Kesehatan

Dokter Tekankan Pentingnya Cegah DBD, Dimulai dari Lingkungan Keluarga

92
×

Dokter Tekankan Pentingnya Cegah DBD, Dimulai dari Lingkungan Keluarga

Share this article
Dokter Tekankan Pentingnya Cegah DBD, Dimulai dari Lingkungan Keluarga
arti mimpi anak sakit ©Ilustrasi dibuat AI

NewsRepublik.com, KesehatanDemam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Indonesia dengan peningkatan kasus signifikan, khususnya di wilayah Jawa Barat.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) hingga pertengahan 2025 mencatat 17.281 kasus DBD di provinsi tersebut, dengan 61 di antaranya berujung kematian. Angka ini menjadikan Jawa Barat sebagai salah satu daerah dengan insiden tertinggi secara nasional.

Situasi kian mengkhawatirkan karena Kota Bandung dan Kabupaten Bandung menempati peringkat kedua serta ketiga kasus DBD terbanyak di Indonesia, masing-masing mencatat 1.475 dan 1.465 kasus.

Menanggapi kondisi ini, RS Santo Borromeus Bandung mengambil langkah penting dengan fokus pada upaya promotif dan preventif guna mengantisipasi lonjakan kasus di masyarakat.


DBD: Ancaman Sepanjang Tahun Tanpa Obat Khusus

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Stephanie Yuliana Usman, SpPD, demam berdarah dengue merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia maupun gaya hidup.

Ia menegaskan, anggapan bahwa DBD hanya muncul saat musim hujan tidaklah tepat, karena infeksi virus ini sebenarnya dapat terjadi sepanjang tahun. “Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan DBD secara langsung,” ujarnya.

“Terapi yang diberikan kepada pasien hanya bertujuan meredakan gejala, bukan membunuh virus penyebabnya. Karena itu, pencegahan menjadi strategi paling penting dalam menghadapi penyakit ini,” tambahnya.


Kelompok Rentan DBD dan Pentingnya 3M Plus serta Vaksinasi

Upaya pencegahan menjadi semakin penting, khususnya bagi individu dengan penyakit penyerta atau komorbiditas seperti diabetes, hipertensi, maupun gangguan pernapasan.

Kelompok ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius bila terinfeksi DBD, sehingga langkah preventif wajib menjadi prioritas utama dalam keluarga.

Ancaman demam berdarah juga jauh lebih besar bagi anak-anak. Dokter Spesialis Anak, dr. Tony Ijong Dachlan, Sp.A, menegaskan bahwa kelompok usia tersebut merupakan yang paling rentan terhadap infeksi virus dengue.

“Mereka juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya,” ujarnya.

Virus dengue sendiri memiliki empat serotipe berbeda, sehingga seseorang bisa terinfeksi lebih dari sekali seumur hidupnya. Infeksi ulang ini berisiko menimbulkan gejala lebih berat dan komplikasi serius. Karena itu, perlindungan ekstra terhadap anak-anak menjadi sangat penting.


Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Jadi Kunci Cegah DBD

Dalam upaya pencegahan DBD, dr. Tony Ijong Dachlan menegaskan pentingnya penerapan Gerakan 3M Plus secara konsisten di lingkungan keluarga. Gerakan ini mencakup Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat wadah air, serta Mendaur ulang barang bekas.

Selain itu, langkah pencegahan lain juga perlu dilakukan, termasuk mempertimbangkan vaksinasi dengue sebagai perlindungan tambahan, terutama bagi anak-anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Sony Adam, SH, MM, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalankan berbagai langkah komprehensif.

“Upaya tersebut mencakup edukasi masyarakat secara luas, pelaksanaan surveilans epidemiologi, hingga program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala di berbagai wilayah,” ujarnya.

Namun, dr. Sony menekankan bahwa semua langkah pemerintah tidak akan efektif tanpa keterlibatan aktif masyarakat. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan secara konsisten mengajak setiap keluarga berperan aktif melakukan pencegahan di rumah masing-masing sebagai benteng pertama melawan DBD.


Perangi DBD di Indonesia, Mulai dari Keluarga

RS Borromeus menekankan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan seluruh elemen masyarakat.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, salah satu mitra perayaan HUT RS Borromeus, menambahkan bahwa upaya memerangi DBD memerlukan peningkatan kesadaran, menjaga kebersihan lingkungan melalui 3M Plus, serta menerapkan langkah pencegahan inovatif.

Ia menegaskan bahwa semua tindakan pencegahan sebaiknya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga. Dengan begitu, lingkungan menjadi lebih aman dan generasi mendatang terlindungi dari ancaman DBD.

“Pencegahan adalah kunci utama dalam memerangi penyakit ini secara kolektif,” ujarnya.