NewsRepublik.com, Kesehatan – Kedutan pada mata tak selalu sepele. Bila disertai dengan turunnya kelopak mata secara tiba-tiba, kondisi tersebut bisa menjadi gejala dari penyakit autoimun yang dikenal sebagai Myasthenia Gravis.
Myasthenia Gravis merupakan gangguan neuromuskular yang disebabkan oleh respons keliru dari sistem imun. Alih-alih melindungi tubuh, sistem kekebalan justru menyerang jaringan saraf dan otot sendiri. Hal ini dijelaskan oleh dokter spesialis saraf konsultan, Ahmad Yanuar Safri.
“Dalam kondisi ini, sistem imun keliru mengenali sel tubuh sendiri sebagai ancaman. Akibatnya, terjadi gangguan pada komunikasi antara saraf dan otot, sehingga otot menjadi cepat lelah,” ungkap Ahmad dalam acara Health Talk bertajuk Myasthenia Gravis: Lebih dari Sekedar Lelah, yang digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa hingga kini penyebab pasti munculnya Myasthenia Gravis masih belum diketahui secara pasti. “Kita belum tahu mengapa bisa muncul autoimun ini, atau kenapa sistem imun bisa menyerang sambungan saraf,” jelasnya.
Gejala Myasthenia Gravis Sering Tak Disadari
Dokter spesialis saraf konsultan, Ahmad Yanuar Safri, mengungkapkan bahwa kelelahan adalah gejala utama dari penyakit Myasthenia Gravis. Rasa lelah yang muncul disebabkan oleh gangguan pada sambungan antara saraf dan otot akibat serangan dari sistem imun.
Selain kelelahan, terdapat sejumlah gejala lain yang kerap diabaikan dan tidak dikenali sebagai tanda penyakit serius. Berikut adalah enam gejala yang patut diwaspadai:
-
Mudah lelah saat beraktivitas
-
Kelopak mata turun
-
Penglihatan ganda
-
Kesulitan berbicara, mengunyah, atau menelan
-
Lemas pada lengan atau kaki
-
Sulit bernapas (umum pada kasus berat)
Pada penderita Myasthenia Gravis, gangguan saat mengunyah dan menelan dapat menyebabkan tersedak, terutama saat mengonsumsi makanan bertekstur keras.
“Kalau sedang makan, bukan di awal, tapi saat proses makan berlangsung—terutama saat makan yang keras seperti steak atau daging—itu mulai muncul kesulitan mengunyah atau tersedak,” jelas Ahmad.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
President Director Menarini Indonesia, Idham Hamzah, mengingatkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala Myasthenia Gravis (MG) dapat berujung pada konsekuensi serius, termasuk kematian.
“Masyarakat umum masih belum tahu tentang MG, dampaknya, dan penderitaan yang dialami pasien,” ujar Idham.
Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis saraf Ahmad Yanuar Safri menyebutkan beberapa kondisi yang perlu diwaspadai sebagai sinyal untuk segera memeriksakan diri ke dokter, antara lain:
-
Gejala lemah otot yang muncul perlahan dan tidak membaik
-
Kelopak mata turun secara tiba-tiba
-
Sering tersedak saat makan atau minum
-
Rasa lemas yang tidak sesuai dengan usia atau tingkat aktivitas
Sementara itu, dokter spesialis saraf Zicky Yombana, yang juga merupakan penyintas Myasthenia Gravis, membagikan pengalamannya saat menghadapi gejala penyakit ini. Ia mengaku kehilangan kekuatan otot secara tiba-tiba saat tampil sebagai pemain band sewaktu kuliah.
“Stick drum yang saya pegang bisa jatuh sendiri di lagu kedua,” kenangnya.
Zicky menekankan pentingnya deteksi dini dan segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gejala lemah otot yang datang dan pergi. “Jika Anda merasakan kelemahan otot yang hilang timbul, segera konsultasikan ke dokter saraf. Itu kunci untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik, dan memungkinkan untuk kembali hidup secara produktif,” tegasnya.
Bedakan Lelah Biasa dan Lelah Akibat Myasthenia Gravis
Perbedaan antara rasa lelah biasa dan kelelahan akibat Myasthenia Gravis turut dijelaskan oleh dr. Zicky Yombana, dokter spesialis saraf yang berpraktik di RS Brawijaya Saharjo, Jakarta.
Menurut Zicky, kelelahan biasa atau burnout merupakan kondisi tubuh yang merasa lelah akibat aktivitas yang padat, namun seseorang masih mampu menjalankan kegiatan selanjutnya.
“Kalau cuma burnout, biasanya setelahnya masih bisa lanjut beraktivitas. Misalnya, habis kerja masih bisa ke kantor, main padel—itu bukan Myasthenia Gravis,” ujar Zicky.
Namun, kelelahan akibat Myasthenia Gravis terasa sangat berbeda. Kelemahan otot bisa muncul secara signifikan, bahkan membuat penderitanya sulit untuk melakukan aktivitas ringan.
“Kalau sampai benar-benar lemas, itu perlu dicermati. Bisa jadi itu bukan lelah biasa. Prinsip saya, kalau tubuh menunjukkan gangguan kesehatan, lebih baik berpikir lebay daripada terlalu santai. Karena kalau terlalu santai, nanti bisa kecolongan,” lanjutnya.












