NewsRepublik.com, Internasional – Korea Utara kembali menunjukkan kekuatan militernya dengan menembakkan dua rudal pertahanan udara terbaru dalam uji coba yang dipantau langsung oleh Kim Jong Un.
Media pemerintah KCNA, Minggu (24/8/2025), melaporkan bahwa rudal tersebut diklaim memiliki kemampuan tempur superior dengan teknologi unik, meski tanpa memberikan detail spesifikasi maupun lokasi peluncuran.
Menurut laporan itu, uji coba yang digelar Sabtu (23/8) membuktikan rudal baru tersebut dirancang untuk menghancurkan berbagai target udara, mulai dari pesawat tanpa awak (drone) hingga rudal jelajah, sebagaimana dikutip dari laman BBC, Minggu (24/8).
Peluncuran ini berlangsung hanya beberapa jam setelah militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan ke arah sekitar 30 tentara Korea Utara yang melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ).
Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi insiden tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius di salah satu perbatasan paling ketat di dunia. Pyongyang kemudian menuding Seoul melakukan provokasi yang disengaja.
Korsel-AS Gelar Latihan Militer Gabungan
Di tengah meningkatnya ketegangan, Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer gabungan berskala besar sejak 18 hingga 29 Agustus 2025. Manuver ini diyakini semakin memperuncing situasi di Semenanjung Korea.
“Latihan tahunan selama 11 hari tersebut bernama Ulchi Freedom Shield,” ujar Juru Bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Lee Sung-jun, seperti dikutip Channel News Asia.
Lee menjelaskan, latihan tahun ini difokuskan untuk menguji respons yang ditingkatkan terhadap ancaman nuklir Korea Utara, sekaligus penggunaan teknologi modern dalam peperangan. Ia merujuk pada perkembangan konflik di Ukraina dan Timur Tengah sebagai salah satu acuan.
Presiden AS-Korsel Bertemu di Washington

Di jalur diplomasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung di Washington pada Senin mendatang. Lee, yang baru terpilih, sebelumnya berkampanye dengan janji meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.
Namun, upaya rekonsiliasi tersebut tidak mendapat respons positif. Adik perempuan Kim Jong Un secara terbuka menolak tawaran dialog dari pemerintahan Lee.
Kim Jong Un sendiri menyebut latihan gabungan AS-Korsel sebagai “paling bermusuhan dan konfrontatif,” sekaligus menegaskan rencana percepatan pengembangan persenjataan nuklir negaranya.
Awal tahun ini, Pyongyang juga mengklaim telah melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah dengan hulu ledak hipersonik yang diklaim mampu menghadapi setiap musuh di kawasan Pasifik.
Situasi semakin rumit dengan munculnya kekhawatiran terkait kemungkinan alih teknologi militer dari Rusia ke Korea Utara. Seoul sebelumnya menuding Moskow memasok rudal dan perlengkapan lain sebagai imbalan atas dukungan Pyongyang dalam perang di Ukraina.
Shin Wonsik, penasihat keamanan nasional era Presiden Yoon Suk Yeol, pada tahun lalu menyatakan Rusia turut berperan memperkuat jaringan pertahanan udara Korea Utara. Meski demikian, apakah uji coba rudal terbaru melibatkan teknologi Rusia, hingga kini belum dapat dipastikan.












