NewsRepublik.com, Internasional – Sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan bersenjata yang pecah di perbatasan antara Thailand dan Kamboja sejak Kamis pagi (24/7/2025). Informasi tersebut disampaikan oleh otoritas Thailand.
Kedua negara saling menuduh pihak lawan sebagai pemicu tembakan pertama dalam eskalasi konflik yang berkaitan dengan sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama.
Militer Thailand melaporkan, sembilan warga sipil menjadi korban jiwa. Rinciannya, enam orang tewas di Provinsi Sisaket, dua di Provinsi Surin, dan satu di Provinsi Ubon Ratchathani.
Sementara itu, Kamboja belum mengumumkan jumlah korban dari pihaknya. Namun, otoritas Kamboja mengklaim bahwa pesawat tempur Thailand menjatuhkan bom di jalan dekat Kuil Preah Vihear.
Dilansir dari Associated Press (AP), bentrokan terjadi di sekitar Kuil Ta Muen Thom, yang berada di perbatasan antara Provinsi Surin, Thailand, dan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja.
Insiden ini terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan meningkat di antara kedua negara, menyusul kematian seorang tentara Kamboja dalam insiden serupa pada Mei lalu.
Tentara Thailand menyebutkan, enam anggota militer Kamboja bersenjata melepaskan tembakan di dekat salah satu pos militer Thailand pada Kamis pagi. Namun, pihak Kamboja menuduh Thailand sebagai pihak yang memicu bentrokan terbaru tersebut.
Sengketa Lama

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Kamis (24/7/2025), Kementerian Luar Negeri Kamboja mengecam keras tindakan yang dinilai sembrono dan bersifat agresif dari pihak Thailand. Kamboja mendesak Thailand untuk segera menghentikan segala bentuk permusuhan.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Thailand. Dalam keterangan resminya, pemerintah Thailand meminta Kamboja bertanggung jawab atas sejumlah insiden yang terjadi.
“Pemerintah Kerajaan Thailand menyerukan kepada Kamboja untuk bertanggung jawab atas insiden-insiden yang telah terjadi, menghentikan serangan terhadap sasaran sipil dan militer, serta menghentikan semua tindakan yang melanggar kedaulatan Thailand,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Situasi diplomatik kedua negara turut memburuk. Kamboja telah menarik staf diplomatiknya dan mengusir Duta Besar Thailand dari Phnom Penh pada Kamis (24/7), setelah sebelumnya Thailand memanggil pulang perwakilannya pada Rabu (23/7).
Pemerintah Thailand juga mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh pos perlintasan darat di perbatasan menyusul insiden ledakan ranjau darat yang melukai lima personel militer Thailand, salah satunya mengalami amputasi.
Otoritas Thailand menuduh pasukan Kamboja baru saja memasang ranjau di wilayah yang sebelumnya dinyatakan aman. Namun, tuduhan itu dibantah keras oleh Kamboja yang menyebut ranjau tersebut merupakan peninggalan konflik bersenjata di masa lalu.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung selama lebih dari satu abad, sejak berakhirnya masa pendudukan Prancis di wilayah Kamboja.












