NewsRepublik.com, Internasional – Mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Melania Trump, diketahui mengirim surat pribadi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sang suami, Donald Trump. Surat tersebut menyinggung kondisi anak-anak Ukraina dan Rusia yang menjadi korban konflik berkepanjangan antara kedua negara.
Pejabat pemerintahan Donald Trump menyebut, isi surat itu juga menyinggung dugaan penculikan anak-anak setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Isu ini memang menjadi sorotan global, terlebih Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mendakwa Putin pada 2023 atas dugaan kejahatan perang berupa deportasi anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki ke Rusia. Hingga kini, Putin masih berstatus buronan di 125 negara.
Namun, surat Melania yang diperoleh Fox News pada Sabtu (16/8/2025) tidak secara gamblang menyebut soal penculikan atau pemindahan paksa anak-anak Ukraina. Surat tersebut justru bernada puitis, menyerukan agar anak-anak mendapat kesempatan tumbuh dalam cinta, keamanan, dan kebahagiaan.
“Yang terhormat Presiden Putin,” tulis Melania, dikutip dari The Guardian, Minggu (17/8).
“Setiap anak, di mana pun mereka lahir—di desa terpencil atau kota besar—memiliki impian yang sama: cinta, peluang, dan perlindungan dari bahaya.”
Ia menambahkan, “Setiap generasi memulai hidup mereka dengan kepolosan, melampaui geografi, pemerintahan, dan ideologi. Namun di dunia saat ini, banyak anak harus tertawa di tengah kegelapan, sebagai bentuk perlawanan diam-diam terhadap kekuatan yang bisa merenggut masa depan mereka.”
Alih-alih menuntut pemulangan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia, surat Melania itu secara halus meminta Putin untuk “mengembalikan tawa mereka”.
Melania Trump Desak Putin Ambil Langkah Nyata Soal Anak-Anak Ukraina

Dalam suratnya, Melania Trump menutup dengan ajakan agar Presiden Rusia Vladimir Putin segera mengambil tindakan konkret.
“Sebuah ide yang begitu berani melampaui segala perbedaan manusia. Dan Anda, Tuan Putin, bisa mewujudkannya dengan sebuah tanda tangan hari ini. Sudah waktunya,” tulis Melania.
Melania, yang berasal dari Slovenia, tidak hadir dalam pertemuan puncak antara Donald Trump dan Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8). Namun, ia pernah menyampaikan bahwa salah satu ambisinya saat menjadi ibu negara adalah meneladani Eleanor Roosevelt, tokoh yang dikenal karena perjuangannya membela hak anak di masa pemerintahan Franklin D. Roosevelt.
Sementara itu, Ukraina terus menegaskan bahwa pemindahan paksa puluhan ribu anak ke Rusia merupakan bentuk kejahatan perang sekaligus genosida, sebagaimana didefinisikan dalam konvensi PBB.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahkan menyampaikan apresiasinya atas perhatian Melania Trump. Hal itu ia sampaikan dalam percakapan telepon dengan Donald Trump pada Sabtu (16/8).
“Selama percakapan tersebut, Presiden Zelenskyy juga menyampaikan apresiasi kepada Ibu Negara Melania Trump atas perhatian dan upaya tulusnya untuk memulangkan anak-anak Ukraina yang dideportasi paksa,” ujar Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, melalui platform X. “Ini adalah tindakan kemanusiaan sejati.”












