Sejarah

Paus Yohanes Paulus II Pulang Kampung: Ziarah Iman di Tanah Kelahiran

12
×

Paus Yohanes Paulus II Pulang Kampung: Ziarah Iman di Tanah Kelahiran

Share this article
Paus Yohanes Paulus II Pulang Kampung: Ziarah Iman di Tanah Kelahiran
Paus Yohanes Paulus II Pulang Kampung: Ziarah Iman di Tanah Kelahiran

NewsRepublik.com, Sejarah – Warsawa, 2 Juni 1979 – Dalam sebuah momen yang menyentuh dan sarat makna, Paus Yohanes Paulus II kembali ke tanah kelahirannya, Polandia, untuk pertama kalinya sejak menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Kunjungan ini tak hanya menjadi simbol kedekatan pribadi sang Paus dengan tanah airnya, tetapi juga mencerminkan harapan baru bagi rakyat Polandia di tengah tekanan rezim Komunis yang membelenggu negara itu.

Setibanya di Bandara Militer Okecie, Paus langsung berlutut dan mencium tanah Polandia — sebuah tindakan simbolis yang menggetarkan hati jutaan rakyatnya. Ia disambut secara resmi oleh Kepala Negara Henryk Jablonski dan Kardinal Stefan Wyszynski, Primata Polandia. Momen ini menandai awal dari ziarah sembilan hari yang penuh makna religius dan politis.

Dari bandara, iring-iringan Paus bergerak perlahan melewati kerumunan besar — sekitar dua juta orang memadati jalanan, menyambut dengan sorak sorai dan spanduk bertuliskan “Hidup Paus Kami!”. Puncaknya terjadi di Lapangan Kemenangan, di mana 250.000 umat berkumpul untuk mengikuti misa terbuka yang ia pimpin dengan penuh ketulusan dan spiritualitas.

Dalam pidato bersama Jablonski, Paus menegaskan bahwa kehadirannya bukan untuk agenda politik, melainkan ziarah iman. “Saya kembali sebagai seorang peziarah,” ucapnya dengan suara bergetar, “ke tanah yang membesarkan saya, ke tanah yang—melalui jalan tak terduga dari takdir—telah membawa saya ke Takhta Petrus.”

Simbol Harapan dan Tantangan dari Timur Eropa

Kunjungan ini datang di masa ketika Eropa Timur masih berada di bawah bayang-bayang ideologi Komunis. Namun kehadiran Paus, dengan pesan-pesan perdamaian, persatuan, dan iman, membawa energi baru yang merobek keheningan penuh ketakutan yang selama ini menyelimuti negara-negara blok timur.

Dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 15 menit, Paus menyentuh berbagai isu menyakitkan dari sejarah negaranya — termasuk luka mendalam akibat Perang Dunia II. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada negara-negara lain atas bantuan kepada Polandia, sembari mengakui kekecewaan yang dialami rakyatnya dalam perjuangan panjang menuju kebebasan.

Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika Paus mengenang spanduk dari umat Katolik Cekoslowakia yang berbunyi: “Ingatlah, Ayah, anak-anak Ceko Anda.” Ia menyatakan tidak akan melupakan mereka, dan itu menjadi sinyal kuat bahwa ia membawa suara umat Katolik tertindas dari seluruh Eropa Timur.

Ziarah ini kemudian berlanjut ke berbagai kota, termasuk Czestochowa, rumah bagi ikon Madonna Hitam di Biara Jasna Gora — simbol religius yang sangat dihormati oleh umat Katolik Polandia.

Lebih dari sekadar kunjungan, kembalinya Paus Yohanes Paulus II ke Polandia adalah pesan bagi dunia: bahwa harapan bisa hidup bahkan di tempat yang paling gelap, dan iman bisa menjadi kekuatan yang melampaui batas ideologi dan penindasan.