NewsRepublik.com, Kesehatan – Bahu termasuk salah satu sendi yang paling rentan mengalami dislokasi, mengingat rentang geraknya yang luas serta struktur yang relatif longgar. Dislokasi bahu terjadi ketika tulang lengan atas (humerus) keluar dari soket sendi bahu (glenoid), yang umumnya dipicu benturan keras, jatuh, atau gerakan memutar ekstrem. Kondisi ini kerap dialami atlet, pekerja fisik, maupun siapa pun yang mengalami kecelakaan.
Cedera ini menimbulkan nyeri hebat dan pembengkakan, serta berpotensi merusak ligamen, otot, dan saraf di sekitar bahu bila tidak segera ditangani.
Dislokasi bahu bisa bersifat total, ketika bonggol tulang lengan atas sepenuhnya keluar dari rongga sendi, atau parsial (subluksasi), saat hanya sebagian bonggol tulang bergeser dari soketnya. Keduanya sama-sama menyebabkan rasa sakit signifikan dan membatasi pergerakan.
Pemahaman mengenai definisi, penyebab, gejala, dan langkah pertolongan pertama pada dislokasi bahu sangat penting. Pengetahuan ini berguna tidak hanya untuk penanganan darurat, tetapi juga sebagai langkah pencegahan guna meminimalkan risiko cedera bahu di kemudian hari.
Faktor Penyebab Dislokasi Bahu

Dislokasi bahu umumnya terjadi akibat benturan keras atau gerakan ekstrem secara tiba-tiba pada area bahu, yang sering kali berkaitan dengan trauma atau kecelakaan. Mengutip Mayo Clinic, cedera olahraga menjadi salah satu penyebab utama, khususnya pada cabang olahraga dengan kontak fisik tinggi seperti sepak bola, hoki, atau rugbi. Berikut sejumlah faktor yang dapat memicu dislokasi bahu:
1. Trauma dan Benturan Kuat
Benturan keras—misalnya jatuh dengan posisi lengan terulur, kecelakaan lalu lintas, atau pukulan langsung ke bahu—dapat mendorong tulang lengan atas (humerus) keluar dari soket bahu (glenoid).
2. Cedera Akibat Jatuh atau Overextensi
Jatuh dari tangga, terpeleset, atau tersandung dengan posisi lengan menopang tubuh berisiko tinggi menyebabkan dislokasi. Insiden seperti kecelakaan kendaraan, serta pukulan atau tendangan langsung pada lengan atas, juga dapat membuat humerus terlepas dari soketnya.
3. Kejang Otot Berat
Meski jarang, kontraksi otot yang sangat kuat—misalnya saat mengalami kejang atau tersengat listrik—dapat mendorong sendi bahu keluar dari posisi normal.
4. Hipermobilitas dan Faktor Genetik
Beberapa orang memiliki ligamen yang lebih elastis (hiperlaksitas) atau kondisi bawaan seperti Marfan syndrome dan Ehlers-Danlos syndrome, yang membuat stabilitas sendi rendah. Tanpa trauma pun, bahu bisa menjadi tidak stabil dan mudah terlepas.
5. Gerakan Berulang di Atas Kepala (Repetitive Overhead Use)
Aktivitas berulang seperti berenang, melempar, atau pekerjaan di atas kepala dapat melonggarkan kapsul sendi dan ligamen, meningkatkan risiko dislokasi—terutama pada atlet atau pekerja fisik. Riwayat dislokasi sebelumnya juga membuat bahu lebih rentan mengalami cedera berulang.
Tanda dan Gejala Dislokasi Bahu

Gejala dislokasi bahu dapat bervariasi, namun umumnya ditandai nyeri hebat yang sulit ditahan di area bahu. Mengutip Mayo Clinic, berikut sejumlah tanda dan gejala yang kerap menyertai kondisi ini:
- Nyeri menjalar ke leher dan lengan, yang semakin parah saat bahu digerakkan.
- Perubahan bentuk bahu yang tampak cacat, bergeser dari posisi normal, atau menonjol keluar secara tidak wajar.
- Pembengkakan dan memar di sekitar bahu, dengan warna memar mulai dari merah hingga kehitaman, menandakan adanya kerusakan jaringan di bawah kulit.
- Keterbatasan gerak yang signifikan, bahkan dalam beberapa kasus penderita tidak mampu menggerakkan lengan atau bahu sama sekali.
- Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada leher, lengan, atau jari akibat tekanan pada saraf.
- Kejang otot di sekitar bahu yang menambah rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
Pertolongan Pertama pada Dislokasi Bahu

Jika diduga terjadi dislokasi bahu, segera cari bantuan medis darurat. Hindari mencoba mengembalikan posisi sendi secara mandiri, karena tindakan tersebut dapat memperparah cedera, termasuk merusak saraf atau pembuluh darah.
Sambil menunggu pertolongan, beberapa langkah awal yang penting dilakukan meliputi:
1. Imobilisasi Sendi
Gunakan bidai (splint) atau gendongan (sling) untuk menahan bahu yang cedera agar tetap stabil dan tidak bergerak. Langkah ini membantu mengurangi nyeri sekaligus mencegah cedera tambahan.
- Posisikan lengan senyaman mungkin, umumnya diletakkan di dekat dada menggunakan sling.
- Jangan memaksa meluruskan atau menggerakkan sendi yang terlipat.
2. Kompres Dingin
Tempelkan kompres es yang sudah dibungkus kain atau handuk bersih pada area bahu yang cedera. Kompres dingin membantu meredakan nyeri dan pembengkakan dengan mengecilkan pembuluh darah yang pecah. Lakukan selama 15–20 menit, sebanyak 3–4 kali sehari.
3. Pantau Sirkulasi dan Sensasi
- Periksa denyut nadi di pergelangan tangan atau jari secara berkala untuk memastikan aliran darah tetap lancar.
- Jika area terlihat pucat, terasa kebas, kesemutan, atau tidak teraba denyut nadi, segera hubungi bantuan darurat.
4. Pereda Nyeri
- Jika tersedia dan aman digunakan, berikan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan.
Langkah Efektif Mencegah Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu bisa terjadi secara tiba-tiba, namun risiko tersebut dapat diminimalkan dengan langkah pencegahan berikut:
- Melakukan olahraga rutin untuk menjaga kekuatan serta kelenturan otot dan sendi bahu, karena otot yang kuat berperan penting dalam menstabilkan sendi. Saat berolahraga dengan risiko benturan atau kontak fisik, pastikan selalu menggunakan perlengkapan pelindung yang sesuai.
- Tetap waspada dalam menjalani aktivitas sehari-hari guna menghindari terjatuh atau cedera, termasuk menjauhi permukaan yang tidak stabil.
- Sebelum memulai aktivitas fisik, lakukan pemanasan yang memadai agar otot dan sendi siap bekerja, sehingga risiko cedera dapat ditekan. Hindari gerakan yang memberi tekanan berlebihan pada bahu.
- Bagi yang pernah mengalami dislokasi bahu, mengikuti program fisioterapi sesuai anjuran dokter sangat dianjurkan. Fisioterapi berperan memperkuat otot penstabil dan meningkatkan kekokohan sendi, sehingga mencegah terulangnya cedera.