Ekonomi

Mentan Amran: Indonesia Berpeluang Jadi Negara Adidaya dalam 10 Tahun lewat Hilirisasi Pertanian

26
×

Mentan Amran: Indonesia Berpeluang Jadi Negara Adidaya dalam 10 Tahun lewat Hilirisasi Pertanian

Share this article
Mentan Amran: Indonesia Berpeluang Jadi Negara Adidaya dalam 10 Tahun lewat Hilirisasi Pertanian
Mentan Amran: Indonesia Berpeluang Jadi Negara Adidaya dalam 10 Tahun lewat Hilirisasi Pertanian

NewsRepublik.com, Ekonomi – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara adidaya dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Kuncinya, menurut dia, terletak pada penguatan sektor pertanian melalui hilirisasi dan penciptaan nilai tambah.

Dalam paparannya di Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa (10/6/2025), Amran menekankan pentingnya transformasi menyeluruh pada sektor pertanian, tak hanya dari sisi produksi tetapi juga pengolahan dan industrialisasi.

“Hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita. Bila dilakukan secara konsisten dalam 10 tahun ke depan dengan komitmen yang kuat, Indonesia sangat mungkin menjadi negara superpower,” ujar Amran dalam pernyataan resmi.

Ia mencontohkan bagaimana pengolahan komoditas seperti kelapa dapat menghasilkan lonjakan nilai yang signifikan. Kelapa dalam yang awalnya hanya dihargai Rp 1.350 per kilogram, dapat meningkat menjadi Rp 145.000 per liter jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).

Selain kelapa, komoditas seperti kakao dan mete disebut mampu mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat. Bahkan, kelapa sawit telah berhasil diolah menjadi biofuel B50 yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan bakar solar.

Amran menegaskan, potensi besar ini harus ditopang dengan kebijakan yang berpihak dan strategis.

“Saat ini, dunia menghadapi tantangan besar, dengan lebih dari 58 negara dilanda krisis. Jika kebijakan kita bermasalah, maka negara pun ikut terdampak. Maka dari itu, penguatan sektor pertanian dari hulu ke hilir menjadi hal mutlak,” tegasnya.


Potensi Keuntungan Capai Rp 9.000 Triliun, Sektor Pertanian Dinilai Jadi Motor Ekonomi Nasional

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa strategi investasi pertanian yang tengah dijalankan pemerintah berpeluang mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan. Dengan investasi terarah, sektor ini diprediksi mampu mencetak keuntungan fantastis dan menyerap jutaan tenaga kerja.

“Dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, sektor pertanian berpotensi menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun, sekaligus membuka delapan juta lapangan kerja baru. Karena itu, arah kebijakan kami kini difokuskan langsung menyentuh petani dan masyarakat,” ujar Amran.

Ia menegaskan bahwa pertanian bukan sekadar soal produksi, tetapi juga soal menciptakan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat.

Meski demikian, Amran tak menampik adanya tantangan besar dalam membenahi sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Untuk menjawab itu, Kementerian Pertanian telah mengambil sejumlah langkah strategis guna mendorong efisiensi dan efektivitas kebijakan.

Langkah tersebut meliputi pengalihan anggaran agar lebih tepat sasaran, penyederhanaan 241 regulasi yang dinilai menghambat produksi, serta peningkatan sarana dan prasarana pendukung pertanian di berbagai daerah.


Mentan Ingatkan Industri Pertanian: Dahulukan Kepentingan Petani Indonesia

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengingatkan pelaku industri di sektor pertanian untuk menempatkan kesejahteraan petani dalam negeri sebagai prioritas utama. Peringatan ini disampaikan menyusul kekhawatiran terhadap praktik yang lebih menguntungkan petani luar negeri dibandingkan petani nasional.

“Kami minta seluruh industri di sektor pertanian untuk mengutamakan petani Indonesia,” ujar Amran kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).

Amran menekankan bahwa keberpihakan terhadap petani lokal adalah hal yang tak bisa ditawar. Menurutnya, industri dalam negeri harus menjadi garda depan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani, mulai dari aspek harga, akses pasar, hingga kemudahan dalam distribusi.

“Tidak boleh mendahulukan petani negara lain. Sekali lagi saya tekankan, seluruh industri di sektor pertanian, kami memohon dengan tegas—dahulukan petani Indonesia,” tegasnya.

Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menyeimbangkan hubungan antara pelaku industri dan petani dalam ekosistem pertanian nasional. Amran menyatakan bahwa pertumbuhan industri harus berjalan selaras dengan penguatan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak produksi pangan nasional.


Mentan Soroti Dugaan Praktik Mafia Beras di Pasar Induk Cipinang

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan bahwa kesejahteraan petani dalam negeri harus menjadi perhatian utama seluruh pelaku industri pertanian. Ia menyoroti adanya indikasi praktik tidak wajar dalam distribusi beras yang merugikan produsen maupun konsumen.

Amran mengungkapkan, pihaknya tengah mendalami dugaan praktik mafia beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, menyusul ditemukannya sejumlah kejanggalan dalam data distribusi dan harga.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri dan meminta agar segera dilakukan tindakan. Jangan biarkan produsen dan konsumen terus menjerit. Produsen menjerit karena harga di bawah HPP (Harga Pokok Penjualan), sementara konsumen menjerit karena harga melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi),” tegas Amran.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menghadapi pihak-pihak yang memainkan rantai distribusi pangan secara tidak adil. Langkah cepat dan tegas, menurutnya, dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga serta melindungi kepentingan petani dan masyarakat luas.