Internasional

Meteorit Tertua di Georgia AS Ternyata Lebih Tua dari Bumi

43
×

Meteorit Tertua di Georgia AS Ternyata Lebih Tua dari Bumi

Share this article
Meteorit Tertua di Georgia AS Ternyata Lebih Tua dari Bumi
Foto yang diambil dari rekaman video ini menunjukkan sebuah benda terang melintas di langit di McDonough, Georgia, Amerika Serikat pada Kamis (26/6/2025).

NewsRepublik.com, Internasional – Sebuah meteorit yang menghantam sebuah rumah di Amerika Serikat (AS) diketahui berusia lebih tua dari planet Bumi.

NASA mengonfirmasi, benda angkasa tersebut melintas di siang hari sebelum meledak di atas wilayah Negara Bagian Georgia pada 26 Juni. Peneliti dari University of Georgia kemudian memeriksa fragmen batu yang menembus atap rumah di Kota McDonough.

Hasil analisis menunjukkan, berdasarkan jenisnya, meteorit itu terbentuk sekitar 4,56 miliar tahun lalu, atau sekitar 20 juta tahun lebih tua dari Bumi, seperti dilansir BBC.

Ratusan warga di Georgia dan negara bagian sekitarnya melaporkan melihat bola api di langit disertai suara dentuman keras. Batu tersebut sempat mengecil ukurannya dan melambat lajunya, namun masih bergerak dengan kecepatan sedikitnya 1 km per detik sebelum menghantam rumah di Henry County.

Fragmen yang mengenai bangunan itu diserahkan kepada para ilmuwan untuk diteliti asal-usulnya.

Meteorit, yang memasuki atmosfer, memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya sampai ke tanah di McDonough,” ujar Scott Harris, ahli geologi University of Georgia.

Melalui pengamatan mikroskop optik dan mikroskop elektron, Harris dan timnya menemukan bahwa batu tersebut adalah kondrit—jenis meteorit batu paling umum di Bumi. Berdasarkan jenisnya, usianya diperkirakan mencapai 4,56 miliar tahun.

Pemilik rumah menyebut masih menemukan serpihan debu luar angkasa di sekitar rumahnya akibat peristiwa tersebut.

“Dulu hal seperti ini hanya diharapkan terjadi sekali dalam beberapa dekade, bukan berkali-kali dalam 20 tahun,” kata Harris. “Teknologi modern, ditambah perhatian publik, akan membantu kita menemukan semakin banyak meteorit.”

Harris berencana memublikasikan temuan terkait komposisi dan kecepatan asteroid tersebut, yang diharapkan dapat membantu memahami ancaman asteroid di masa depan.

“Suatu hari nanti mungkin saja — dan kita tidak pernah tahu kapan — sesuatu yang besar menabrak dan menimbulkan situasi yang katastrofis. Jika kita bisa mengantisipasinya, tentu kita ingin melakukannya,” ujarnya.