NewsRepublik.com, Internasional – Israel dilaporkan tengah menjalin pembicaraan dengan Sudan Selatan terkait kemungkinan relokasi warga Palestina dari Gaza ke negara di Afrika Timur yang juga dilanda konflik. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya lebih luas Israel untuk mendorong emigrasi massal dari wilayah yang porak-poranda akibat serangan militernya terhadap Hamas selama 22 bulan terakhir.
Enam sumber yang mengetahui langsung isu ini mengonfirmasi pembahasan tersebut kepada Associated Press. Belum jelas sejauh mana prosesnya berjalan, namun jika diterapkan, rencana ini akan memindahkan penduduk dari wilayah yang dilanda perang dan terancam kelaparan ke wilayah lain dengan kondisi serupa.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan ingin mewujudkan visi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan sebagian besar penduduk Gaza melalui apa yang ia sebut migrasi sukarela. Israel dikabarkan juga mengajukan proposal serupa kepada sejumlah negara Afrika lain.
“Menurut saya, langkah yang benar—bahkan sesuai dengan hukum perang sebagaimana saya memahaminya—adalah membiarkan penduduk sipil pergi terlebih dahulu. Setelah itu, barulah Anda masuk dengan seluruh kekuatan untuk menghadapi musuh yang masih tersisa di sana,” ujar Netanyahu dalam wawancara dengan stasiun TV Israel, i24news, Selasa (12/8/2025).
Netanyahu tidak menyebut Sudan Selatan secara spesifik.
Rencana ini mendapat penolakan keras dari Palestina, kelompok HAM, dan komunitas internasional yang menilainya sebagai bentuk pengusiran paksa yang melanggar hukum internasional.
Bagi Sudan Selatan, kesepakatan semacam ini bisa menjadi peluang untuk mempererat hubungan dengan Israel, yang kini memiliki kekuatan militer dominan di Timur Tengah. Selain itu, hal ini juga berpotensi membuka jalur komunikasi dengan Trump, yang sempat mengusulkan pemindahan warga Gaza pada Februari lalu, meski kemudian mundur beberapa bulan berikutnya.
Sudan Selatan Tegas Bantah Isu Pembicaraan dengan Israel

Pemerintah Sudan Selatan pada Rabu (13/8) membantah laporan yang menyebut mereka tengah melakukan pembicaraan dengan Israel terkait rencana pemindahan warga Palestina dari Gaza ke negara tersebut.
“Pemerintah Republik Sudan Selatan dengan tegas membantah laporan media terbaru yang mengklaim bahwa Pemerintah Republik Sudan Selatan sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Negara Israel mengenai permukiman warga Negara Palestina dari Gaza di Sudan Selatan,” ujar Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Kementerian menegaskan, klaim itu tidak memiliki dasar dan tidak mencerminkan posisi resmi maupun kebijakan pemerintah Sudan Selatan. Mereka juga meminta media berhati-hati serta melakukan verifikasi langsung kepada sumber resmi sebelum menyebarkan informasi.
Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Sharren Haskel tiba di Sudan Selatan pada Rabu pagi, dalam kunjungan resmi pertama oleh pejabat tinggi Israel. Harian The Times of Israel mengutip sumber yang menyebut kunjungan tersebut bertujuan membahas rencana pemindahan warga Palestina dari Gaza ke Sudan Selatan.
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Tel Aviv tengah berdiskusi dengan lima negara, termasuk Sudan Selatan, mengenai kemungkinan relokasi warga Palestina ke wilayah mereka.
Pada Februari lalu, Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih Gaza dan memindahkan warganya ke lokasi lain dalam rencana pembangunan kembali besar-besaran yang ia klaim dapat menjadikan kawasan itu sebagai “Riviera Timur Tengah”.
Usulan tersebut memicu kecaman keras dari Palestina, negara-negara Arab, serta berbagai pihak di dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel telah menggencarkan serangan brutal terhadap Gaza yang menewaskan lebih dari 61.700 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.












