Berita

CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Arya Daru Pangayunan Sebelum Ditemukan Tewas

65
×

CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Arya Daru Pangayunan Sebelum Ditemukan Tewas

Share this article
CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Arya Daru Pangayunan Sebelum Ditemukan Tewas
Diplomat Kemlu RI Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal di kamar kosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). (Foto: Instagram/@peduliwni)

NewsRepublik.com, Berita – Polisi mengungkap rekaman CCTV yang merekam jejak terakhir Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar indekosnya. Dari rekaman tersebut, ADP terlihat sempat berada di lantai 12 kantor Kemlu.

Di lokasi itu, ADP menghabiskan waktu selama sekitar 1 jam 26 menit sebelum akhirnya ditemukan tak bernyawa di kos Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menyatakan seluruh gerak-gerik ADP terekam secara jelas melalui kamera pengawas.

“Di sana ada beberapa aktivitas yang terekam di CCTV dan sudah kami periksa secara digital,” ujar Wira dalam konferensi pers pada Selasa (29/7/2025).

Dalam rekaman tersebut, ADP terlihat dua kali mencoba menaiki pagar pembatas setinggi 150 sentimeter. “Percobaan pertama sampai sebatas ketiak, dilakukan di sudut bagian sini. Di bawahnya adalah rooftop lantai 11,” jelas Wira.

Ia menambahkan, korban sempat berpindah posisi dan kembali melakukan percobaan. Pada upaya kedua, tubuh ADP bahkan sudah mencapai bagian atas pusar. “Semuanya terekam dan filenya lengkap,” ungkapnya.

Diketahui, jenazah ADP ditemukan dengan kondisi mengenaskan di dalam kamar indekosnya di kawasan Menteng. Penemuan itu bermula dari kecurigaan sang istri yang tak kunjung mendapat kabar. Ia kemudian meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar sang suami.


Diplomat Kemlu Arya Daru Sempat Ungkap Keinginan Akhiri Hidup

Polisi Periksa 24 Saksi dan Sita 103 Barang Bukti dalam Kasus Kematian Diplomat Muda Kemlu Arya Daru
Konferensi pers kasus tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan atau ADP (39) di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Polda Metro Jaya mengungkap temuan penting dari hasil digital forensik terhadap akun email milik Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala dililit lakban. Dalam akun email Yahoo miliknya, diketahui ADP sempat mengirimkan pesan kepada lembaga penyedia layanan emosional untuk orang-orang yang mengalami tekanan mental dan berpikir untuk mengakhiri hidup.

“Kami temukan dalam akun Yahoo-nya, dari tahun 2013 ada 11 segmen komunikasi terkait pencarian tentang bunuh diri,” ungkap Ipda Saji Purwanto, anggota tim digital forensik Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Ipda Saji menambahkan, pada tahun 2021, ditemukan sembilan segmen percakapan antara Arya dan salah satu organisasi penyedia layanan dukungan emosional yang bersifat rahasia bagi mereka yang mengalami tekanan mental hingga keinginan bunuh diri.

Namun begitu, dari hasil analisis data tidak ditemukan adanya pencarian spesifik terkait tindakan bunuh diri dengan cara melilit kepala menggunakan lakban. “Kami pastikan tidak ada kata kunci terkait lakban atau tindakan membungkus kepala. Tapi dalam email pada 2021, memang ada narasi kecenderungan untuk mengakhiri hidup,” ujar Saji.

Lebih lanjut, dalam sembilan segmen email tersebut terungkap bahwa Arya sempat mengungkapkan keinginannya untuk melompat dari gedung jika melihat bangunan tinggi. “Intinya, korban menceritakan bahwa ketika melihat gedung tinggi, ia ingin melompat. Kalau berada di pantai, muncul keinginan untuk menenggelamkan diri. Isi pesannya seperti itu,” pungkasnya.


Sempat Akses Layanan Kesehatan Mental Sejak 2021

Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), Nathanael E. J. Sumampouw, mengungkap temuan penting terkait kondisi psikologis Arya Daru Pangayunan (ADP) sebelum ditemukan tewas. Berdasarkan hasil analisis, ADP sempat mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada tahun 2021.

“Kami menemukan bahwa almarhum sempat berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara daring. Terakhir kali kami mendapati aktivitas tersebut terjadi sekitar tahun 2021. Data awal kami temukan berasal dari 2013,” ujar Nathanael dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).

Menurut Nathanael, ADP dikenal sebagai sosok pekerja keras, bertanggung jawab, suportif, serta peduli terhadap lingkungan sekitar. Namun, di balik kepribadian positif tersebut, ADP ternyata mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif, terutama saat menghadapi tekanan.

“Tekanan yang dihadapinya dihayati secara mendalam dan turut memengaruhi cara almarhum memandang diri sendiri, lingkungan sekitar, hingga masa depannya,” tutur Nathanael.

Lebih lanjut, Nathanael menuturkan bahwa ADP cenderung menginternalisasi emosi yang dirasakan, dan berusaha menyembunyikannya dari orang lain. Beban emosional tersebut ia tanggung di tengah beratnya tanggung jawab sebagai pekerja di bidang kemanusiaan.

Psikolog Gunakan Autopsi Psikologis untuk Telusuri Kepribadian Arya Daru

Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), Nathanael E. J. Sumampouw, mengungkap bahwa kondisi psikologis mendiang Arya Daru Pangayunan ditelusuri melalui pendekatan autopsi psikologis oleh tim khusus yang terdiri dari tujuh psikolog forensik berpengalaman.

“Autopsi psikologis adalah metode evaluasi terhadap individu yang telah meninggal dunia, guna menelaah dinamika psikososial yang diduga berkontribusi terhadap kematiannya,” terang Nathanael dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).

Tim Apsifor menerapkan pendekatan berlapis, yang dimulai dari wawancara mendalam dengan keluarga, rekan kerja, hingga atasan ADP. Selain itu, tim turut mengkaji dokumen pribadi dan profesional almarhum, serta menyelaraskan seluruh informasi dengan temuan dari kepolisian. Langkah ini bertujuan membangun potret menyeluruh mengenai kondisi psikologis ADP.

Nathanael menegaskan, proses evaluasi dilakukan secara cermat dengan pendekatan trauma informed care yang mengedepankan empati, mengingat para narasumber masih dalam suasana duka.

“Kami menjunjung tinggi kehati-hatian dan etika profesional dalam setiap tahapan pemeriksaan,” pungkasnya.