Internasional

Israel Gempur Markas Pertahanan Iran, Teheran Balas dengan Serangan Rudal

9
×

Israel Gempur Markas Pertahanan Iran, Teheran Balas dengan Serangan Rudal

Share this article
Israel Gempur Markas Pertahanan Iran, Teheran Balas dengan Serangan Rudal
Israel Gempur Markas Pertahanan Iran, Teheran Balas dengan Serangan Rudal

NewsRepublik.com, Internasional – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas. Pada Minggu (15/6/2025), Israel melancarkan serangan udara skala besar yang menyasar sejumlah fasilitas strategis di Teheran, termasuk kantor pusat Kementerian Pertahanan Iran serta instalasi energi penting.

Tak tinggal diam, Iran langsung membalas dengan hujan rudal yang menghantam wilayah utara Israel. Serangan balasan itu menewaskan sedikitnya empat orang di Galilea, setelah sebuah rudal menghantam kawasan permukiman.

Saling serang ini merupakan buntut dari eskalasi dua hari sebelumnya, ketika Israel meluncurkan gempuran mendadak ke sejumlah lokasi terkait program nuklir Iran.

Ledakan Mengguncang Teheran

Ledakan terdengar di berbagai penjuru ibu kota Iran saat rudal-rudal Israel menghantam beberapa lokasi vital. Media pemerintah Iran menyebut serangan tersebut sebagai yang paling serius sejak konflik regional memuncak awal tahun ini.

Militer Israel mengklaim telah menghancurkan kantor pusat Kementerian Pertahanan Iran, serta beberapa fasilitas yang diyakini terkait langsung dengan pengembangan senjata nuklir.

Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB menyatakan serangan udara tersebut telah menewaskan 78 orang dan melukai lebih dari 320 warga sipil dan personel militer.

Dari pihak Israel, hingga kini belum ada laporan resmi mengenai kerugian akibat serangan rudal Iran. Namun, pihak layanan darurat Israel mengonfirmasi bahwa salah satu rudal menghantam kompleks apartemen di Galilea, menyebabkan empat korban jiwa dan sejumlah lainnya luka-luka.

Jenderal dan Ilmuwan Jadi Sasaran

Pihak Israel menyatakan bahwa selama dua hari terakhir mereka telah melakukan lebih dari 200 serangan terkoordinasi yang menargetkan struktur militer dan infrastruktur nuklir Iran. Militer Israel menyebut setidaknya beberapa jenderal tinggi Iran serta sembilan ilmuwan nuklir senior termasuk di antara korban.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataan resminya menyebut kondisi Teheran “seperti terbakar” dan menekankan bahwa operasi militer ini merupakan “respons tegas terhadap ancaman eksistensial dari Iran.”

Kabinet keamanan Israel pun telah menggelar pertemuan darurat, mengingat potensi eskalasi lebih lanjut yang dapat memicu konflik regional terbuka.

Perundingan Nuklir Batal, Dunia Serukan Deeskalasi

Saling serang antara dua musuh bebuyutan ini juga berdampak langsung pada jalur diplomasi. Putaran keenam perundingan nuklir Iran-AS yang seharusnya digelar di Oman pada Minggu (15/6) dibatalkan.

Pemerintah Oman selaku mediator mengonfirmasi pembatalan tersebut, sementara pejabat senior AS menyatakan bahwa pintu dialog masih terbuka, meski kondisi saat ini sangat menantang.

Namun, Iran menegaskan bahwa perundingan nuklir tak lagi relevan pascaserangan militer Israel. Diplomat senior Iran, Abbas Araghchi, bahkan menuduh Amerika Serikat “secara tidak langsung” mendukung serangan Israel, meskipun Washington telah membantah keterlibatan dalam operasi militer tersebut.

Seruan internasional untuk menahan diri datang dari berbagai negara, termasuk Prancis, Rusia, dan Tiongkok, yang khawatir konflik ini bisa meluas ke kawasan lebih luas dan memicu instabilitas global.


AS Hadang Rudal Iran, Israel Ancam Luncurkan Serangan Balasan Lebih Besar

Ketegangan di Timur Tengah memasuki babak baru. Dalam rentetan serangan rudal yang diluncurkan Iran sejak Jumat (13/6) malam hingga Sabtu dini hari, sedikitnya tiga warga Israel tewas dan 174 lainnya terluka, termasuk dua dalam kondisi kritis. Militer Israel juga melaporkan tujuh prajurit mengalami luka ringan akibat serangan di wilayah tengah negara tersebut.

Sumber resmi dari militer Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara AS yang berbasis di kawasan Timur Tengah ikut aktif dalam menangkal serangan tersebut. “Pasukan kami membantu sekutu kami, Israel, menghadapi ancaman rudal yang terus berdatangan dari Iran,” ujar seorang pejabat Departemen Pertahanan AS yang tak disebutkan namanya.

Netanyahu: Ini Baru Permulaan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan tegas, menyebut respons militer saat ini baru merupakan fase awal dari operasi yang lebih besar.

“Apa yang mereka alami saat ini belum seberapa dibanding kekuatan yang akan kita kerahkan dalam beberapa hari ke depan,” tegas Netanyahu dalam konferensi pers darurat di Tel Aviv, Sabtu pagi.


Serangan ke Pabrik Gas Alam Iran, Eskalasi Baru?

Sementara itu, kantor berita semi-resmi Iran melaporkan bahwa sebuah drone Israel menyerang fasilitas pengolahan gas di wilayah selatan Iran, memicu ledakan besar. Lokasi yang disasar diduga berada di sekitar ladang gas South Pars, salah satu pusat energi strategis Iran. Serangan ini, jika dikonfirmasi, menjadi insiden pertama Israel menyasar langsung infrastruktur minyak dan gas Iran.

Militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait laporan tersebut. Tingkat kerusakan di lokasi juga masih belum diketahui secara pasti.

Risiko Konflik Regional Meluas

Pihak China menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan yang menyasar fasilitas nuklir dan energi Iran, menyebutnya sebagai “preseden berbahaya” yang bisa memicu destabilisasi kawasan. Seruan serupa datang dari sejumlah negara di Timur Tengah yang meminta semua pihak menahan diri guna mencegah meluasnya konflik.

Kondisi ini semakin kompleks dengan latar belakang operasi militer Israel yang masih berlangsung di Gaza terhadap kelompok Hamas, yang disebut-sebut mendapat dukungan Iran. Operasi tersebut telah memasuki bulan ke-20 dan terus memicu respons keras dari Teheran.

Meskipun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen AS menyebut Iran tidak aktif mengembangkan senjata nuklir, Israel tetap menganggap program pengayaan uranium Teheran sebagai ancaman strategis.