NewsRepublik.com, Sejarah – Uni Soviet mencatat sejarah baru pada 4 Oktober 1957 dengan meluncurkan Sputnik 1, satelit buatan manusia pertama yang berhasil mengorbit Bumi. Berbentuk bola logam dengan bobot 83,5 kilogram, satelit tersebut melayang di ketinggian sekitar 900 kilometer dan menyelesaikan satu putaran orbit setiap 90 menit.
Sputnik dirancang untuk mengirimkan data penting sebelum akhirnya hancur terbakar di atmosfer. Keberhasilan ini bukan hanya menandai tonggak awal era antariksa, tetapi juga mengejutkan dunia, khususnya Amerika Serikat yang kala itu tengah bersiap meluncurkan satelit perdana dalam rangka International Geophysical Year (IGY), dilansir dari BBC, Sabtu (4/10/2025).
Kabar kesuksesan Sputnik diumumkan saat delegasi ilmiah Soviet dan Amerika menghadiri resepsi di Kedutaan Besar Uni Soviet di Washington.
Ketua Komite IGY Amerika Serikat, Dr. Joseph Kaplan, menyebut capaian ini sebagai langkah luar biasa. Sementara dari pihak Soviet, Dr. A. A. Blagonravov menggambarkan Sputnik sebagai “bulan versi mini.” Ia menjelaskan bahwa bobot satelit sebagian besar berasal dari baterai yang menopang instrumen penelitian.
Meski dianggap terobosan besar di bidang ilmu pengetahuan, sejumlah pakar Amerika menilai keberhasilan itu menimbulkan ancaman. Mereka khawatir roket peluncur Sputnik dapat dimanfaatkan sebagai wahana pengantar senjata nuklir lintas benua. Fakta bahwa Sputnik melintas di atas langit Amerika hingga tujuh kali sehari menambah keresahan publik. Namun Blagonravov membantah kekhawatiran tersebut.
“Ini akan membuat semua orang terlalu sibuk memperhatikan instrumen hingga tak sempat memikirkan hal lain,” ujarnya.
Presiden Dwight Eisenhower menegaskan, keberhasilan Soviet tidak akan mengubah jadwal program antariksa Amerika. Meski demikian, kegelisahan masyarakat terlanjur meluas.
Sputnik 1 sendiri memancarkan sinyal radio selama tiga minggu, menarik perhatian ilmuwan dan penggemar radio di berbagai belahan dunia. Tidak lama berselang, pada November 1957, Uni Soviet kembali menggebrak dengan meluncurkan Sputnik II yang membawa anjing Laika, sekaligus membuka jalan bagi penelitian penerbangan manusia ke luar angkasa.