LabubuNewsRepublik.com, Lifestyle – CEO Pop Mart, Wang Ning, mengumumkan bahwa boneka mini Labubu akan kembali dirilis pekan ini. Produk tersebut dirancang agar dapat digantung di ponsel maupun tas, dan sebelumnya sempat habis terjual hanya dalam hitungan menit.
Dikutip dari NY Post, Jumat (22/8/2025), belum ada kepastian jadwal detail mengenai peluncuran boneka mini tersebut. Namun, kabar ini langsung mendongkrak saham Pop Mart. Di bursa Hong Kong, saham perusahaan itu naik 11,9 persen dan ditutup di level 40,75 dolar AS (sekitar Rp666 ribu), tertinggi sejak Pop Mart tercatat di bursa pada 2020.
Produk-produk anyar Pop Mart memang kerap ludes hanya dalam menit, hingga menyebabkan situs resminya sempat mengalami crash. Wang, yang mendirikan Pop Mart pada 2010, menegaskan bahwa perusahaannya berada di jalur tepat untuk meraih target pendapatan 20 miliar yuan (sekitar Rp45,5 triliun). Ia juga optimistis target tahun ini sebesar 4,18 miliar dolar AS “seharusnya cukup mudah” dicapai.
Pendapatan Pop Mart Tumbuh Hampir 400 Persen

Meskipun sebagian besar pemasukan Pop Mart masih berasal dari pasar domestik di China, perusahaan mencatat pertumbuhan signifikan di kawasan Amerika pada paruh pertama tahun ini dengan lonjakan pendapatan hingga 1.142 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. “Saya menilai untuk pasar internasional kami tetap sangat optimistis, dan kami yakin masih ada ruang pertumbuhan yang sangat besar,” ujar Wang.
Saat ini Pop Mart mengoperasikan sekitar 40 gerai di Amerika Serikat dan berencana mempercepat ekspansi dengan membuka tambahan 10 toko hingga akhir 2025. Produsen mainan asal Tiongkok itu mengumumkan pada Selasa, 19 Agustus 2025, bahwa laba bersihnya melonjak hampir 400 persen pada semester pertama tahun ini.
Sepanjang 2025, saham Pop Mart meningkat lebih dari 200 persen, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan yang berbasis di Beijing itu menembus 46 miliar dolar AS, jauh melampaui valuasi Mattel yang berada di angka 5,7 miliar dolar AS.
Asal-usul Labubu Jadi Fenomena

Demam Labubu salah satunya dipicu strategi Pop Mart yang merilisnya dalam bentuk blind box, sehingga pembeli tidak mengetahui warna Labubu yang didapat hingga kemasan dibuka. Tren unboxing tersebut kemudian viral di media sosial, bahkan diikuti sejumlah selebritas seperti penyanyi K-pop Lisa, Rihanna, hingga legenda sepak bola David Beckham.
Boneka Labubu ludes terjual di berbagai toko di seluruh dunia. Harga jual kembali di pasar daring seperti eBay menembus ratusan hingga ribuan dolar. Salah satu koleksi bahkan mencetak rekor sebagai Labubu termahal yang pernah dilelang di platform tersebut.
Boneka yang dimaksud adalah Labubu berwarna cokelat keabu-abuan lengkap dengan perlengkapan Vans berupa hoodie, topi, dan sepatu kets. Produk edisi terbatas hasil kolaborasi Pop Mart x Vans itu pertama kali diluncurkan pada 2023 melalui seri blind box.
Rekor Penjualan Ulang Boneka Labubu

Boneka tersebut awalnya dipasarkan seharga 85 dolar AS (sekitar Rp1,4 juta). Namun, lebih dari setahun kemudian, harganya meroket hingga 10.600 dolar AS (sekitar Rp173,4 juta), atau naik 125 kali lipat dari harga awal.
“Keunikan tampilan Labubu serta daya tariknya yang luas menjadikannya koleksi jangka panjang,” ujar pakar penaksir barang asal Amerika, Lori Verderame, yang juga dikenal sebagai pembawa acara History Channel, dikutip Kursiv, Rabu, 6 Agustus 2025.
Pendapat serupa disampaikan Alex Fung dari Goldin Auctions. Ia menilai edisi-edisi Labubu sebelumnya berpotensi terus memecahkan rekor harga seiring berjalannya waktu. Contohnya terlihat pada boneka Labubu edisi merah muda bertajuk Catch Me If You Like Me yang diluncurkan awal 2024.
“Tampilan khas serta daya tarik universalnya akan membuat Labubu tetap diburu sebagai koleksi bernilai tinggi selama bertahun-tahun mendatang,” ujarnya.












