Teknologi

Apple Siap Akuisisi Perusahaan AI Demi Perkuat Pengembangan Teknologi

47
×

Apple Siap Akuisisi Perusahaan AI Demi Perkuat Pengembangan Teknologi

Share this article
Apple Siap Akuisisi Perusahaan AI Demi Perkuat Pengembangan Teknologi
CEO Apple Tim Cook dengan iPhone 13 Pro Max dan Apple Watch Series 7 selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). Dalam acara peluncuran, Tim Cook bangga engumumkan generasi iPhone terbaru kami, yaitu iPhone 13. (Brooks Kraft/Apple Inc.)

NewsRepublik.com, Teknologi – CEO Apple, Tim Cook, menyatakan komitmennya untuk meningkatkan investasi di bidang kecerdasan buatan (AI), sebagai langkah untuk mengejar ketertinggalan dalam inovasi teknologi ini.

Dilansir dari The Verge pada Selasa (5/8/2025), laporan pendapatan Apple untuk periode April hingga Juni 2025 menunjukkan kenaikan laba sekitar 10 persen, dengan total pendapatan menyentuh angka USD 94 triliun atau sekitar Rp 1,5 kuadriliun.

Apple pun membuka peluang untuk melakukan merger dan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan AI. Strategi ini dinilai bertujuan untuk memperkuat tim pengembang internal dengan tambahan talenta dari luar.

Meski selama ini Apple sering dipandang sebagai pelopor dalam perkembangan AI global, realitanya perusahaan tersebut kini justru harus mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya.

Berbeda dengan pendekatan Apple, Meta diketahui lebih agresif dalam ekspansi AI dengan melakukan perekrutan besar-besaran terhadap insinyur dan talenta teknologi terbaik dari berbagai bidang.


Fokus Apple dalam Pengembangan AI

How to change Siri voice on various Apple devices.
How to change Siri voice on various Apple devices. (Photo: Unsplash)

Bulan lalu, Apple menggandeng perusahaan teknologi AI besar seperti OpenAI dan Anthropic untuk berkolaborasi dalam pengembangan Large Language Model (LLM) yang akan digunakan pada Siri.

Mengutip laporan dari Bloomberg, Apple juga dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan akuisisi terhadap perusahaan AI Perplexity. Wacana ini mencuat setelah proyek Vision Pro diserahkan kepada Mike Rockwell, sosok yang kini memimpin divisi AI dan Siri, sejak Maret 2025.

Menurut pemberitaan dari CNBC, dalam proses pengembangan AI tersebut, CEO Tim Cook menegaskan bahwa seluruh lini produk Apple ke depannya harus terintegrasi dengan kecerdasan buatan di setiap platform yang dimiliki.

Masih dalam rencana tersebut, Apple juga tengah menyiapkan peningkatan signifikan pada Siri, yang akan memanfaatkan kecanggihan AI agar tampil lebih cerdas dan personal. Meski begitu, belum ada kejelasan kapan pembaruan Siri ini akan resmi diluncurkan ke publik.

Sementara itu, Craig Federighi, Senior Vice President of Engineering Apple, menyampaikan pandangan yang lebih berhati-hati. Ia mengatakan bahwa “Distribusi AI terbaru dalam skala luas masih belum bisa sepenuhnya diandalkan.”


Pertumbuhan Bisnis Apple Mengalami Lonjakan

Meskipun dinilai tertinggal dalam sektor inovasi AI, Apple tetap menunjukkan kekuatan dominan dalam bidang bisnis globalnya.

Berdasarkan laporan yang beredar, penjualan iPhone tercatat mengalami peningkatan sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menghasilkan pendapatan sebesar USD 44 miliar atau sekitar Rp 735 triliun.

Sementara itu, lini produk Mac juga menunjukkan pertumbuhan signifikan berkat kehadiran MacBook Air model terbaru. Pendapatan dari penjualan Mac dilaporkan mencapai angka USD 8,1 miliar atau setara dengan Rp 133 triliun.

Di sisi layanan berlangganan seperti Apple TV Plus, iCloud, dan Apple Music, Apple berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pendapatan dari sektor ini melonjak 13 persen, dengan total mencapai USD 27,4 miliar atau kurang lebih Rp 452 triliun.

Meski berbagai lini bisnis Apple mencatatkan peningkatan keuntungan yang solid, perusahaan ini juga menghadapi tantangan kebijakan perdagangan dari mantan Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan tarif tersebut diperkirakan bisa merugikan Apple hingga USD 900 juta (sekitar Rp 14,8 triliun).

Situasi ini muncul setelah Apple memutuskan untuk memindahkan fasilitas produksinya dari Tiongkok ke India, langkah yang memicu respons kebijakan tarif dari Trump. Ancaman terbaru dari Trump adalah penerapan tarif tambahan sebesar 25 persen, apabila Apple tidak bersedia memulangkan proses produksinya ke Amerika Serikat.