Internasional

Kamboja Desak Gencatan Senjata Segera Usai Bentrokan Berdarah dengan Thailand

59
×

Kamboja Desak Gencatan Senjata Segera Usai Bentrokan Berdarah dengan Thailand

Share this article
Kamboja Desak Gencatan Senjata Segera Usai Bentrokan Berdarah dengan Thailand
Warga Kamboja dievakuasi dengan mengikuti kendaraan militer di Oddar Meanchey, Jumat, 25 Juli 2025, saat bentrokan besar terjadi di perbatasan dengan Thailand.

NewsRepublik.com, InternasionalKamboja menyerukan dilakukannya gencatan senjata tanpa syarat dengan Thailand. Pernyataan ini disampaikan oleh perwakilan Kamboja dalam sidang tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (25/7/2025).

Sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama antara Kamboja dan Thailand kembali memanas dan berubah menjadi pertempuran hebat pada Kamis (24/7), yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat. Situasi ini mendorong Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat untuk membahas krisis tersebut.

“Kamboja meminta gencatan senjata segera—tanpa syarat apa pun—dan kami juga menyerukan penyelesaian damai atas sengketa ini,” ujar Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, setelah menghadiri pertemuan DK PBB bersama delegasi Thailand, dikutip dari CNA.

Suara dentuman artileri terus terdengar di sisi perbatasan Kamboja pada Jumat. Di Provinsi Oddar Meanchey, satu warga sipil—seorang pria berusia 70 tahun—dilaporkan tewas, sementara lima orang lainnya mengalami luka-luka.

Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan bahwa lebih dari 138.000 warga telah dievakuasi dari wilayah perbatasan. Tercatat 15 korban jiwa, terdiri atas 14 warga sipil dan satu personel militer, serta 46 orang lainnya terluka, termasuk 15 anggota militer.

Kedua negara saling tuding sebagai pihak yang melepaskan tembakan pertama. Dalam pertemuan DK PBB, utusan Kamboja mempertanyakan klaim Thailand yang menyebut negaranya—yang secara militer lebih kecil dan kurang berkembang—memulai konflik.

Sementara itu, Thailand menuding Kamboja telah menargetkan infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit yang terkena tembakan artileri serta sebuah SPBU yang dihantam setidaknya satu roket.

“(Dewan Keamanan) menyerukan agar kedua pihak menahan diri secara maksimal dan menempuh solusi diplomatik. Itulah juga yang kami serukan,” tegas Chhea Keo.


PM Thailand Tegaskan Bentrokan Kembali Terjadi

Warga Thailand di pusat evakuasi di Provinsi Surin, Jumat (25/7/2025). Mereka terpaksa mengungsi akibat bentrokan militer Thailand-Kamboja.

Militer Thailand melaporkan bahwa pertempuran kembali pecah di tiga wilayah pada Jumat sekitar pukul 04.00 WIB, saat pasukan Kamboja melancarkan tembakan senjata berat, artileri medan, dan sistem roket BM-21. Pasukan Thailand membalas dengan tembakan yang dianggap proporsional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, menyatakan pertempuran mulai mereda pada Jumat sore. Ia menambahkan bahwa Bangkok terbuka untuk dialog, termasuk kemungkinan dengan mediasi Malaysia.

“Kami siap, jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, secara bilateral, atau bahkan melalui Malaysia, kami siap melakukan itu. Namun, sejauh ini kami belum mendapat respons apa pun,” kata Nikorndej kepada AFP, sebelum digelarnya pertemuan PBB.

Malaysia saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, yang juga menaungi Thailand dan Kamboja sebagai anggota.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, memperingatkan situasi dapat berkembang menjadi perang jika terus memburuk.

“Untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan,” ujarnya.