F&B

Inovasi Kreatif dan Keberlanjutan, Dua Penggerak Tren Industri Kuliner Masa Kini

9
×

Inovasi Kreatif dan Keberlanjutan, Dua Penggerak Tren Industri Kuliner Masa Kini

Share this article
Inovasi Kreatif dan Keberlanjutan, Dua Penggerak Tren Industri Kuliner Masa Kini
Inovasi Kreatif dan Keberlanjutan, Dua Penggerak Tren Industri Kuliner Masa Kini

NewsRepublik.com, F&B – Industri kuliner tengah memasuki fase transformasi signifikan, didorong oleh dua faktor utama: inovasi dan keberlanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini menunjukkan respons adaptif terhadap dinamika sosial serta tantangan global di dunia usaha.

Mengutip Hospitality Net, Sabtu (14/6/2025), Direktur School of Hospitality Leadership di East Carolina University, Robert O’Halloran, menyebut pandemi COVID-19 sebagai pemicu utama perubahan di industri makanan dan minuman (F&B). “Pandemi menjadi katalis bagi pelaku industri F&B untuk tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang di tengah tekanan,” ujarnya.

Perkembangan tersebut tak sebatas pada inovasi produk dan layanan, namun juga terlihat dari pemanfaatan teknologi dalam operasional harian. Menurut O’Halloran, sektor F&B kini semakin menitikberatkan prinsip keberlanjutan—mengedepankan praktik yang ramah lingkungan, sosial, dan berdampak positif bagi kelangsungan bisnis.

Salah satu fokus utama adalah penggunaan kemasan ramah lingkungan. Tren mengurangi plastik sekali pakai makin menguat, dengan pelaku industri beralih ke material biodegradable yang lebih mudah didaur ulang.


Konsumen Kini Lebih Sadar dalam Mengonsumsi Makanan

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, pola konsumsi makanan juga mengalami perubahan. Banyak konsumen mulai menghindari kandungan gula berlebih serta bahan sintetis dalam minuman.

Produk-produk F&B fungsional yang menjanjikan manfaat seperti menjaga hidrasi, menurunkan stres, hingga menjaga kesehatan usus pun semakin diminati. Tren keberlanjutan turut tercermin dalam meningkatnya minat terhadap produk non-daging.

Produk berbasis nabati, termasuk varian makanan laut dari tanaman, mulai mendapat tempat di kalangan konsumen yang peduli terhadap isu lingkungan dan praktik produksi yang berkelanjutan. Kekhawatiran terhadap dampak penangkapan ikan komersial dan emisi dari peternakan intensif menjadi faktor pendorong utama.

Perubahan gaya hidup pascapandemi juga memengaruhi pola konsumsi. Aktivitas kerja dari rumah (remote working) membuat memasak di rumah menjadi pilihan yang lebih praktis dan ekonomis dibandingkan makan di luar.

Di sisi lain, layanan pesan antar makanan dan paket bahan siap masak (meal kits) terus tumbuh, menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menyantap makanan sehat dan berkualitas tanpa harus repot keluar rumah.


Peran Teknologi dalam Mendorong Inovasi Sektor F&B

Tren makanan lokal yang mengedepankan konsep hyperlocal turut mencuat. Sistem ini menekankan pentingnya konsumsi bahan pangan dari sumber terdekat, yang sekaligus membantu menekan biaya logistik serta jejak karbon.

Tak hanya itu, transparansi rantai pasok kini menjadi sorotan, dengan pemanfaatan teknologi seperti “kode batang DNA”—sebuah inovasi berbasis ragi buatan yang memungkinkan pelacakan bahan baku dari hulu hingga hilir.

Inovasi digital juga menyentuh berbagai aspek operasional restoran, mulai dari robot layanan, digitalisasi sistem kasir, hingga integrasi data penjualan secara real time. Kemajuan ini membantu pelaku usaha meningkatkan efisiensi sekaligus memperkaya pengalaman pelanggan.

Teknologi juga berperan dalam mengurangi food waste dan mengoptimalkan distribusi makanan. Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan big data memungkinkan pelaku usaha membuat keputusan strategis dengan lebih cepat dan akurat.


Teknologi Pangan dan Inovasi Terbaru

Mengutip Food Inspiration, pakar layanan makanan Fascal Hukker mengungkap sejumlah tren dan inovasi teknologi pangan yang diprediksi akan terus berkembang dalam waktu dekat:

  1. Kopi Alternatif
    Konsumsi kopi terus meningkat di berbagai negara, termasuk yang sebelumnya dikenal sebagai pasar teh seperti India dan Tiongkok. Hal ini mendorong munculnya ragam inovasi kopi berbasis alternatif sesuai iklim dan preferensi lokal.

  2. Menu Berbasis Nabati (Plant-Based)
    Menu plant-based kian menjamur, tak hanya menyasar vegetarian tapi juga generasi muda, terutama Gen Z, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan. Konsumsi makanan berbasis nabati kini dipandang sebagai langkah kecil menjaga kelestarian bumi.

  3. Steak Nabati
    Inovasi olahan daging berbasis tumbuhan semakin berkembang. Salah satu produk yang mencuri perhatian adalah steak nabati yang dibuat dari kombinasi protein kedelai, tepung kacang, tepung beras, minyak lobak, dan campuran mikroba berpaten—memberi rasa dan tekstur mendekati daging asli.