NewsRepublik.com, Internasional – China menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan Thailand untuk mendorong pembangunan komunitas dengan visi masa depan bersama ke tingkat yang lebih tinggi. Pernyataan ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi di Kuala Lumpur, Kamis (10/7/2025), bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Wang, yang juga anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (CPC), menyampaikan hal tersebut saat bertemu Menlu Thailand Maris Sangiampongsa di sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN. Ia menegaskan bahwa China siap memainkan peran konstruktif untuk memfasilitasi dialog dan meredakan ketegangan antara Thailand dan Kamboja terkait sengketa perbatasan yang kembali mencuat.
“Pembangunan komunitas China-Thailand dengan visi masa depan bersama terus mencatat kemajuan signifikan. Dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik, kedua negara turut merayakan ‘Pesta Emas Persahabatan China-Thailand,’” ujar Wang, dikutip dari Antara News, Sabtu (12/7).
China juga menyatakan dukungan penuh terhadap Thailand dalam menempuh jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasionalnya. Wang menegaskan, hubungan bilateral dengan Thailand menjadi prioritas utama dalam kebijakan luar negeri China terhadap negara-negara tetangga. Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen memperkuat kerja sama untuk membawa komunitas bersama itu ke tingkat yang lebih substansial.
Wang mendorong penyelarasan strategi pembangunan kedua negara dan memperdalam integrasi di berbagai sektor. Ia mengusulkan pembentukan mesin pertumbuhan baru melalui kerja sama di bidang ekonomi digital, kecerdasan buatan (AI), e-commerce lintas batas, hingga pembangunan ramah lingkungan sebagai langkah mendukung modernisasi.
Selain itu, Wang mendesak percepatan pembangunan jalur kereta api China-Thailand yang menjadi bagian proyek strategis untuk mewujudkan konektivitas antara China, Laos, dan Thailand.
Terkait isu perdagangan global, Wang mengkritik kebijakan tarif sepihak Amerika Serikat yang dinilai telah merusak sistem perdagangan bebas serta mengganggu rantai pasok dan industri global.
Ia optimistis Thailand bersama negara-negara ASEAN akan menjaga kepentingan mereka dengan menolak unilateralisme, politik kekuasaan, dan praktik penindasan. Wang juga menegaskan komitmen China untuk merampungkan protokol Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN Versi 3.0 pada tahun ini, sebagai upaya memperluas pasar regional sekaligus memperkuat dukungan terhadap aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan sistem perdagangan multilateral.
China Tegaskan Sikap Objektif
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2704247/original/044238300_1547530681-Bendera_China.jpg)
Terkait ketegangan perbatasan antara Thailand dan Kamboja, Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menegaskan bahwa kedua negara tersebut merupakan tetangga sekaligus sahabat baik bagi China. Ia menyampaikan harapan agar kedua pihak dapat menyelesaikan persoalan melalui dialog dan konsultasi dengan itikad baik demi meredakan situasi serta memulihkan stabilitas secepat mungkin.
“China akan terus mempertahankan sikap objektif dan tidak memihak. Kami siap berperan secara konstruktif untuk mendukung terciptanya hubungan damai antara Thailand dan Kamboja,” ujar Wang.
Sementara itu, Menlu Thailand Maris Sangiampongsa menyebut China sebagai mitra yang dapat diandalkan. Ia menyoroti hubungan bilateral yang terjalin erat selama lima dekade terakhir, ditandai dengan rasa saling percaya dan penghormatan terhadap kepentingan inti masing-masing.
“Semangat ‘Thailand dan China sedekat keluarga’ telah teruji waktu. Pembangunan komunitas Thailand-China dengan visi masa depan bersama juga terus menghasilkan manfaat nyata,” tutur Maris.
Maris juga menegaskan komitmen Thailand terhadap prinsip satu China serta keinginannya memperkuat pertukaran tingkat tinggi dan kerja sama konkret dengan China di bidang konektivitas, perdagangan, pertanian, hingga pemberantasan kejahatan lintas negara.
Ia menambahkan, Thailand konsisten mendukung multilateralisme dan sistem perdagangan multilateral, sekaligus mendorong pemulihan tatanan perdagangan global sesegera mungkin.
Lebih lanjut, Maris menyatakan bahwa sengketa perbatasan dan wilayah sebaiknya tidak diselesaikan dengan kekerasan. Ia mengapresiasi sikap China yang dinilai objektif dan seimbang dalam menengahi serta mendorong dialog. Thailand, kata dia, siap menyelesaikan perbedaan dengan Kamboja melalui jalur bilateral dengan semangat bertetangga yang baik dan niat tulus.












