NewsRepublik.com, Internasional – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan tuduhan serius terhadap pendahulunya, Barack Obama. Dalam pernyataannya pada Selasa (22/7/2025), Trump menuding Obama terlibat dalam aksi pengkhianatan terkait dugaan manipulasi informasi soal campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.
Mengutip laporan New Arab, Rabu (23/7), Trump bahkan mendesak agar para pejabat Partai Demokrat yang dianggap terlibat turut diproses hukum.
Tuduhan tersebut juga diperkuat oleh Direktur Intelijen Nasional (DNI) Tulsi Gabbard, yang mengklaim bahwa Obama dan timnya merekayasa intelijen demi menciptakan narasi keterlibatan Rusia dalam pemenangan Trump. Gabbard telah menyerahkan laporan kriminal ke Departemen Kehakiman terkait dugaan konspirasi tersebut.
Namun demikian, pernyataan Trump dan Gabbard menuai kritik luas. Sejumlah investigasi independen antara tahun 2019 hingga 2023—baik dari lembaga kriminal, kontraintelijen, maupun pengawas federal—menyimpulkan bahwa Rusia memang melakukan intervensi dalam pemilu 2016 untuk mendukung kemenangan Trump.
Dalam pernyataannya, Trump juga menyeret nama-nama besar seperti Joe Biden, mantan Direktur FBI James Comey, mantan Kepala DNI James Clapper, dan mantan Direktur CIA John Brennan sebagai bagian dari konspirasi. Meski demikian, Trump menyebut Barack Obama sebagai sosok utama di balik dugaan pengkhianatan tersebut.