NewsRepublik.com, Ekonomi – Aktor sekaligus produser film Nicholas Saputra membagikan prinsip keuangan yang ia pegang teguh selama berkarier di dunia perfilman. Berprofesi sebagai pekerja lepas tanpa penghasilan tetap, Nicholas mengandalkan strategi konservatif dan pandangan jangka panjang untuk menjaga kestabilan finansial.
Akui Pernah Gagal Bisnis
Meski dikenal cermat dalam mengatur keuangan, Nicholas Saputra tak menampik bahwa dirinya juga pernah merasakan pahitnya kegagalan dalam berbisnis. Aktor sekaligus produser ini mengungkapkan bahwa kerugian dalam investasi maupun usaha adalah bagian dari proses belajar, selama risiko tetap dikelola secara bijak.
“Saya selalu sangat meminimalkan risiko karena saya selalu mengambil jalur yang konservatif,” ujar Nicholas dalam sesi berbagi di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Ia mengaku sempat gagal dalam bisnis kuliner atau food and beverage (F&B). Namun, pengalaman tersebut tidak menghentikannya untuk kembali bangkit. Saat ini, Nicholas tercatat mengelola lima unit usaha di luar industri film, termasuk di bidang production house, pariwisata, hingga akomodasi yang berbasis di Bali.
Baginya, keterlibatan dalam bisnis bukan sekadar sebagai investor pasif, melainkan sebagai bagian dari jiwa dan visinya. “Saya ingin memberikan nyawa saya ke dalam bisnis tersebut, bukan hanya sekadar invest,” tegasnya.
Nicholas Saputra: Kemewahan Bukan Soal Barang, Tapi Bebas dari Cemas Finansial
Aktor Nicholas Saputra mengungkapkan pandangannya soal gaya hidup dan kemewahan yang jauh dari stereotip selebritas. Alih-alih menghamburkan uang untuk barang-barang mewah, Nicholas justru menilai kemewahan sejati adalah hidup tanpa tekanan finansial.
“Puncak kemewahan itu ketika kita enggak perlu mikir kapan kita harus travelling. Harus siap duitnya,” ujar Nicholas dalam sesi talk show Architecture of Wealth, Jumat (20/6/2025).
Bagi bintang film Ada Apa dengan Cinta? itu, travelling adalah bentuk self-reward yang sah-sah saja, selama dilakukan dengan perencanaan dan tidak impulsif.
Ia menambahkan, setiap orang bisa punya definisi sendiri tentang kemewahan. Namun, ia menegaskan pentingnya menahan diri untuk tidak buru-buru menaikkan standar hidup.
“Kemewahan buat saya adalah bisa santai, bisa melakukan hal yang saya suka. Tapi jangan buru-buru naikin gaya hidup, karena yang paling sulit itu nurunin kenyamanan gaya hidup. Mental bisa kena,” tegasnya.