Internasional

Korea Utara Tuduh Korea Selatan Lakukan Provokasi dengan Tembakan Peringatan

38
×

Korea Utara Tuduh Korea Selatan Lakukan Provokasi dengan Tembakan Peringatan

Share this article
Korea Utara Tuduh Korea Selatan Lakukan Provokasi dengan Tembakan Peringatan
Tentara berjaga di pos militer Korea Utara dengan bendera berkibar, tampak dari Paju, Korea Selatan, 26 Juni 2024. (Dok. AP/Lee Jin-man, Arsip)

NewsRepublik.com, InternasionalKorea Utara pada Sabtu (23/8/2025) menuding Korea Selatan melakukan provokasi serius setelah tentaranya ditembaki dengan tembakan peringatan saat memasang barikade di perbatasan kedua negara.

Wakil Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea, Ko Jong Chol, seperti dikutip AP, menyebut tembakan peringatan yang terjadi Selasa (19/8) bertepatan dengan latihan militer musim panas gabungan Korea Selatan–Amerika Serikat. Ia menuduh Seoul sengaja berupaya meningkatkan ketegangan.

Tak lama setelah pernyataan tersebut, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan membenarkan bahwa militer melepaskan tembakan peringatan pada Selasa sore ke arah tentara Korea Utara yang sempat melintasi garis demarkasi militer di kawasan perbatasan tengah saat melakukan pekerjaan konstruksi yang tidak dijelaskan rinci. Militer Korea Selatan menambahkan, para tentara itu segera kembali ke wilayah Utara tanpa ada insiden lanjutan, dan Korea Utara tidak membalas tembakan.

Dalam beberapa bulan terakhir, militer Korea Selatan kerap menggunakan pengeras suara maupun tembakan peringatan untuk menghalau tentara Korea Utara yang melintas ke wilayah demarkasi. Sebagian besar insiden dipandang sebagai kejadian tidak disengaja, ketika pasukan Korea Utara tengah membangun barikade anti-tank, memasang ranjau, serta melakukan pekerjaan lain guna memperkuat pertahanan perbatasan di tengah meningkatnya ketegangan.


Sebagai Musuh Permanen

Ilustrasi Korea Utara dan Korea Selatan.
Ilustrasi Korea Utara dan Korea Selatan. (Dok. Pixabay/kirill_makes_pics)

Ko Jong Chol menjelaskan, saat insiden tembakan peringatan terjadi, tentara Korea Utara tengah membangun barikade untuk secara permanen menutup perbatasan selatan, sebagai bagian dari upaya memisahkan kedua Korea. Namun, menurutnya, pihak Korea Selatan merespons dengan pengeras suara dan tembakan peringatan.

Ko menambahkan, Korea Utara telah memberi tahu pasukan AS di Korea Selatan mengenai rencana pembangunan perbatasan tersebut pada 25 Juni dan 18 Juli, guna mencegah bentrokan yang tidak disengaja.

“Sebagai komandan yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan keamanan perbatasan selatan, saya dengan tegas menuntut (pihak Korea Selatan) segera menghentikan provokasi berbahaya yang bertujuan menjadikan proyek fortifikasi di perbatasan selatan—yang perlu untuk mempertahankan kedaulatan kami—sebagai alasan untuk meningkatkan ketegangan,” ujar Ko.

Permusuhan antara kedua Korea semakin memanas, dipicu kebijakan keras mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang memperluas latihan militer bersama AS serta menghidupkan kembali propaganda perbatasan. Korea Utara memandangnya sebagai bentuk permusuhan terbuka, sementara Kim Jong Un semakin gencar memamerkan kekuatan nuklir sekaligus mempererat hubungan dengan Rusia di tengah perang Ukraina.

Mengutip perluasan latihan militer Korea Selatan–AS dan kebijakan garis keras pemerintah konservatif Seoul sebelumnya, Kim Jong Un pada tahun lalu menyatakan Korea Utara meninggalkan tujuan lama untuk reunifikasi damai. Ia bahkan memerintahkan perubahan konstitusi guna menandai Korea Selatan sebagai musuh permanen.

Hingga kini, rezim Kim Jong Un menolak berbagai upaya diplomasi dari Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung. Padahal, pekan lalu Lee menegaskan komitmen untuk memulihkan perjanjian militer antar-Korea 2018 yang bertujuan meredakan ketegangan di perbatasan, sembari mendesak Pyongyang agar mau membangun kembali kepercayaan dan melanjutkan dialog.