Kesehatan

Sikat Gigi Tak Bisa Sembarangan, Ini Panduan Tepat agar Terhindar dari Gigi Berlubang

106
×

Sikat Gigi Tak Bisa Sembarangan, Ini Panduan Tepat agar Terhindar dari Gigi Berlubang

Share this article
Sikat Gigi Tak Bisa Sembarangan, Ini Panduan Tepat agar Terhindar dari Gigi Berlubang
Ilustrasi anak menggosok gigi. (Image by mdjaff on Freepik)

NewsRepublik.com, Kesehatan – Masih banyak masyarakat yang menganggap aktivitas menyikat gigi hanyalah rutinitas sederhana yang dapat dilakukan tanpa perhatian khusus. Sebagian besar merasa cukup menyikat gigi dua kali sehari demi menjaga kebersihan mulut.

Padahal, praktik tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Kebiasaan menyikat gigi tanpa teknik yang benar justru berisiko menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan gigi dan gusi. Hal ini disampaikan oleh Dr. drg. Eko Fibryanto, Sp.KG, Subsp.KE(K).

Menurut Eko, menyikat gigi dengan benar merupakan kunci utama dalam menjaga kebersihan rongga mulut. Ia bahkan memberikan analogi unik agar teknik menyikat gigi lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

“Membersihkan gigi itu seperti bendera Indonesia: merah putih. Artinya dari arah gusi ke gigi, dengan gerakan memutar seolah-olah memijat. Jangan menyikat gigi dengan gerakan horizontal kanan kiri karena dapat melukai gusi,” jelasnya.

Ia menambahkan, menyikat gigi secara horizontal dapat menyebabkan penurunan gusi dan membuat gigi tampak lebih panjang dari ukuran normal.

“Akibatnya, gusi menjadi turun. Saat kita bercermin, perbedaan tinggi gusi akan terlihat jelas dan gigi tampak lebih panjang,” ujarnya.


Pilih Pasta Gigi Berdasarkan Kajian Ilmiah

Selain teknik menyikat gigi, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat, drg. Eko Fibryanto, menjelaskan bahwa pemilihan pasta gigi tidak boleh hanya didasarkan pada aroma atau busa yang dihasilkan. Kandungan aktif di dalamnya harus menjadi perhatian utama demi perlindungan optimal terhadap gigi.

“Sering muncul pertanyaan, pasta gigi seperti apa yang baik secara ilmiah? Gunakan pasta gigi yang mengandung sodium fluoride atau natrium fluoride. Zat ini berfungsi melindungi gigi dari risiko gigi berlubang,” jelas Eko.

Selain fluoride, ia juga merekomendasikan penggunaan pasta gigi yang mengandung bahan khusus untuk mengatasi sensitivitas gigi.

“Satu lagi, pilih yang mengandung potassium nitrat. Kandungan ini efektif menenangkan saraf dan memblokir rasa nyeri pada gigi sensitif. Dua komponen tersebut menjadi unsur penting dalam pasta gigi,” tambahnya.


Sesuaikan Jenis Sikat Gigi dengan Kebutuhan

Ilustrasi Sikat Gigi
Ilustrasi Sikat Gigi Credit: freepik.com

Tak hanya soal pasta gigi, pemilihan jenis bulu sikat juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Drg. Eko Fibryanto mengingatkan bahwa kebiasaan menyikat gigi dengan tekanan berlebihan dapat menimbulkan risiko jika jenis sikat yang digunakan tidak sesuai.

“Di pasaran biasanya tersedia pilihan bulu sikat soft, medium, hingga hard. Bila Anda terbiasa menyikat gigi dengan tekanan kuat, sebaiknya pilih sikat gigi dengan bulu yang soft. Hindari bulu sikat yang keras karena dapat mengikis lapisan pelindung gigi,” tegas Eko.


Waktu Terbaik untuk Menyikat Gigi

Rutinitas menjaga kesehatan gigi (Foto: Freepik.com)

Drg. Eko Fibryanto juga menegaskan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari pada waktu yang tepat, bukan sekadar ketika mulut terasa tidak nyaman. Meski tidak ada durasi pasti, proses menyikat gigi sebaiknya tidak dilakukan terlalu cepat maupun terlalu lama.

“Menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Jadi, habis makan martabak pun tetap harus sikat gigi,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia juga menekankan bahwa konsistensi dalam menjaga kebersihan gigi perlu dijaga setiap hari, bukan hanya ketika sedang mengalami keluhan seperti sakit gigi.

“Perlu konsisten untuk merawat kesehatan gigi, karena kotoran di gigi tidak selalu terlihat dengan mata,” pungkasnya.