Internasional

Pasca Gencatan Senjata dengan Iran, Kini Israel Alihkan Fokusnya ke Gaza Kembali

9
×

Pasca Gencatan Senjata dengan Iran, Kini Israel Alihkan Fokusnya ke Gaza Kembali

Share this article
Pasca Gencatan Senjata dengan Iran, Kini Israel Alihkan Fokusnya ke Gaza Kembali
Pasca Gencatan Senjata dengan Iran, Kini Israel Alihkan Fokusnya ke Gaza Kembali

NewsRepublik.com, Internasional – Usai perjanjian gencatan senjata dengan Iran yang difasilitasi Amerika Serikat, militer Israel menyatakan kini kembali mengalihkan perhatian ke Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, pada Selasa (24/6), dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025).

“Kampanye terhadap Iran belum berakhir, tapi kami telah menyelesaikan fase penting. Kini kami masuk fase baru, dan fokus dialihkan kembali ke Gaza,” ungkap Zamir dalam sesi penilaian situasi.

Zamir mengklaim operasi udara terhadap Iran telah berhasil menunda pengembangan program nuklir negara tersebut selama bertahun-tahun. Ia juga menegaskan komitmen Israel untuk terus mengejar tujuan strategis di Gaza, yakni pembebasan para sandera dan pembubaran rezim Hamas.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai diberlakukan sejak Selasa dini hari, mengakhiri 12 hari eskalasi konflik bersenjata yang berlangsung sejak 13 Juni.

Meski begitu, serangan Israel ke Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023 belum juga mereda. Data otoritas Palestina menunjukkan lebih dari 56.000 korban jiwa, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Israel menyatakan operasi militernya di Gaza bertujuan untuk membebaskan sekitar 50 sandera yang ditawan Hamas, serta melumpuhkan kekuatan kelompok perlawanan Palestina tersebut.


ICJ Pernah Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant Terkait Gaza

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada November 2024 lalu sempat mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Keduanya diduga melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama operasi militer di Jalur Gaza.

Langkah ini diumumkan Jaksa ICC, Karim Khan, pada 20 Mei 2024. Dalam pernyataannya, Khan menyebut ada cukup alasan untuk meyakini bahwa Netanyahu dan Gallant secara sadar merampas hak penduduk sipil Gaza atas akses kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, bahan bakar, dan listrik—semuanya vital untuk kelangsungan hidup.

Panel hakim ICC yang terdiri dari tiga orang menyatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan kesadaran penuh sebagai bagian dari strategi militer Israel.

Selain kasus terhadap pejabat Israel, ICC juga menetapkan beberapa pimpinan Hamas sebagai tersangka kejahatan kemanusiaan. Mereka dituduh melakukan penyiksaan, penyanderaan, pemerkosaan, dan berbagai bentuk kekerasan seksual, terutama dalam konteks serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Tak hanya ICC, Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil di Gaza.


Kronologi Gencatan Senjata Akhiri 12 Hari Perang Iran Israel

Bagaimana kronologi gencatan senjata Iran Israel tercapai? Berikut ini ulasannya, mengutip Al Jazeera, Rabu (25/6/2025):

Sejak Minggu (22/6), Timur Tengah telah berubah dari perang yang meningkat menjadi gencatan senjata yang rapuh. Gencatan senjata sepertinya berhasil, dan apa yang disebut Presiden AS Donald Trump sebagai “Perang 12 Hari” antara Israel dan Iran sepertinya telah berakhir – untuk saat ini.

Sementara itu, Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan para pemimpin Iran semuanya mengklaim bahwa jeda dalam konflik tersebut terjadi atas dasar keinginan mereka.

Pada Sabtu (21/6) malam, atas perintah Israel, AS memasuki perang Israel-Iran dengan menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, “menghancurkannya sepenuhnya”, menurut pernyataan Trump.

Pada hari Senin (23/6), Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan udara AS terbesar di Timur Tengah, Al Udeid di Qatar.

Timur Tengah tampak siap menghadapi perang yang lebih luas dan lebih lama.

Namun dalam beberapa jam, Trump mengumumkan di Truth Social, platform media sosialnya, “Telah sepenuhnya disetujui oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total.”

Trump menyebutnya “Perang 12 Hari … yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan menghancurkan Timur Tengah”.

Empat jam setelah gencatan senjata seharusnya berlaku, Israel melancarkan serangan terhadap Iran sebagai balasan atas apa yang dikatakannya sebagai dua rudal balistik yang memasuki wilayah udaranya, diluncurkan dari Iran. Keduanya dicegat. Pembalasan Israel menghancurkan stasiun radar di dekat Teheran.

Trump sangat marah. “Saya benar-benar tidak senang Israel menyerang pagi ini,” katanya kepada wartawan.

“Kita punya dua negara yang telah berjuang begitu keras dan begitu lama, sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan.”

Iran mengatakan tidak menembakkan rudal tersebut. Pada pukul 11:30 GMT gencatan senjata kembali berlaku. Trump berbicara kepada Netanyahu.

“ISRAEL tidak akan menyerang Iran. Semua pesawat akan berbalik dan pulang, sambil melakukan ‘Gelombang Pesawat’ yang bersahabat ke Iran. Tidak ada yang akan terluka, Gencatan Senjata berlaku!” tulis Trump di Truth Social.


Usai Gencatan Senjata, Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan Militer

Pasca diumumkannya gencatan senjata yang dimediasi Presiden AS Donald Trump, baik Iran maupun Israel langsung mengklaim telah meraih kemenangan dalam konflik yang berlangsung selama hampir dua pekan terakhir.

Pemerintah Israel menyatakan pihaknya telah mencapai semua target strategis dalam Operasi Rising Lion. Dalam pernyataan resmi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mengumpulkan kabinetnya untuk menyampaikan bahwa ancaman ganda dari Iran—baik nuklir maupun rudal balistik—telah berhasil ditangkal. Israel pun berkomitmen akan merespons dengan keras jika gencatan senjata dilanggar.

“Kampanye melawan Iran belum berakhir, tapi kita telah menuntaskan fase penting,” ujar Kepala Staf Militer Eyal Zamir. Ia menegaskan bahwa operasi militer terbaru telah berhasil menunda program nuklir dan rudal Iran selama bertahun-tahun ke depan.

Sementara dari pihak Teheran, Dewan Keamanan Nasional Iran menyatakan bahwa kekuatan militernya telah “memaksa” Israel mundur dan menyetujui gencatan senjata secara sepihak. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) turut memuji serangan rudal yang mereka luncurkan ke wilayah Israel beberapa saat sebelum kesepakatan gencatan senjata diberlakukan.

“Serangan rudal terakhir menjadi pelajaran bersejarah dan tak terlupakan bagi musuh Zionis,” demikian pernyataan resmi IRGC yang dikutip media pemerintah Iran.