NewsRepublik.com, Internasional – Otoritas Kamboja menangkap lebih dari 200 warga negara Vietnam dalam rangkaian penggerebekan terhadap pusat-pusat penipuan online. Pernyataan ini disampaikan pihak kepolisian pada Rabu (16/7/2025), menindaklanjuti instruksi langsung dari Perdana Menteri Hun Manet yang memerintahkan aksi besar-besaran memberantas kejahatan siber.
Hun Manet mengeluarkan perintah pada Selasa (15/7), yang menginstruksikan aparat penegak hukum dan militer untuk mencegah serta memberantas praktik penipuan online. Ia juga menegaskan bahwa pejabat yang gagal mengambil tindakan akan kehilangan jabatannya, sebagaimana dilaporkan CNA.
Polisi mengungkap, penggerebekan dilakukan pada Senin (14/7) dan Selasa di dua gedung di Phnom Penh yang diketahui menjadi markas jaringan penipuan online. Dari lokasi tersebut, aparat menangkap 149 warga Vietnam, tiga warga negara China, serta 85 warga Kamboja.
Sementara di kota pesisir Sihanoukville, penggerebekan pada Selasa di empat titik berbeda menghasilkan penangkapan terhadap 63 warga Vietnam dan penyitaan 54 unit komputer. Informasi tersebut tercantum dalam laporan polisi yang diperoleh kantor berita AFP pada Rabu.
Pusat-pusat penipuan online di Asia Tenggara menjadi sorotan dunia internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut kawasan ini sebagai “ground zero” dari industri penipuan global. Modus yang kerap digunakan melibatkan tipu daya melalui hubungan asmara atau tawaran bisnis di media sosial.
Skala Besar Penipuan Online di Asia Tenggara
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5092670/original/047624400_1736788726-scam-7478783_1280.jpg)
Banyak korban yang berhasil diselamatkan dari pusat-pusat penipuan online di Asia Tenggara mengaku mereka dijebak atau direkrut melalui modus tipu daya.
Laporan Amnesty International yang dirilis bulan lalu mengungkap pelanggaran serius dalam skala besar di pusat-pusat penipuan di Kamboja. Setidaknya terdapat 53 kompleks penipuan di negara tersebut yang menjadi tempat operasi kelompok kriminal terorganisir melakukan perdagangan manusia, kerja paksa, pekerja anak, penyiksaan, perampasan kebebasan, hingga perbudakan.
Pada Maret lalu, Kamboja mendeportasi 119 warga Thailand dari total 230 warga negara asing yang ditahan dalam penggerebekan terhadap dugaan pusat penipuan siber di kota perbatasan Poipet.
Sementara itu, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada April memperingatkan bahwa industri penipuan online kini mulai meluas di luar Asia Tenggara. Kelompok kriminal dikabarkan tengah membangun jaringan baru di wilayah jauh seperti Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Eropa, serta beberapa pulau di kawasan Pasifik.












