Internasional

Iran Siap Balas Serangan AS, Targetkan Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah

1
×

Iran Siap Balas Serangan AS, Targetkan Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah

Share this article
Iran Siap Balas Serangan AS, Targetkan Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah
Iran Siap Balas Serangan AS, Targetkan Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah

NewsRepublik.com, Internasional – Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah Amerika Serikat bergabung dengan Israel melakukan serangan udara ke tiga lokasi nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan pada Minggu (22/6/2025) pagi. Iran langsung memberikan peringatan keras bahwa setiap personel dan warga negara AS di kawasan Asia Barat kini menjadi target.

Televisi pemerintah Iran menyebutkan bahwa aksi militer AS akan mendapatkan konsekuensi berat. Hossein Shariatmadari, tokoh dekat Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei dan pemimpin redaksi surat kabar garis keras Kayhan, mengimbau pasukan Iran segera menyerang armada laut AS di Bahrain dan menutup Selat Hormuz untuk kapal milik AS, Inggris, Jerman, serta Prancis.

Dalam editorialnya, Shariatmadari menulis, “Sekarang giliran kita bertindak tanpa penundaan. Langkah pertama adalah serangan rudal ke armada laut AS di Bahrain dan menutup Selat Hormuz bagi kapal-kapal AS dan sekutu,” seperti dikutip NDTV.

Sebelumnya, Ayatullah Khamenei secara langsung memperingatkan AS terkait konsekuensi dari intervensi militer yang dilakukan. Situasi ini memicu kekhawatiran eskalasi konflik yang dapat berdampak luas di kawasan dan dunia internasional.


Sebaran Pangkalan Militer Utama AS di Timur Tengah Jadi Sorotan

Ketegangan yang terus memanas antara Iran dan Amerika Serikat membuat sejumlah pangkalan militer utama AS di Timur Tengah menjadi titik perhatian. Wilayah ini menjadi basis strategis bagi AS untuk menempatkan lebih dari 40.000 personel militer di bawah Komando Pusat AS (CENTCOM).

Bahrain menjadi lokasi penting karena menjadi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS dan Komando Pusat Angkatan Laut AS. Pelabuhan laut dalam di Bahrain memungkinkan kapal perang terbesar milik AS, termasuk kapal induk, berlabuh dan beroperasi. Pangkalan ini juga menampung empat kapal pemburu ranjau dan dua kapal pendukung logistik. Armada di Bahrain sudah beroperasi sejak 1948, awalnya dikelola Angkatan Laut Inggris.

Selain Bahrain, pangkalan AS yang signifikan tersebar di Qatar, Irak, Suriah, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA), yang menjadi basis bagi berbagai operasi militer dan logistik AS di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya.


Qatar dan Irak Jadi Basis Strategis Militer AS di Timur Tengah

Qatar menjadi lokasi pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, yakni Pangkalan Udara Al Udeid. Pangkalan ini berfungsi sebagai markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) di wilayah tersebut, menampung kekuatan angkatan udara dan pasukan operasi khusus. Al Udeid juga menjadi tempat bergilirnya pesawat tempur AS serta markas Wing Ekspedisi Udara ke-379, yang siap dikerahkan untuk operasi militer di kawasan.

Sementara itu, di Irak, AS memiliki beberapa instalasi militer penting, seperti Pangkalan Udara Al Asad di Provinsi Al-Anbar dan Pangkalan Udara Al Harir di Erbil. Irak menampung sekitar 2.500 tentara AS yang tergabung dalam koalisi internasional melawan ISIS. Baghdad menjadi sekutu utama AS sekaligus rival utama Iran di kawasan. Pangkalan-pangkalan ini pernah menjadi sasaran serangan, termasuk serangan rudal dan drone yang diduga dilancarkan kelompok proksi Iran, sebagai respons atas ketegangan yang terjadi.


Suriah, Kuwait, dan Uni Emirat Arab Jadi Pangkalan Kunci Militer AS

Suriah menjadi lokasi strategis bagi kehadiran militer AS yang mempertahankan sejumlah instalasi sebagai bagian dari perang melawan ISIS. Garnisun utama AS berada di Al Tanf, wilayah selatan Suriah yang berbatasan dengan Irak dan Yordania, menjadi titik penting kendali dan operasi militer di kawasan.

Di Kuwait, Pangkalan Udara Ali al-Salem berperan sebagai pusat pengangkutan logistik utama bagi pasukan AS dan koalisi. Terletak sekitar 32 km dari perbatasan Irak, pangkalan ini menampung Wing Ekspedisi Udara ke-386 yang mengelola pengiriman pasukan dan perlengkapan militer secara intensif.

Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi tuan rumah Pangkalan Udara Al Dhafra, markas Wing Ekspedisi Udara ke-380 yang mengoperasikan jet tempur F-22 Raptor serta berbagai pesawat pengintai dan drone canggih, seperti MQ-9 Reaper. Pangkalan ini juga menjadi lokasi Gulf Air Warfare Centre, pusat pelatihan pertahanan udara dan rudal yang memperkuat koordinasi operasi udara antara AS dan sekutu di kawasan.