Pariwisata

Nasib Stairlift di Candi Borobudur Usai Kunjungan Macron

78
×

Nasib Stairlift di Candi Borobudur Usai Kunjungan Macron

Share this article
Nasib Stairlift di Candi Borobudur Usai Kunjungan Macron
Puluhan Biksu Buddha Panjatkan Doa di Puncak Candi Borobudur. (YASUYOSHI CHIBA/AFP)

NewsRepublik.com, Pariwisata – Pemasangan stairlift Candi Borobudur sempat menuai pro dan kontra beberapa bulan lalu. Fasilitas tersebut dibangun menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis, 29 Mei 2025, sebelum wacana penggunaannya secara permanen disinggung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Lantas, bagaimana nasibnya kini?

Plt. Commercial Group Head PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC), Yusuf Eko Nugroho, memastikan stairlift tersebut sudah dibongkar. “Kemarin itu baru uji coba,” ujarnya saat ditemui dalam rangkaian media trip bersama Traveloka di Magelang, Jawa Tengah, Selasa, 12 Agustus 2025.

Yusuf menegaskan pemasangan stairlift sejatinya tidak semata-mata untuk kunjungan kenegaraan, melainkan sebagai fasilitas pendukung bagi pengunjung, khususnya umat Buddha yang hendak beribadah. “Para bhikkhu rata-rata sudah berumur dan agak kesulitan untuk naik,” katanya.

Ia menambahkan, pemasangan stairlift dilakukan tanpa merusak struktur candi. “Itu betul-betul hanya plack MP, cuma ditaruh saja. Dilepasnya tinggal diangkat, tidak ada material yang ditanam atau merusak,” tegasnya.


Bakal Dipasang Permanen?

Bangunan chattra Candi Borobudur yang masih diragukan keaslian batunya oleh para arkeolog kini tersimpan di Museum dan Cagar Budaya kawasan Candi Borobudur, Magelang.
Bangunan chattra Candi Borobudur yang masih diragukan keaslian batunya oleh para arkeolog kini tersimpan di Museum dan Cagar Budaya kawasan Candi Borobudur, Magelang.

Yusuf menjelaskan, “Karena kemarin baru uji coba dan kajiannya masih berjalan dengan kementerian-kementerian terkait, sementara ini dicopot dulu. Ke depannya (akan dipasang atau tidak), kami belum tahu.”

Stairlift sebelumnya dipasang dari lantai dua hingga lantai enam dari total 10 lantai di candi Buddha terbesar di dunia tersebut. Menurut Yusuf, titik itu memang cukup curam. “(Anak) tangga lantai satu masih lebar-lebar, tapi dari dua ke enam itu betul-betul pendek,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan menyampaikan bahwa sejumlah cagar budaya dunia juga sudah dipasangi stairlift. “Nggak ada masalah, untuk inklusivitas, di semua cagar budaya dunia sudah dipasang (stairlift). Kami sudah lama merencanakannya dan akan kami coba permanenkan,” kata Menbud di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Kamis, 29 Mei 2025.


Komentar Pro-Kontra Pemasangan Stairlift

Pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi wisatawan yang berkunjung pada masa uji coba pembukaan wisata candi tersebut mulai Rabu, 1 Juli 2020.
Pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi wisatawan yang berkunjung pada masa uji coba pembukaan wisata candi tersebut mulai Rabu, 1 Juli 2020.

Seniman sekaligus budayawan asal Yogyakarta, Jumaldi Alfi, menolak rencana pemasangan stairlift di Candi Borobudur. “Saya menyayangkan pemasangan (stairlift) tersebut,” ujarnya, Sabtu (31/5/2025).

Menurut Jumaldi, niatan itu mencerminkan sikap tunabudaya. “Tidak menghargai kebudayaan bangsa sendiri,” tegasnya.

Ia menilai Candi Borobudur merupakan warisan adiluhung, yakni karya luhur yang memiliki nilai tinggi dalam budaya Jawa. Jumaldi menjelaskan, setiap undakan candi menyimpan pengejawantahan ilmu kehidupan. Untuk mencapai Nirwana, harus melalui perjalanan panjang lewat tiga fase: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

Aktor sekaligus budayawan Butet Kartaredjasa juga menyuarakan keberatan serupa. “Nanti bisa saja ada yang rusak atau rubuh walau katanya tidak pakai baut atau ditanam,” kata Butet, Jumat (30/5/2025).


Tak Bisa Korbankan Aspek Konservasi

Candi Borobudur sebagai warisan dunia UNESCO dan ikon kebanggaan Indonesia, telah direvitalisasi untuk memastikan kelestarian dan daya tariknya sebagai destinasi wisata kelas dunia. (Dok Danareksa)
Candi Borobudur sebagai warisan dunia UNESCO dan ikon kebanggaan Indonesia, telah direvitalisasi untuk memastikan kelestarian dan daya tariknya sebagai destinasi wisata kelas dunia. (Dok Danareksa)

Butet Kartaredjasa menilai, tujuan memudahkan akses bagi lansia dan penyandang disabilitas tidak bisa dijadikan alasan untuk menambahkan fasilitas baru di Candi Borobudur. Menurutnya, pengunjung memang sudah dibatasi di area tertentu dan aturan itu seharusnya tetap dijalankan.

Sebaliknya, Direktur Forum Buddhis Indonesia (FBI), Adian Radiatus, berpandangan bahwa pemasangan penunjang tangga di Borobudur justru merupakan bentuk keterbukaan candi Buddha terbesar di dunia itu untuk aktivitas keagamaan, wisata, maupun penelitian.

“Pemasangan ini tentu sudah dipikirkan sangat matang, termasuk mengedepankan aspek konservasi candi itu sendiri. Pemerintah tidak mungkin ingin merusak, apalagi menghancurkan sebuah situs peninggalan yang bernilai,” ujar Adian di Jakarta, dikutip Antara.

Adian menegaskan, pemasangan stairlift dilakukan secara hati-hati mengingat Borobudur merupakan bangunan bersejarah yang telah diakui dunia. Ia menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut melibatkan berbagai ahli untuk memberikan pertimbangan sebelum pemasangan fasilitas tersebut.