NewsRepublik.com, Internasional – Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Kamis (7/8/2025), mengumumkan pencalonan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menerima Nobel Perdamaian. Ia menilai Trump menunjukkan kepemimpinan luar biasa dalam menghentikan eskalasi militer terkait sengketa perbatasan Kamboja–Thailand.
Pengumuman itu disampaikan lewat Facebook pada Kamis malam, disertai salinan surat yang disebut Hun Manet telah dikirimkan kepada Komite Nobel Norwegia. Dalam suratnya, ia memuji intervensi Trump sebagai prestasi penting dalam meredakan ketegangan di wilayah-wilayah paling rawan konflik di dunia.
“Intervensi yang tepat waktu ini, yang mencegah terjadinya konflik yang berpotensi menghancurkan, sangat penting untuk mencegah hilangnya banyak nyawa dan membuka jalan bagi pemulihan perdamaian,” tulis Hun Manet dalam suratnya, dikutip CNN.
Menurut Reuters, panggilan telepon Trump pada 26 Juli kepada para pemimpin Thailand dan Kamboja memecah kebuntuan dalam upaya mengakhiri salah satu bentrokan militer paling sengit di era modern kedua negara. Hasilnya adalah gencatan senjata yang dinegosiasikan di Malaysia pada 28 Juli.
Konflik lima hari sejak 24 Juli itu menewaskan 43 orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga mengungsi. Pertempuran bermula dari tembakan senjata ringan, lalu meningkat menjadi serangan artileri berat dan roket, hingga Thailand mengerahkan jet tempur F-16.
Pencalonan ini sudah diprediksi sejak pekan lalu ketika Wakil PM Kamboja mengumumkan rencana tersebut, sekaligus berterima kasih kepada Trump karena memberlakukan tarif impor Kamboja sebesar 19 persen—jauh lebih rendah dari ancaman 49 persen yang dinilai akan menghancurkan industri garmen negara itu.
Sebelumnya, Pakistan pada Juni juga merekomendasikan Trump untuk Nobel Perdamaian atas perannya meredakan konflik dengan India. Bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut mengajukan Trump untuk penghargaan serupa.












