NewsRepublik.com, Ekonomi – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersama Indonesia Australia Skills Exchange (IASE) resmi meluncurkan rangkaian pelatihan daring guna meningkatkan daya saing tenaga kerja nasional. Program ini mendapat dukungan dari Katalis dan menghadirkan pelatihan bersertifikat dari Registered Training Organisations (RTO) asal Australia yang telah diakui secara internasional.
Pelatihan perdana bertajuk Leadership in the Workplace dijadwalkan berlangsung secara online pada 18 Juni 2025, dan akan dibawakan oleh DeakinCo—penyedia pelatihan profesional dari Australia yang merupakan bagian dari Deakin University, Melbourne. Pelatihan ini terbuka untuk profesional, manajer, hingga pemilik usaha di seluruh Indonesia yang ingin memperkuat kemampuan kepemimpinan dan manajemen di lingkungan kerja.
Inisiatif ini sejalan dengan semangat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (IA-CEPA), yang mendorong penguatan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi. Melalui format daring yang mudah diakses, program ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperoleh sertifikasi dengan pengakuan global.
“Lewat kolaborasi strategis bersama Katalis dan DeakinCo, kami ingin mendorong percepatan peningkatan kualitas SDM Indonesia lewat platform IASE. Ini adalah lompatan besar yang menghubungkan kebutuhan dunia usaha dengan pelatihan bertaraf internasional. Ini bukan sekadar inisiatif, tapi sebuah gerakan nasional,” ujar Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, dalam pernyataan tertulis, Kamis (19/6/2025).
Dorong Daya Saing Tenaga Kerja
Lebih lanjut, Shinta menegaskan komitmen Apindo menjadikan IASE sebagai penggerak utama daya saing tenaga kerja Indonesia, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. “Investasi pada manusia adalah investasi masa depan bangsa. Apindo siap mengawal perjalanan ini hingga tuntas,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Katalis, Paul Bartlett menyatakan bahwa pihaknya bangga bisa terlibat dalam kolaborasi strategis ini. “Kami ingin membawa pelatihan bertaraf internasional lebih dekat ke Indonesia, serta menjembatani dunia kerja kedua negara. Ini adalah bentuk nyata dari visi bersama menciptakan SDM unggul dan memperkuat hubungan bilateral,” ujarnya.
Pendaftaran untuk pelatihan selanjutnya, yang akan dibawakan oleh Phoenix Australia pada 4 Juli 2025 dengan topik Kesehatan Mental di Tempat Kerja, telah dibuka. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui tautan: https://bit.ly/apindo-iase.
Apindo Usulkan Stimulus BSU Rp150 Ribu per Bulan
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani juga mengungkapkan keterlibatannya dalam rapat terbatas pemerintah terkait enam program stimulus ekonomi, termasuk rencana penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk pekerja dan guru honorer mulai Juni 2025.
“Iya, saya ikut rakortas,” ujar Shinta saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (29/5/2025). Dalam forum itu, Apindo mengusulkan skema bantuan dengan nominal Rp150 ribu per bulan selama dua bulan, yakni Juni hingga Juli 2025.
Meski begitu, Shinta mengakui belum ada pembahasan rinci mengenai total anggaran. Fokus utama Apindo adalah revitalisasi industri padat karya dan penyesuaian stimulus dengan kondisi ekonomi terkini. “Kami memang menekankan pentingnya dukungan bagi industri padat karya dan menyesuaikan kebijakan dengan realitas di lapangan,” katanya.
Perlu Evaluasi Mendalam
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menilai perlu dilakukan evaluasi lanjutan terkait efektivitas Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang dinilai belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan riil para pekerja.
“Kami tentu mengapresiasi langkah pemerintah mendorong bantuan ini. Namun, kami masih melakukan evaluasi dari sisi kalkulasi dan dampaknya karena memang ada yang nilainya cukup kecil,” ujarnya.
Meski begitu, Shinta menegaskan bahwa Apindo tetap mendukung inisiatif pemerintah dalam menyalurkan stimulus ekonomi. Hanya saja, implementasi di lapangan dan kejelasan data penerima masih menjadi sorotan utama.
“Apakah bantuan ini benar-benar bisa membantu? Prinsipnya, kami mendukung. Tapi dari sisi pelaksanaan masih perlu perhitungan lebih matang. Apalagi, waktu itu nominal bantuannya juga masih baru diumumkan dan belum final,” tutupnya.