Pariwisata

Bandara Internasional di Jepang Ditutup Imbas Peringatan Tsunami Akibat Gempa Magnitudo 8,8 di Rusia

57
×

Bandara Internasional di Jepang Ditutup Imbas Peringatan Tsunami Akibat Gempa Magnitudo 8,8 di Rusia

Share this article
Bandara Internasional di Jepang Ditutup Imbas Peringatan Tsunami Akibat Gempa Magnitudo 8,8 di Rusia
Bandara Internasional Sendai, Miyagi, Jepang. (dok. Instagram @sendai.airport/https://www.instagram.com/p/DLGup7NzF5Y/)

NewsRepublik.com, Pariwisata – Menyusul gempa Rusia berkekuatan magnitudo 8,8 yang mengguncang wilayah dekat Semenanjung Kamchatka, Rusia, otoritas Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang pesisir Samudra Pasifik. Salah satu langkah mitigasi yang diambil adalah penutupan sementara operasional Bandara Internasional Sendai di Prefektur Miyagi.

Dikutip dari Daily Dimsum, Rabu (30/7/2025), penutupan landasan pacu bandara tersebut dilakukan pada pukul 09.41 waktu setempat, setelah Badan Meteorologi Jepang meningkatkan status dari peringatan dini menjadi peringatan tsunami. Akibatnya, sedikitnya dua penerbangan domestik dari Fukuoka dan Osaka menuju Sendai dialihkan ke bandara alternatif.

Otoritas terkait mengingatkan kemungkinan terjadinya penundaan, pengalihan, maupun pembatalan penerbangan lainnya. Para calon penumpang diimbau untuk memantau informasi terbaru terkait jadwal penerbangan.

Tak hanya perjalanan udara, operator kereta api JR East juga menangguhkan layanan di jalur pesisir wilayah Tōhoku dan Kanto sebagai langkah antisipasi. Gelombang tsunami setinggi 30 sentimeter dilaporkan terpantau di Distrik Hanasaki, Kota Nemuro, Hokkaido, sekitar pukul 10.30 waktu setempat, menurut Badan Meteorologi Jepang.


KBRI Tokyo Imbau WNI di Jepang

Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 8,7 di lepas pantai timur jauh Rusia telah memicu peringatan tsunami di beberapa bagian Pasifik termasuk Jepang, Hawaii, Rusia, dan Ekuador, serta peringatan di sepanjang pantai California, demikian ungkap pihak berwenang Amerika Serikat.

Badan Meteorologi Jepang kembali mengeluarkan peringatan bahwa gelombang tsunami dengan ketinggian melebihi tiga meter berpotensi menerjang garis pantai. Warga yang berada di wilayah dataran rendah diminta segera mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.

“Pemerintah Jepang juga telah membentuk information liaison office di crisis management center yang berlokasi di Kantor Perdana Menteri. Saat ini, otoritas setempat tengah melakukan koordinasi intensif dengan pejabat pemerintah daerah,” demikian pernyataan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo yang diterima kanal Global Liputan6.com.

Sebagai langkah antisipasi, seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Jepang diimbau untuk:

1. Tetap Tenang dan Waspada

WNI diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti informasi resmi dari otoritas Jepang seperti Japan Meteorological Agency (JMA), lembaga penyiaran nasional, media arus utama, dan instansi pemerintah setempat terkait perkembangan gempa dan peringatan tsunami. Masyarakat diminta untuk tidak menyebarluaskan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

2. Segera Lakukan Evakuasi

Bagi WNI yang berada di wilayah pesisir atau yang telah menerima peringatan tsunami, diminta segera menuju lokasi evakuasi yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat. Gunakan jalur evakuasi resmi yang telah disediakan dan utamakan keselamatan pribadi dalam proses evakuasi.


3. Periksa Keamanan Tempat Tinggal

Warga berlindung di atap sebuah pos pemadam kebakaran di Kota Mukawa, Hokkaido, Jepang utara, Rabu, (30/7/2025), setelah gempa dahsyat magnitudo di wilayah Timur Jauh Rusia memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah Jepang.

WNI diminta memeriksa kondisi struktur bangunan serta jaringan listrik dan gas pascagempa. Apabila ditemukan kerusakan atau potensi bahaya, segera tinggalkan bangunan dan laporkan kepada otoritas setempat. Hindari penggunaan lift dan waspadai kemungkinan gempa susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

4. Pastikan Komunikasi dan Siapkan Kebutuhan Darurat

Segera hubungi keluarga untuk memberikan kabar terkini terkait kondisi masing-masing. Jalin komunikasi dengan sesama WNI di wilayah terdampak. Siapkan perlengkapan darurat seperti air minum, makanan, obat-obatan, senter, serta dokumen penting seperti paspor dan zairyu card. Pastikan baterai telepon seluler dalam kondisi terisi penuh dan siapkan pengisi daya atau power bank apabila tersedia.

Bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang membutuhkan bantuan darurat, dapat menghubungi KBRI Tokyo atau KJRI Osaka melalui jalur berikut:

Hotline Darurat KBRI Tokyo: +81-80-3506-8612 / +81-80-4940-7419
Hotline Darurat KJRI Osaka: +81-80-3113-1003
Email: consular@kbritokyo.jp / consular@indonesia-osaka.org

Sementara itu, di wilayah Rusia, gelombang tsunami setinggi empat meter dilaporkan terjadi di Semenanjung Kamchatka. Otoritas setempat menyatakan bahwa gelombang tersebut telah menyebabkan evakuasi serta kerusakan pada sejumlah bangunan. Dikutip dari Sky News, Rabu (30/7/2025), peringatan tsunami juga telah dikeluarkan di Jepang, Filipina, Hawaii, dan sebagian wilayah Alaska, Amerika Serikat, menyusul gempa berkekuatan besar di Rusia.


Sejumlah Korban Luka dan Gangguan Infrastruktur

Pusat gempa Rusia magnitudo 8,7 mengguncang wilayah yang berlokasi 133 km di sebelah tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky pada Rabu 30 Juli 2025. (USGS)

Sejumlah warga di wilayah terdampak gempa di Rusia dilaporkan mengalami luka-luka dan memerlukan perawatan medis. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Regional, Oleg Melnikov, kepada kantor berita negara Rusia, Tass. “Sayangnya, terdapat beberapa korban luka akibat peristiwa seismik ini,” ujarnya.

Melnikov menambahkan, beberapa orang terluka saat berupaya menyelamatkan diri, termasuk seorang pasien yang melompat dari jendela, serta seorang perempuan yang mengalami cedera di dalam terminal bandara baru.

Masih menurut laporan Tass dari kota terdekat, Petropavlovsk-Kamchatsky, kepanikan warga menyebabkan banyak orang berhamburan ke luar rumah. Sejumlah perabot rumah tangga seperti lemari dilaporkan roboh, cermin pecah, kendaraan berguncang di jalanan, dan balkon gedung bergetar hebat.

Selain itu, pemadaman listrik serta gangguan layanan telepon seluler juga terjadi di ibu kota wilayah Kamchatka. Pusat layanan geofisika regional Rusia memperkirakan bahwa gempa susulan dengan magnitudo hingga 7,5 berpotensi terus terjadi selama setidaknya satu bulan ke depan.