NewsRepublik.com, Pariwisata – Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengalami erupsi pada Sabtu dini hari, 2 Agustus 2025. Aktivitas vulkanik ini berdampak langsung terhadap operasional penerbangan di kawasan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tiga bandara terpaksa ditutup sementara.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Sabtu malam, tiga bandara yang terdampak meliputi Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Kabupaten Sikka; Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende; serta Bandara Komodo di Labuan Bajo.
Sementara itu, Bandara Gewayantana di Larantuka masih melayani penerbangan seperti biasa. Adapun status operasional Bandara So’a di Bajawa dan Bandara Frans Sales Lega di Ruteng belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut.
Manajemen Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere menyatakan bahwa penutupan diberlakukan hingga Minggu (3/8/2025) pukul 06.00 WITA, menyusul adanya deposit abu vulkanik di area sisi udara (airside) yang berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan.
Bandara Maumere merupakan pintu masuk utama menuju sejumlah destinasi wisata unggulan, seperti Pantai Koka, Gunung Egon, Desa Doka, Pantai Tanjung, dan Gunung Rokatenda.
Di sisi lain, seluruh penerbangan dari dan menuju Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende juga dibatalkan. Bandara ini menjadi akses penting menuju objek wisata seperti Rumah Pengasingan Soekarno, Danau Kelimutu, Taman Renungan, hingga Serambi Soekarno.
Di Bandara Komodo Labuan Bajo, tercatat sebanyak 23 penerbangan dibatalkan akibat dampak langsung dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Keselamatan Masyarakat dan Wisatawan Jadi Fokus Utama

Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan bahwa keselamatan warga, wisatawan, dan pelaku industri pariwisata menjadi prioritas utama dalam menghadapi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur yang saat ini berstatus awas.
“Saya mengimbau seluruh masyarakat, wisatawan, dan pelaku usaha pariwisata untuk terus waspada dengan memantau informasi terkini dan mengikuti arahan resmi dari otoritas terkait,” ujar Menpar dalam keterangan resmi.
Kementerian Pariwisata bersama berbagai instansi terkait, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Perhubungan, serta pemerintah daerah, secara intensif memantau perkembangan situasi.
Lebih lanjut, koordinasi juga dilakukan dengan para pelaku usaha pariwisata, termasuk hotel, pemandu wisata, dan operator perjalanan, guna memastikan respons cepat dan layanan optimal bagi wisatawan yang terdampak.
BPOLBF Aktifkan Layanan Informasi

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) di bawah Kementerian Pariwisata mengaktifkan Tourist Information Center (TIC) dan kanal komunikasi untuk membantu wisatawan memperoleh informasi dan pendampingan terkait situasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Wisatawan yang membutuhkan informasi dan panduan perjalanan terbaru dapat menghubungi hotline resmi BPOLBF di nomor +62 811-3879-4555.
“Kami yakin dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, pariwisata Flores akan segera pulih dan tetap menjadi destinasi unggulan nasional,” ujar Kepala BPOLBF, Widi.
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, Widi meminta masyarakat dan wisatawan untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, menunda kunjungan ke destinasi yang rentan terdampak, serta rutin memantau perubahan jadwal penerbangan selama status ‘Awas’ masih diberlakukan.
“Kami memahami erupsi ini berdampak langsung pada aktivitas penerbangan dan perjalanan wisata, khususnya di wilayah Flores Timur, Sikka, Ende, dan Manggarai,” katanya.
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus pada Sabtu dini hari. Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi tercatat terjadi pukul 01.05 WITA.
Tinggi kolom abu yang teramati mencapai sekitar 18.000 meter di atas permukaan laut. Abu vulkanik berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya, barat, dan barat laut.
Aktivitas erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi kurang lebih 14 menit 5 detik. Erupsi disertai suara gemuruh serta dentuman keras yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki.
Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah, serta dalam sektor barat daya hingga timur laut sejauh tujuh kilometer dari pusat erupsi.
Warga juga diharapkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.












