah dibersihkan minimal sekali sehari, khususnya sebelum tidur, itu sudah mencukupi,” ujar dr. Omer dalam keterangannya.

Lantas, seperti apa sabun wajah yang direkomendasikan? Para dermatolog umumnya menyarankan pembersih wajah berbentuk krim atau losion dengan formula lembut. Jenis ini dinilai tidak merusak lapisan pelindung kulit, tidak membuat kulit kering, dan minim risiko iritasi.

Menariknya, dr. Omer menyebut sabun wajah yang baik justru tidak harus menghasilkan banyak busa. Meski busa memberi kesan bersih, ia menyebut itu tidak berkaitan langsung dengan efektivitas pembersihan.

“Busa biasanya berasal dari bahan surfaktan kuat seperti sulfat, yang dapat mengikis terlalu banyak minyak alami kulit atau sebum,” jelasnya. “Akibatnya, kulit bisa menjadi lebih kering dan rentan mengalami iritasi.”


Perhatikan Kandungan dalam Sabun Wajah

dr. Omer Ibrahim menuturkan, meski pembersih wajah berbentuk krim tetap mengandung surfaktan, bahan yang digunakan umumnya bersifat lebih lembut. Produk jenis ini biasanya memanfaatkan surfaktan non-sulfat seperti kokamidopropil betaine dan sulfosuksinat, yang efektif membersihkan kulit tanpa merusak lapisan pelindung alaminya.

“Intinya, pembersih wajah seharusnya sederhana, tanpa terlalu banyak tambahan,” tegas dr. Ibrahim.

Pemilihan kandungan dalam sabun wajah pun perlu diperhatikan. dr. Morayo Adisa, dokter kulit bersertifikat asal Chicago, menyarankan agar memilih produk yang mengandung humektan seperti gliserin dan asam hialuronat, yang membantu melembapkan kulit dengan menarik dan mempertahankan air.

Selain itu, kandungan seperti ceramide, squalene, dan niasinamida juga dinilai baik karena mampu menghidrasi sekaligus memperkuat skin barrier.

Sebaliknya, dr. Adisa mengingatkan untuk menghindari sabun wajah yang mengandung sodium lauryl sulfate, jenis sulfat yang dikenal bisa menyebabkan kulit kering. dr. Ibrahim juga menambahkan agar memilih pembersih yang bebas pewangi, karena bahan tersebut merupakan salah satu pemicu utama iritasi dan alergi pada kulit.


Apakah Sabun Berformulasi Lembut Cocok untuk Semua Jenis Kulit?

Sabun wajah dengan formulasi lembut memang disarankan bagi pemilik kulit normal, kering, sensitif, bahkan bagi penderita eksim maupun rosacea. Hal itu disampaikan oleh dr. Omer Ibrahim, yang menyebutkan bahwa pembersih bertekstur krim dan sederhana cenderung aman untuk tipe kulit tersebut.

Namun, berbeda halnya bagi mereka yang memiliki jenis kulit berminyak dan rentan berjerawat. Menurut dr. Geeta Yadav, kulit jenis ini justru lebih cocok dengan pembersih gel atau berbusa, karena mampu bekerja lebih efektif dalam mengangkat kelebihan sebum.

“Dalam kasus ini, penggunaan sulfat juga tidak selalu menjadi masalah karena dibutuhkan pembersih yang lebih kuat untuk mengontrol produksi minyak berlebih,” jelas dr. Ibrahim.

Untuk kulit berminyak, dr. Yadav juga menyarankan memilih pembersih dengan kandungan eksfoliator aktif seperti asam salisilat, yang dikenal mampu menembus pori-pori dan mengatasi sumbatan penyebab jerawat. dr. Morayo Adisa menambahkan bahwa asam laktat, glikolat, tanah liat, dan sulfur juga bisa menjadi pilihan efektif untuk jenis kulit tersebut.

Jika sehari-hari menggunakan riasan tebal atau produk make-up tahan air, dr. Adisa menyarankan metode double cleansing. Tahap pertama dilakukan dengan pembersih khusus make-up untuk melarutkan residu produk, lalu dilanjutkan dengan pembersih wajah utama guna memastikan kulit benar-benar bersih.