Sejarah

14 Agustus 1979: Badai Maut di Laut Irlandia Tewaskan 15 Peserta Lomba Kapal Layar

34
×

14 Agustus 1979: Badai Maut di Laut Irlandia Tewaskan 15 Peserta Lomba Kapal Layar

Share this article
14 Agustus 1979: Badai Maut di Laut Irlandia Tewaskan 15 Peserta Lomba Kapal Layar
Ilustrasi kapal layar. (Foto:wirestock/freepik)

NewsRepublik.com, Sejarah – Sebanyak 15 orang dilaporkan tewas dan puluhan kapal layar hilang setelah badai mendadak menerjang Laut Irlandia saat lomba kapal layar bergengsi Fastnet Race berlangsung.

Ratusan peserta terjebak di tengah lautan, sementara laporan mengenai jasad yang mengapung mulai berdatangan.

Tim penyelamat dari kedua sisi Laut Irlandia bekerja tanpa henti merespons panggilan darurat dari banyak kapal yang terjebak, dikutip dari BBC, Kamis (14/8/2025).

Dari total 303 kapal yang berpartisipasi, sekitar 150 masih dinyatakan hilang. Helikopter angkatan laut dari Culdrose telah melakukan puluhan penerbangan dan berhasil mengevakuasi sekitar 100 orang sejauh ini.

Kapal perang Belanda dan kapal nelayan Prancis turut bergabung dalam operasi penyelamatan yang disebut sebagai terbesar yang pernah dilakukan pada masa damai.

Pencarian mencakup area laut seluas 20.000 mil persegi atau sekitar 32.000 kilometer persegi, mulai dari ujung barat daya Irlandia hingga Kepulauan Scilly, bahkan mencapai perairan Wales.


Amukan Dahsyat di Laut Irlandia

Ilustrasi ombak dahsyat. (foto: nikitabuida/freepik)
Ilustrasi ombak dahsyat. (foto: nikitabuida/freepik)

Fastnet Race merupakan lomba terakhir dari rangkaian lima balapan yang membentuk Admiral’s Cup, kejuaraan dunia kapal layar. Pada tahun tersebut, lomba dimulai dari Cowes di Isle of Wight pada Sabtu, 11 Agustus, di bawah cuaca cerah dan perairan yang tenang.

Rute perlombaan membawa peserta menyeberangi Laut Irlandia, mengitari karang Fastnet di lepas pantai Republik Irlandia, lalu kembali menuju Plymouth.

Namun, pada siang hari berikutnya, kondisi cuaca berubah drastis. Beberapa peserta menggambarkannya sebagai “amukan dahsyat” di tengah laut. Angin kencang berkekuatan tujuh memicu gelombang besar, sementara arus laut yang tidak terduga menciptakan kekacauan.

Salah satu dari sedikit kapal yang berhasil mencapai garis finis di Plymouth adalah Morning Cloud, yang dinakhodai mantan Perdana Menteri Inggris Edward Heath.

“Itu adalah pengalaman yang saya rasa tidak ada seorang pun ingin mengalaminya lagi secara sukarela,” ujarnya.

“Laut benar-benar mengamuk dengan gelombang besar, dan salah satunya mengangkat kapal kami lalu menelungkupkannya ke samping,” tambahnya.

Tragedi ini memunculkan pertanyaan serius terkait keselamatan lomba yang diadakan Royal Ocean Racing Club. Banyak kapal kecil peserta ternyata tidak dilengkapi radio, sehingga tak dapat melaporkan posisi. Beberapa laporan juga menyebut adanya rakit penyelamat yang rusak dan tali pengaman yang putus.

Menteri Konservatif yang bertanggung jawab atas keselamatan laut, John Nott, menyampaikan bahwa insiden ini telah merenggut banyak nyawa.

“Ini adalah tragedi karena banyak orang kehilangan nyawa. Tapi manusia akan terus menguji dirinya melawan alam, dan lomba kapal layar di laut lepas akan terus berlangsung. Selalu ada pelajaran dari setiap tragedi, tapi saya tidak ingin orang merasa akibat bencana ini Fastnet Race tidak akan dilanjutkan,” ujarnya.


Korban dan Perubahan Aturan

Ilustrasi korban tenggelam. (foto: rawpixel.com/freepik)
Ilustrasi korban tenggelam. (foto: rawpixel.com/freepik)

Jumlah korban jiwa dalam tragedi Fastnet Race 1979 tercatat mencapai 15 orang. Enam di antaranya meninggal akibat tali pengaman yang putus, sementara korban lainnya tenggelam atau tewas karena hipotermia.

Royal Ocean Racing Club sempat menjadi sasaran kritik, namun laporan resmi yang dirilis pada Desember tahun itu menyatakan pihak penyelenggara tidak bersalah.

Meski begitu, sejumlah perubahan aturan langsung diterapkan. Jumlah peserta dibatasi maksimal 300 kapal, seluruh kapal diwajibkan memiliki radio VHF, dan diberlakukan kualifikasi khusus bagi peserta yang ingin ikut lomba.

Pada 1983, pembatasan terhadap penggunaan alat navigasi elektronik resmi dicabut. Hingga kini, Fastnet Race tetap dikenal sebagai salah satu tantangan terberat bagi pelaut di perairan Inggris.

Pemenang Fastnet Race 1979 adalah kapal Kiaola.