Ekonomi

Mentan Ungkap Kandungan Beras Patah di Beras Premium Tembus 59%

51
×

Mentan Ungkap Kandungan Beras Patah di Beras Premium Tembus 59%

Share this article
Mentan Ungkap Kandungan Beras Patah di Beras Premium Tembus 59%
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

NewsRepublik.com, EkonomiMenteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan temuan mengejutkan, kandungan beras patah (broken rice) pada kemasan beras premium mencapai 59 persen, jauh di atas standar maksimal 15 persen.

Berdasarkan pemeriksaan terhadap 10 sampel beras oplosan berlabel premium, kandungan broken rice tercatat berada di kisaran 30 hingga 59 persen.

“Aku bocorkan ya. Broken-nya kami ambil 10 (sampel) itu 30-59 persen. Kasih datanya itu,” ujar Mentan Amran saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

“Saya ulangin ya. 30-59 persen. Padahal broken premium itu (maksimal) 15 persen. Ekstrem kan? Ekstrem banget,” tegasnya.

Temuan tersebut berasal dari beras premium dan medium oplosan yang sebenarnya menggunakan beras kualitas rendah.

“Memang kualitasnya tidak sesuai standar yang tertulis. Labelnya premium, medium, tetapi sebenarnya beras yang ada adalah itu beras biasa,” ungkap Mentan.


Mentan Bongkar 212 Merek Beras Oplosan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, 212 merek beras diduga oplosan karena kualitas dan mutunya tidak sesuai standar.

“Semuanya ini yang 212 merek, kami sudah kirim langsung ke pak Kapolri, kemudian Satgas Pangan, dan pak Jaksa Agung. Mudah-mudahan ini diproses cepat,” ujar Mentan Amran beberapa waktu lalu.

Ia menekankan agar para pengusaha menjual beras sesuai standar yang ditetapkan. “Contoh, ada volume mengatakan 5 kg, padahal 4,5 kg. Kemudian ada yang 86 persen mengatakan ini premium/medium, padahal itu beras biasa,” tuturnya.


Penipuan Beras Premium Tanpa Toleransi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Hasil investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) bersama tim pengawasan pangan di sejumlah wilayah menemukan beras bermerek dijual dengan harga premium, namun isinya campuran dengan beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium. Kasus ini menjadi sorotan publik karena merugikan masyarakat dan petani.

Mentan menegaskan, pihaknya tidak akan memberi toleransi bagi pelaku pengoplosan. “Kami akan menindak tegas praktik seperti ini. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani, konsumen, dan juga semangat swasembada pangan,” ujarnya.


Indonesia Kembali Ekspor Beras dan Jagung

Presiden Prabowo Subianto di Sidang MPR
Presiden Prabowo Subianto di Sidang MPR

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, produksi pangan nasional mencapai salah satu capaian tertinggi dalam sejarah, sehingga memungkinkan Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung untuk pertama kalinya.

Dia menjelaskan, peningkatan produksi beras nasional membuat cadangan beras pemerintah (CBP) tembus lebih dari 4 juta ton, rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

“Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung,” ujar Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI – DPD RI, di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Pemerintah juga memberikan sejumlah stimulus untuk mendongkrak produksi pangan nasional, mulai dari memangkas rantai distribusi pupuk hingga bantuan alat sistem pertanian.

Selain itu, harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani diatur stabil sebesar Rp6.500 per kilogram.

“Saya perhatikan di mana-mana, para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat,” ungkapnya.