NewsRepublik.com, Kesehatan – Penyakit metabolik seperti diabetes dan dislipidemia (gangguan kolesterol) berpotensi menimbulkan komplikasi serius pada penglihatan, termasuk memicu katarak atau kekeruhan lensa mata.
Kenali Beragam Jenis Katarak, Bukan Hanya Akibat Diabetes dan Kolesterol
Selain katarak akibat diabetes dan kolesterol, terdapat delapan jenis katarak lainnya yang juga perlu dikenali. Jenis-jenis ini dibedakan berdasarkan lokasi dan penyebabnya, serta dapat menimbulkan gangguan penglihatan serius jika tidak segera ditangani.
1. Katarak Nuklear Sklerosis
Katarak nuklear sklerosis merupakan jenis yang paling umum terjadi, terutama seiring pertambahan usia. Tak heran, banyak lansia yang mengalaminya.
“Katarak nuklear sklerosis ditandai dengan kekeruhan, penguningan, dan pengerasan pada bagian tengah lensa mata atau nukleus. Seiring bertambahnya usia, bagian ini akan semakin keruh,” jelas dr. Kevin.
2. Katarak Kortikal
Jenis ini dinamai sesuai letak kekeruhan yang muncul pada lapisan luar lensa atau korteks. Gejala awal biasanya muncul dari bagian tepi lensa yang kemudian menyebar ke tengah, membentuk pola menyerupai ruji roda sepeda.
Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami katarak kortikal.
3. Katarak Posterior Subkapsular
Katarak posterior subkapsular tergolong cepat berkembang dan dapat menyebabkan penurunan penglihatan hanya dalam hitungan bulan.
Jenis ini terjadi di bagian belakang lensa, tepatnya dekat kapsul posterior. Kondisi ini kerap dialami oleh individu usia muda dan mereka yang rutin mengonsumsi obat steroid dalam jangka panjang.
Katarak Kongenital dan Morgagni, Dua Jenis Katarak yang Perlu Diwaspadai
Selain katarak akibat usia dan penyakit metabolik seperti diabetes atau kolesterol, ada pula jenis katarak yang bisa terjadi sejak bayi lahir maupun pada tahap lanjut kerusakan lensa mata.
Katarak Kongenital
Katarak bawaan atau kongenital merupakan jenis katarak yang sudah ada sejak bayi lahir. Jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kondisi ini berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan permanen di kemudian hari.
“Katarak bawaan ini bisa muncul tanpa sebab yang jelas. Namun, infeksi selama kehamilan seperti rubella menjadi faktor risiko yang cukup umum,” ujar dr. Kevin dari KMN Eyecare.
Pemeriksaan mata sejak dini sangat disarankan guna mencegah keterlambatan deteksi katarak jenis ini.
Katarak Morgagni
Jenis ini merupakan bentuk lanjut dari katarak, ditandai dengan pelunakan korteks lensa yang kemudian mencair hingga inti lensa (nukleus) tenggelam ke dasar.
“Katarak Morgagni tergolong kondisi lanjut. Paparan sinar ultraviolet dan faktor usia menjadi dua penyebab utama berkembangnya katarak jenis ini,” tambah dr. Kevin.
Nama katarak ini diambil dari Giovanni Battista Morgagni, seorang pakar anatomi asal Italia yang pertama kali mendeskripsikannya pada abad ke-18.
Mengenal Katarak Polar Posterior, Traumatik, dan Putih yang Perlu Diwaspadai
Katarak merupakan salah satu gangguan penglihatan yang bisa dialami siapa saja, dengan berbagai penyebab dan tipe yang berbeda. Dari katarak akibat bawaan hingga trauma fisik, berikut tiga jenis katarak yang patut diwaspadai.
Katarak Polar Posterior
Jenis katarak ini ditandai dengan kekeruhan pada bagian belakang lensa mata. Pada tahap awal, gejala biasanya belum dirasakan. Namun seiring pertumbuhan area keruh, kemampuan penglihatan penderita akan semakin terganggu.
Katarak polar posterior juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau merupakan kondisi bawaan sejak lahir.
Katarak Traumatik
Berbeda dari katarak lain yang berkembang secara alami atau karena penyakit metabolik, katarak traumatik muncul akibat cedera fisik pada mata, seperti benturan keras atau tertusuk benda tajam.
“Dalam beberapa kasus, katarak traumatik bisa muncul bertahun-tahun setelah cedera. Namun ada juga yang berkembang hanya dalam hitungan hari,” jelas dr. Kevin dari KMN Eyecare.
Katarak Putih
Katarak jenis ini merupakan stadium lanjut dari katarak biasa, ditandai dengan lensa mata yang tampak putih pekat dan mengeras. Kondisi ini membutuhkan tindakan operasi oleh tenaga medis berpengalaman karena tingkat kesulitannya yang tinggi.
“Walaupun penyebabnya beragam, seluruh jenis katarak memiliki potensi yang sama dalam menyebabkan kebutaan,” ujar dr. Kevin.
Ia menambahkan, gangguan penglihatan akibat katarak pada tahap awal maupun menengah sudah bisa mengganggu aktivitas harian penderitanya.
Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Deteksi Dini
Kecuali untuk kasus bawaan dan akibat trauma, sebagian besar jenis katarak dapat dicegah melalui pola hidup sehat. Pemeriksaan mata secara rutin juga sangat dianjurkan untuk mendeteksi katarak lebih dini, sehingga risiko gangguan penglihatan yang lebih parah dapat ditekan.