Sejarah

30 Agustus 1976: Kerusuhan Warnai Karnaval Notting Hill, Polisi dan Massa Terlibat Bentrokan

27
×

30 Agustus 1976: Kerusuhan Warnai Karnaval Notting Hill, Polisi dan Massa Terlibat Bentrokan

Share this article
30 Agustus 1976: Kerusuhan Warnai Karnaval Notting Hill, Polisi dan Massa Terlibat Bentrokan
Orang-orang yang bersuka ria menari di atas jembatan kereta api selama Karnaval Notting Hill tahunan di London barat, Senin (29/8/2022). Karnaval yang kembali ke jalanan untuk pertama kalinya dalam dua tahun, setelah digagalkan oleh pandemi, adalah salah satu perayaan festival terbesar dari jenisnya di Eropa. (AP Photo/Alberto Pezzali)

NewsRepublik.com, Sejarah – Lebih dari 100 aparat kepolisian dilarikan ke rumah sakit usai pecah bentrokan di Karnaval Notting Hill, London Barat, Inggris. Mayoritas diperbolehkan pulang setelah mendapat penanganan medis, namun sedikitnya 26 orang masih harus menjalani perawatan intensif. Sekitar 60 pengunjung karnaval juga mengalami luka, sementara polisi menetapkan sedikitnya 66 orang sebagai tersangka.

Insiden tersebut dipicu saat aparat berusaha menangkap seorang pencopet di kawasan Portobello Road, jalur utama perayaan karnaval. Sekelompok pemuda kulit hitam mencoba melindungi pelaku, dan dalam hitungan menit situasi berubah menjadi kerusuhan, dilaporkan BBC, Sabtu (30/8/2025).

Petugas kepolisian dilempari batu serta berbagai benda lain hingga akhirnya mereka terpaksa melakukan perlawanan menggunakan apa yang tersedia, mulai dari penutup tong sampah, peti susu, hingga pagar kawat demi menghadapi massa.

Seorang saksi mata, Raymond Hunter, menggambarkan bagaimana kekacauan semakin memanas.

“Dua polisi berhasil keluar dari mobil van dan kabur. Lalu geng itu membalikkan van dan membakarnya,” ujar Hunter yang berdomisili di Westbourne Park Road.

Tidak hanya itu, kelompok pemuda kulit hitam tampak merusak kaca sepanjang jalan, sementara geng pemuda kulit putih juga dilaporkan ikut terlibat dalam aksi kekerasan. Aparat akhirnya menutup jalan, menutup sejumlah pub, hingga menghentikan operasional Stasiun Ladbroke Grove guna mencegah kerusuhan meluas.


Perayaan Karnaval Budaya Berujung Ricuh

ilustrasi bentrokan
ilustrasi bentrokan

Padahal, karnaval yang telah memasuki penyelenggaraan ke-10 ini semula ditujukan untuk merayakan budaya Karibia di London. Pada hari pertama, suasana masih berlangsung tertib sehingga panitia meyakini acara dapat terlaksana dengan damai.

Anggota Komite Karnaval, Selwyn Baptiste, menyampaikan kekecewaannya.

“Ini seharusnya tentang kesenangan dan cinta – bukan kekerasan,” ujarnya.

Namun, kerusuhan justru menutup perayaan tahun itu dengan catatan suram.


Latar Belakang Sejarah

ilustrasi rasis
ilustrasi rasis (sumber: Unsplash)

Notting Hill memiliki riwayat panjang terkait ketegangan rasial. Pada 1958, kawasan ini pernah menjadi lokasi kerusuhan rasial yang dipicu kelompok fasis “Teddy Boys” dari British Union yang terlibat bentrok dengan komunitas kulit hitam. Hubungan antara warga kulit hitam dan aparat kepolisian pun kerap diwarnai gesekan.

Usai kerusuhan 1976, sebanyak 17 pemuda kulit hitam sempat diadili dengan 79 dakwaan. Namun, hanya dua yang pada akhirnya terbukti bersalah. Proses hukum tersebut bahkan disebut sebagai salah satu yang paling mahal, dengan biaya mencapai £250.000.

Kendati demikian, Karnaval Notting Hill terus berlanjut dan kini dikenal sebagai festival jalanan terbesar di Eropa. Meski sempat diwarnai insiden kekerasan sporadis pada tahun-tahun berikutnya, periode 1990-an relatif lebih damai. Namun, pada tahun 2000, tragedi kembali mencoreng perayaan melalui dua kasus pembunuhan.