Teknologi

OpenAI Teken Kontrak Raksasa dengan Oracle Senilai Rp490 Triliun per Tahun

45
×

OpenAI Teken Kontrak Raksasa dengan Oracle Senilai Rp490 Triliun per Tahun

Share this article
OpenAI Teken Kontrak Raksasa dengan Oracle Senilai Rp490 Triliun per Tahun
Kreator ChatGPT OpenAI Bikin Alat untuk Deteksi Teks Buatan AI atau Manusia. (Doc: OpenAI)

NewsRepublik.com, TeknologiOpenAI resmi mengumumkan kesepakatan strategis dengan Oracle senilai USD 30 miliar atau sekitar Rp490 triliun per tahun untuk pengembangan layanan pusat data berskala besar.

Kerja sama ini tercatat sebagai salah satu kontrak infrastruktur cloud terbesar dalam sejarah industri teknologi.

Mengutip laporan TechCrunch, Minggu (27/7/2025), CEO OpenAI Sam Altman membenarkan adanya kemitraan strategis dengan Oracle, meski nilai kontrak tidak diungkap secara rinci dalam pernyataan resmi perusahaan.

Sebelumnya, melalui dokumen keuangan yang disampaikan ke SEC pada 30 Juni, Oracle mencantumkan adanya kontrak layanan cloud bernilai USD 30 miliar per tahun, namun tidak menyebutkan identitas mitra bisnisnya saat itu.

Kini terungkap bahwa kerja sama tersebut mencakup pembangunan infrastruktur pusat data dengan kapasitas mencapai 4,5 gigawatt, yang merupakan bagian dari proyek Stargate—kolaborasi ambisius antara OpenAI, Oracle, dan SoftBank.

Proyek Stargate disebut-sebut sebagai fondasi utama untuk mendukung komputasi kecerdasan buatan berskala besar di masa mendatang.


Nilai Kontrak Pecahkan Rekor, Tantangan Infrastruktur Menanti Oracle

Kesepakatan antara OpenAI dan Oracle senilai USD 30 miliar per tahun mencatatkan rekor baru dalam industri layanan cloud global.

Angka tersebut bahkan melampaui total pendapatan tahunan Oracle dari segmen bisnis cloud pada tahun fiskal 2025 yang tercatat sebesar USD 24,5 miliar.

Efek pengumuman kerja sama ini langsung terasa di pasar: saham Oracle mengalami lonjakan signifikan, dan Larry Ellison—pendiri sekaligus Chief Technology Officer Oracle—resmi dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di dunia versi Bloomberg.

OpenAI mengungkapkan bahwa kapasitas 4,5 gigawatt dalam proyek ini setara dengan dua Bendungan Hoover, cukup untuk menyediakan pasokan listrik bagi sekitar empat juta rumah tangga.

Dengan nilai mencapai USD 500 miliar, proyek Stargate pun disebut sebagai salah satu inisiatif infrastruktur kecerdasan buatan terbesar sepanjang sejarah.

Namun, Oracle kini menghadapi tantangan besar, terutama dalam membangun fasilitas Stargate I, pusat data berskala masif yang berlokasi di Abilene, Texas. Proyek ini menuntut investasi besar serta konsumsi energi yang sangat tinggi.

Dalam dua tahun terakhir, Oracle diketahui telah mengalokasikan lebih dari USD 46 miliar untuk belanja modal infrastruktur sebagai bagian dari ekspansi agresif di sektor cloud.


Kolaborasi Strategis OpenAI–Oracle dan Dampak Sosial-Ekonomi

Logo Oracle (sumber : computerweekly.com)

Proyek Stargate secara resmi dijalankan oleh Stargate LLC, entitas usaha patungan yang dibentuk oleh OpenAI, Oracle, dan SoftBank.

Kolaborasi strategis ini menargetkan pembangunan infrastruktur pusat data berbasis kecerdasan buatan dengan total kapasitas mencapai 10 gigawatt dalam kurun empat tahun ke depan, hingga tahun 2029. Oracle menjadi mitra pertama yang merealisasikan komitmennya melalui pembangunan awal dengan kapasitas sebesar 4,5 gigawatt.

Dengan tambahan tersebut, OpenAI kini mengelola total kapasitas pusat data lebih dari 5 gigawatt, angka yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kebutuhan AI saat ini.

Kemitraan ini juga diproyeksikan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan baru, khususnya di sektor konstruksi serta operasional fasilitas pusat data.

Sebagian proses pembangunan telah berjalan di Abilene, Texas, lokasi proyek Stargate I yang menjadi titik awal realisasi infrastruktur berskala besar ini.

Menariknya, meskipun SoftBank merupakan bagian dari Stargate LLC, kontrak pembangunan awal sebesar 4,5 gigawatt kali ini diteken secara eksklusif oleh OpenAI dan Oracle tanpa keterlibatan langsung dari SoftBank dalam perjanjian khusus tersebut.


Oracle Tantang Dominasi AWS dan Azure dalam Persaingan Cloud AI Global

Kesepakatan strategis bernilai besar antara OpenAI dan Oracle menjadi titik balik signifikan dalam peta persaingan infrastruktur cloud berskala global.

Selama ini, dominasi pasar cloud lebih banyak dipegang oleh Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure. Namun, dengan kontrak senilai USD 30 miliar per tahun dari OpenAI, Oracle kini melesat sebagai salah satu pemain kunci dalam penyediaan infrastruktur untuk kecerdasan buatan berskala besar.

Diperkirakan, pendapatan Oracle dari sektor cloud dapat menembus angka USD 30 miliar per tahun pada 2028, seiring meningkatnya permintaan komputasi dari mitra strategis seperti OpenAI.

Untuk mendukung ambisi tersebut, perusahaan ini juga diproyeksikan akan mengucurkan investasi hingga USD 40 miliar dalam beberapa tahun mendatang guna memperluas kapasitas dan daya saing layanannya.

Menurut para analis pasar, kerja sama ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Oracle yang tidak hanya memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan cloud global, tetapi juga memastikan ketersediaan infrastruktur daya dan komputasi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem AI secara berkelanjutan.

Kesepakatan ini bahkan dinilai sebagai salah satu langkah paling visioner dalam sejarah industri teknologi modern.